Liputan6.com, Jakarta - Forum internasional yang membahas penanganan kebencanaan atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 digelar di Bali, Indonesia. Gelaran pertama di Asia ini diikuti oleh lebih dari 6.000 orang dari 183 negara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, gelaran ini merupakan hajatan UN Office for Disaster Risk Reduction dan Indonesia menjadi tuan rumahnya. Gelaran yang berlangsung secara hybrid ini disebut akan menghadirkan 70 persen orang yang hadir secara fisik.
“Per saat ini yang sudah mendaftar sudah lebih dari 6 ribu orang dari 183 negara. Pertemuan ini masih dilakukan secara hybrid tetapi kurang lebih 70 persen akan hadir secara in person. Dari pihak UN sendiri akan hadir deputi sekjen, president general assembly dan special representative sekjen PBB untuk urusan disaster risk reduction,” terang Retno dalam pernyataannya, dikutip Kamis (26/5/2022).
Advertisement
Ia menuturkan tema GPDRR ke-7 kali ini adalah bagaimana upayanya untuk bangkit dari risiko kebencanaan menjadi ketahanan terhadap kebencanaan. Tujuannya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).
“Tema yang diambil dalam pertemuan tahun ini adalah ‘From Risk to Resillience’, mengubah risiko menjadi ketahanan menuju pencapaian Sustainable Development Goals untuk semua,” kata dia.
Informasi gelaran ini dilaksanakan di Bali mulai 23-28 Mei 2022. Melalui pertemuan ini berbagai negara yang hadir akan membagikan dan berbicara mengenai penanganan kebencanaan.
Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah merupakan bukti pengakuan internasional terhadap penanganan kebencanaan di tanah air merupakan hal yang sukses.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keuntungan Bagi Indonesia
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh Indonesia dengan gelalaran GPDRR ke-7 ini. Pertama, adanya pengakuan internasional terhadap penanganan kebencanaan di tanah air.
“Ini menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan indonesia sebagai champion issue kebencanaan,” katanya.
Kedua, pertemuan ini akan digunakan untuk melakukan pertukaran pengalaman, pelatihan-pelatihan dasar, hingga pembangunan kapasitas antar pesertanya. Ini melingkupi cara negara-negara mengantisipasi dan menangani bencana yang terjadi tak hanya sekali.
Wadah Paling Tepat
“Jadi dalam waktu ke waktu kita selalu menghadapi bencana, dan ini merupakan platform paling tepat karena sekali lagi, ada multistakeholders untuk melakukan exchange of experience, based practices, dan capacity building dalam penanganan bencana,” terangnya.
Serta, keuntungan ketiga, platform ini dinilai paling pas untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama baik antara nasional, kawasan, maupun regional. “Dan dalam penanganan disaster, kebencanaan ini disana banyak local wisdom yang membantu upaya kita dalam penanganan bencana,” tukasnya.
Advertisement
Jokowi Buka GPDRR 2022
Presiden Joko Widodo bersama Deputy Secretary General dan perwakilan delegasi membunyikan kul-kul atau kentongan Bali pada saat pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang berlangsung pada 23 – 28 Mei 2022 di BNDCC, Bali.
Presiden Jokowi memukul kulkul sebagai tanda secara resmi dibukanya ajang pertemuan yang diadakan PBB dalam ajang pertemuan yang diselenggarakan oleh PBB itu untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan terbaru dalam upaya pengurangan resiko bencana.
Untuk diketahui, kulkul adalah alat komunikasi dalam organisasi masyarakat tradisional, seperti banjar dan subak di Bali. Alat yang terbuat dari kayu ini biasanya ditempatkan pada bangunan bale kulkul, bangunan ini berada di balai banjar atau pura.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, dan juga Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara GPDRR, Raditya Jati, mengatakan kulkul memiliki makna erat dengan isu GPDRR, yaitu pengurangan risiko bencana.
"Dengan memukul kulkul, bunyi yang dihasilkan merupakan peringatan dini kepada masyarakat," katanya di lokasi GPDRR Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022).
Pada pidato pembukaannya, Presiden Jokowi mengungkap berbagai tantangan kebencanaan yang dihadapi Indonesia, mulai dari gunung berapi hingga kebakaran hutan. Presiden menegaskan bahwa ada ongkos besar apabila tidak siap menghadapi bencana.
"Daya tahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana sangat menentukan angka kerugian yang harus ditanggung," ujar Presiden.