Sukses

Bertemu Wapres, Sri Mulyani Curhat Kantornya Jarang Dikunjungi Menteri Lain

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memimpin Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Kementerian Keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memimpin Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Kementerian Keuangan. Kehadiran wapres ini disambut hangat oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.  

"Dalam kesempatan ini Pak Wapres juga bisa melihat kantor Kementerian Keuangan. Terima kasih Bapak," kata Sri Mulyani di Aula Mezzanine, Gedung Djuanda I, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Menurut Sri Mulyani, Kementerian keuangan telah bekerja keras untuk menjaga keuangan negara. Namun sayangnya tidak banyak pihak termasuk jajaran menteri yang datang berkunjung ke tempatnya bekerja di kawasan Jakarta Pusat tersebut.

"Terima kasih Bapak, kami sudah bekerja (tapi) jarang ditengok kantornya, " kata dia.

Dia juga mengadukan para menteri yang jarang berkunjung ke Kementerian Keuangan. Sebab semua komunikasi dan koordinasi dilakukan melalui pesan singkat di WhatsApp (WA).

"Para menteri juga jarang kesini pak, karena kalau sekarang cuma minta WA saja Pak, kalau berkomunikasi," kata dia.

Sebagai informasi rapat tersebut dihadiri para anggota KNEKS dan non anggota sebagai undangan. Dari pantauan merdeka.com terlihat 2 menteri hadir yakni Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

Hadir pula Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS Taufik Hidayat, dan Direktur Infrastruktur dan Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat.

Sementara, Ma'ruf Amin didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Lukmanul Hakim, serta Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing M. Zulkarnain.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Sadar Kejar Inklusi Keuangan Bukan Perkara Gampang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyadari masih ada berbagai kendala yang menghalangi dalam mengejar inklusi keuangan baik di Indonesia maupun secara global. Inklusi keuangan yang dimaksud yakni sektor UMKM, perempuan, dan anak muda.

Sri Mulyani menyampaikan tiga sektor ini harus jadi perhatian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedepannya. Ia menyebut ketiganya tengah terdampak oleh pandemi Covid-19 dan memiliki potensi untuk bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kedepannya.

“Kami juga menyadari bahwa ini masih membutuhkan banyak pekerjaan di depan kami,” katanya dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu (11/5/2022).

Namun, yang jadi keuntungan, kata dia, kemajuan teknologi informasi turut andil dalam menyasar kecakapan di tiga kelompok ini. Misalnya, transformasi digital melalui artificial intelligence hingga analisis big data yang jadi salah satu contoh yang memudahkan.

“Kemajuan inklusi keuangan khususnya pada segmen ini pemanfaatan perempuan dan UMKM,” katanya.

Ini diungkapnya sebagai salah satu sektor yang jadi perhatian negara anggota G20 yang diketuai saat ini oleh Indonesia. ini dibahas secara khusus dalam forum yang juga dihadiri olehnya.

 

3 dari 3 halaman

Pemulihan Ekonomi

Di samping tujuan inklusi keuangan, kata dia, saat ini dunia tengah dihadapkan oleh berbagai tantangan pemulihan ekonomi. Di tengah pandemi Covid-19, ancaman selanjutnya adalah kondisi geopolitik dunia yang distimulasi oleh perang Rusia-Ukraina.

“Seperti yang Anda lihat dan inisiasi kepresidenan G20, bagaimana kita bisa pulih bersama dan pulih lebih kuat. Jadi upaya kita perlu ditingkatkan, transformasi menuju teknologi digital perlu terus memastikan bahwa populasi terutama yang paling rentan dan tidak layak. Kelompok yang masih membutuhkan jasa keuangan perlu dipromosikan,” paparnya.

“Ini bukan hanya kehidupan moral. Ini akan menjadi penting secara strategis untuk pemulihan ekonomi yang inklusif,” imbuhnya.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com