Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai macam fasilitas ekspor dan impor, salah satunya dengan implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNNK).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan implementasi neraca komoditas memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga para pelaku usaha.
Bagi pemerintah, SNNK bisa digunakan sebagai referensi utama dalam membuat kebijakan dengan berdasarkan kepada data. Hal tersebut akan memberikan kepastian dan kualitas kebijakan karena data diharapkan bersifat cepat, akurat, dan objektif. Mengingat saat ini informasi yang tersedia masih tersebar di berbagai Kementerian/Lembaga teknis.
Advertisement
“Dengan adanya neraca ini, maka integrasi dan sinergi dari berbagai policy yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga diharapkan bisa jauh lebih positif, lebih kuat, dan lebih komprehensif sehingga tidak saling menafikan satu sama lain,” kata Sri Mulyani pada acara Talkshow Neraca Komoditas, Jakarta, Senin (30/5).
Bagi sisi pelaku usaha, neraca komoditas akan memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, serta efisien dalam merencanakan berbagai kegiatan usahanya. Mulai dari pengajuan izin hingga perencanaan untuk impor maupun ekspor, serta kepastian dari proses administrasi.
“Pelaku usaha dapat melakukan monitoring progres dari setiap tahapannya secara real-time sehingga transparansi dan efisiensi akan makin meningkat," kata dia.
Kepercayaan Makin Tinggi
Sri Mulyani mengungkapkan, hal ini bisa menimbulkan kepercayaan yang semakin tinggi dari dunia usaha terhadap sistem yang melayani mereka. Sehingga berbagai perbaikan ini dapat menghasilkan efisiensi nasional yang diharapkan akan tercapai dan daya competitiveness ekonomi Indonesia juga akan meningkat.
Di sisi lain, neraca komoditas juga dapat digunakan untuk menjaga transparansi data komoditas dari berbagai sistem di Kementerian/Lembaga. Sebab saat ini masih terdapat inkonsistensi data dan informasi maupun aturan, juga dari sisi verifikasi dari berbagai transaksi.
“Kementerian/Lembaga teknis tentu dapat mengakses data flow dari neraca komoditas ini, baik dari hulu hingga ke hilir, melalui satu dashboard yang sama yaitu dashboard Sistem Nasional Neraca Komoditas,” lanjutnya.
Bendahara negara ini mengingatkan masih ada ruang untuk perbaikan terhadap implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas tersebut. Tidak hanya bersifat nasional, namun diharapkan bisa juga memotret sisi regional. Sehingga makin luas cakupan neraca komoditas, maka manfaatnya juga akan semakin besar, termasuk di dalam mengintegrasikan global supply chain information
Advertisement
Apresiasi
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan apresiasi kepada Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta K/L terkait melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi, yang mampu berkolaborasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem neraca komoditas.
Menurutnya, sinergi dan kolaborasi merupakan satu kata kunci yang begitu penting dalam terus memperbaiki ekonomi Indonesia, apalagi dihadapkan pada risiko global yang semakin meningkat. Tentu kita berharap seluruh pihak yang terkait, termasuk dunia usaha, untuk terus berusaha memperkuat ekonomi Indonesia.
"Salah satunya dengan terus memperbaiki neraca komoditas kita, baik dari cakupan komoditasnya maupun cakupan dari sisi regional yang dimasukkan dalam neraca,” tuturnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com