Sukses

3 Jembatan Gantung di Jateng Selesai Dibangun, Sekolah dan ke Pasar Jadi Lebih Mudah

Tiga jembatan gantung yang telah diselesaikan yaitu Jembatan Gantung Sidareja dan Jembatan Gantung Tanalum di Kabupaten Purbalingga serta Jembatan Gantung Nagasari-Suwidak di Kabupaten Banjarnegara.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan tiga jembatan gantung di Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa.

“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).

Tiga jembatan gantung yang telah diselesaikan yaitu Jembatan Gantung Sidareja dan Jembatan Gantung Tanalum di Kabupaten Purbalingga serta Jembatan Gantung Nagasari-Suwidak di Kabupaten Banjarnegara.

Jembatan Gantung Sidareja yang berlokasi di Desa Sidareja serta Jembatan Gantung Tanalum yang berlokasi di Desa Tanalum memiliki panjang dan lebar jembatan yang sama yaitu panjang 96 meter dan lebar 1,8 meter.

Sedangkan total panjang Jembatan Gantung Nagasari-Suwidak yang berlokasi di Desa Nagasari-Suwidak sekitar 60 meter dengan lebar jembatan 1,8 meter. Pembangunan ketiga jembatan gantung tersebut dimulai pada tahun 2021 dan selesai pada tahun 2022.

Dengan adanya tiga jembatan gantung tersebut diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar-kawasan serta memberikan alternatif bagi warga sekitar untuk meningkatkan produktivitas perekonomian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kementerian PUPR Mulai Bangun 4 Jembatan Gantung di Provinsi Aceh

Sebelumnya, Kementerian PUPR memulai pembangunan 4 jembatan gantung sepanjang 384 meter untuk meningkatkan konektivitas antar desa di Provinsi Aceh.

Keempat jembatan gantung dibangun dengan anggaran APBN Tahun 2022 senilai Rp 12,8 miliar yakni Jembatan Gantung Siron di Kabupaten Aceh Besar, Jembatan Gantung Desa Paloh - Gapong Meulum di Kabupaten Pidie serta 2 jembatan gantung di Kabupaten Bireuen yakni Lubok Pusaka dan Banda Masen.

Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.

“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Jembatan Gantung Siron dibangun sepanjang 120 meter untuk menghubungkan antara Gampong Siron Blang dengan Siron Krueng di Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Jembatan ini juga akan menggantikan jembatan lama yang rusak akibat bencana banjir pada 2018 lalu. Anggaran pembangunannya sebesar Rp 4,4 miliar dengan progres konstruksi sebesar 1,3 persen.

Jembatan gantung lainnya yang sudah mulai pekerjaan fisik adalah jembatan penghubung Desa Paloh - Gapong Meulum sepanjang 84 meter dengan anggaran senilai Rp 2,5 miliar. Manfaat jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa serta menjadi jalan produksi pertanian warga sehingga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal. Saat ini progres konstruksinya sudah 11,37 persen.

 

3 dari 3 halaman

Jembatan Gantung Lain

Selanjutnya Jembatan Gantung Lubok Pusaka dibangun dengan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar. Jembatan sepanjang 120 meter ini akan menghubungkan Desa Lubok Pusaka dan Sahraja yang berada di perbatasan antara Kabupaten Bireuen - Aceh Utara serta berdekatan dengan Aceh Timur.

Kehadiran jembatan akan langsung dirasakan masyarakat setempat, di mana anak-anak Desa Lubok Pusaka maupun Desa Sahraja yang hendak bersekolah harus menyeberang Sungai Arakundo dengan perahu. Progres konstruksi jembatan mencapai 2 persen.

Terakhir, Jembatan Gantung Banda Masen yang juga dibangun di Kabupaten Bireuen dengan anggaran APBN senilai Rp 2,7 miliar. Sesuai peruntukannya, jembatan yang memiliki panjang bentang 60 meter ini hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

Pembangunan konstruksi jembatan terus dipercepat guna mendukung akses mesyarakat dalam menjalankan aktivitas pertanian, seperti mempermudah akses dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi. Saat ini progres konstruksi jembatan sudah 2 persen.