Sukses

OJK Apresiasi Erick Thohir Gabungkan Pengelolaan Dana Pensiun Lewat IFG

OJK mengapresasi langkah Kementerian BUMN di bawah nahkoda Menteri BUMN Erick Thohir dalam pengelolaan dana pensiun oleh Indonesia Financial Group (IFG).

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengapresasi langkah Kementerian BUMN di bawah nahkoda Menteri BUMN Erick Thohir dalam pengelolaan dana pensiun oleh Indonesia Financial Group (IFG). Diketahui, Erick berencana mengelola itu dalam satu atap di IFG.

Advisor Departemen Pengawasan Khusus IKNB OJK Sumarjono menyebut ia mengapresiasi langkah Menteri Erick dan Kementerian BUMN. Namun ia juga berpesan agar pengelolaannya itu tetap mengikuti aturan yang berlaku.

Apresiasinya ini ditujukan pada rencana Menteri Erick yang akan menggabungkan pengelolaan dana pensiun pegawai BUMN di bawah kendali IFG. Termasuk dalam kelola investasi untuk pengembangan dana pensiun.

“Kami menghargai kementerian BUMN yang juga mengambil kesempatan untuk mengembangkan dan memperkuat dana pensiunnya dengan pengawasan IFG dengan konsolidasi,” ujar Sumarjono, Rabu (31/5/2022).

Ia juga mengingatkan Kementerian BUMN perlu memperhatikan aturan yang berlaku dan didasari pada kepentingan peserta nantinya.

Menurut data OJK, hingga Maret 2022, aset dana pensiun mencapai Rp 329,6 triliun. Angka ini meningkat dari sebelumnya Rp 262,3 triliun. Peningkatan ini, kata Sumarjono, sebagai bukti sektor ini masih menarik.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir tengah berencana untuk menggabungkan pengelolaan investasi dana pensiun. Ini dipandang akan memberikan keuntungan tersendiri bagi peserta dana pensiun.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wijoatmodjo menyampaikan niatan itu tengah jadi diskusi di Kementerian BUMN. Harapannya, tak akan timbul investasi dana pensiun bermasalah kedepannya.

"Kita di Kementerian bahwa memang pak Erick Thohir sedang berdiskusi untuk pelan-pelan menggabungkan kelolaan investasi dana pensiun, jadi tidak ada isu-iau mengenai investasi bermasalah di masa depan," katanya kepada wartawan ditulis Selasa (31/5/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Diambil Alih IFG

Pria yang akrab disaba Tiko itu mengungkap, pengelolaan dana pensiun itu akan diambil oleh anak usaha IFG. Yakni melalui PT Bahana TCW Investment Management.

Ia menyebut, pengelolaan dana pensiun saat ini masih terpecah-pecah diantara perusahaan pelat merah. Pengelolaan di bawah satu atap ini untuk mengelola risiko dan hal lainnya.

"Karena sekarang masih terpecah-pecah, Telkom sendiri, Mandiro sendiri, BRI sendiri, jadi kita akan pelan-pelan gabungkan," katanya.

Ia berharap kedepannya pengelolaan ini akan semakin baik dengan adanya satu wadah yang mengelola investasi dana pensiun BUMN.

"Pengelolaan investasi yang digabungkan supaya nanti secara strategi investasi dan itu risk appetied dan bisa diseragamkan dan kepastian dalam pembayaran dana pensiun pegawai bumn jadi lebih baik kedepannya," terangnya.

 

3 dari 3 halaman

2 Aspek

Lebih lanjut, Tiko menyampaikan pengelolaan ini bersandar pada dua aspek. Pertama guna mengamankan aset yang dikelola.

Artinya, langkah ini guna mengantisipasi kejadian yang pernah dialami pada PT Jiwasraya dan PT Asabri. Harapannya hal itu tak terulang kembali.

"Kan di asuransi ada jangka panjang, liabilitas, kan ini ada asetnya. Kalau asetnya gagal dikembangkan nanti ada gap ditambahkan oleh pendiri, pendiri ini kan kementerian BUMN, ini kita sudah diskusikan, sudah ada kajiannya nanti pelan-pelan kita akan transfer ke sana (IFG), tujuannya untuk memastikan aset yang dikembangkan ini aman, tidak digunakan untuk investasi yang gak-gak gitu kan," tuturnya.

Kedua, untuk melakukan manajemen pertumbuhan aset dan liabilitas tadi.

"Jangan sampai orang pensiun ternyata asetnya tidak sampai mengejar liability, nanti seperti Jiwasraya. Pas orang pensiun, dia mau narik ternyaya asetnya gak ada," tutur Tiko.