Liputan6.com, Jakarta Wujudkan sinergi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (SI), Bank DKI dan Bank NTT tandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pembayaran digital melalui co-branding uang elektronik dan aplikasi digital.
MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho.
Baca Juga
Penandatanganan tersebut juga disaksikan oleh Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi serta Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh.
Advertisement
Lebih lanjut, ke depannya Bank DKI akan mendukung Bank NTT dalam implementasi transaksi non-tunai dengan menggunakan ekosistem digital yang dimiliki Bank DKI serta branding yang dipilih oleh Bank NTT.
Selain itu Bank NTT dapat menggunakan platform digital ataupun produk E-channel milik Bank DKI yang akan terintegrasi dengan JakCard sebagai kartu prepaid milik Bank DKI. Adapun penggunaannya dapat digunakan untuk berbagai merchant yang telah bekerjasama dengan Bank NTT maupun sebaliknya.
“Kolaborasi ini semakin mendorong perluasan penerapan transaksi non-tunai di seluruh Indonesia, dan harapannya dapat memberikan peningkatan ekonomi di berbagai sektor," ujar Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini, Rabu (25/5/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kartu Uang Elektronik
Sebagai informasi, pengembangan kartu uang elektronik JakCard Bank DKI telah dimulai sejak tahun 2007 saat pertama kali izin JakCard diterbitkan.
Hingga tahun 2021 JakCard telah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi non-tunai penggunanya seperti tiket transportasi MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, Railink dan jaringan Mikrotrans. Selain itu, JakCard juga dapat digunakan sebagai tiket masuk ke berbagai lokasi wisata dan pembayaran berbagai merchant.
Kinerja JakCard hingga tahun 2021 sendiri telah mencapai 3,8 juta kartu beredar dengan volume transaksi mencapai 10,5 milyar rupiah.Berbagai kolaborasi yang dijajaki Bank DKI dengan sejumlah BPD tidak hanya menjadi bentuk implementasi sinergi BPD SI namun juga menjadi penanda kepercayaan terhadap kapasitas teknologi yang dimiliki Bank DKI.
“Bank DKI juga terus berupaya untuk menghadirkan layanan ekosistem digital atau e-channel untuk mendorong penerapan transaksi non-tunai di berbagai komunitas di DKI Jakarta melalui JakOne Community Apps seperti JakOne Erte, JakOne Artri, dan Ancol Apps. Ke depan, Bank DKI akan terus melakukan inovasi layanan perbankan digital seperti JakOne Pay dan JakSchool” tutup Herry Djufraini.
Advertisement
Kantongi Rp 38,3 Triliun, Bank DKI Catat Pertumbuhan Kredit 13,7 Persen
Sebelumnya, Bank DKI berhasil membukukan pertumbuhan penyaluran kredit pada kuartal I 2022. Angkanya naik 13,7 persen dari Rp 33,6 triliun per Maret 2021, menjadi Rp 38,3 triliun pada Maret 202.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menyampaikan, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada sektor UMK yang meningkat sebesar 26,1 persen dari Rp 1,40 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 1,77 triliun pada Kuartal I 2022.
Ke depannya, Bank DKI akan terus mendorong pemberdayaan UMKM di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya. Melalui penyaluran kredit dan pembiayaan kepada pedagang UMKM JakPreneur dan pedagang BUMD Pangan seperti Perumda Pasar Jaya, Food Station, Dharma Jaya.
"Mulai tahun 2022, Bank DKI juga dipercaya untuk menyalurkan program Kredit Usaha Rakyat sebesar Rp1 triliun kepada pelaku UMKM," ujar Romy dalam keterangan tertulis, Minggu (24/4/2022).
Untuk segmen konsumer, Bank DKI pada kuartal I 2022 juga mengalami pertumbuhan secara year on year sebesar 12,8 persen, dari semula tercatat sebesar Rp 13,56 triliun pada kuartal I 2021 menjadi sebesar Rp 15,3 triliun.
Selanjutnya untuk segmen komersial pada kuartal I 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 19,6 persen, dari semula tercatat sebesar Rp 12,08 triliun pada kuartal I 2022 menjadi sebesar Rp 14,45 triliun.
Laba Bank DKI
Pada kuartal I 2022, Bank DKI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 198,01 miliar. Perolehan laba bersih tersebut terutama didorong oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 13,5 persen, dari sebelumnya sebesar Rp 629 miliar pada kuartal I 2021 menjadi sebesar Rp 713 miliar pada kuartal I 2022.
Adapun pendapatan operasional sebelum pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) tercatat tumbuh sebesar 44,7 persen, dari semula sebesar Rp 273 miliar pada kuartal I 2021 menjadi sebesar Rp 395 miliar pada kuartal I 2022.
Di kuartal I 2022, Fee Based Income Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan sebesar 19,6 persen, dari semula di kuartal I 2021 sebesar Rp 97 miliar menjadi sebesar Rp 116 miliar.
Advertisement