Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, teknologi digital tidak hanya menghadirkan peluang, tetapi juga potensi risiko baru. Di sisi lain, teknologi digital menyediakan platform untuk kolaborasi dan kontestasi.
Hal tersebut disampaikan saat Menko Airlangga jadi pembicara pada sesi panel Digital Innovation Across Borders pada ATxSummit dalam rangkaian Asia Tech x Singapore (ATxSG) di Singapura, Selasa (31/5/2022) lalu.
Baca Juga
Airlangga mengatakan, pemerintah dan sektor swasta Indonesia secara bersama-sama merangkul teknologi digital sebagai salah satu respon terhadap pandemi.
Advertisement
Salah satunya melalui penggunaan aplikasi PeduliLindungi, sebagai aplikasi pelacakan kontak yang dipakai di Indonesia serta dilengkapi kolaborasi dengan platform telemedis swasta. Sehingga memberikan respon cepat, tepat sasaran, dan hemat biaya terhadap gelombang Omicron.
Sementara itu, Program Kartu Prakerja juga memungkinkan upaya pengembangan keterampilan berkelanjutan melalui sarana end-to-end yang sepenuhnya digital selama pandemi.
"Karena ekonomi kita sekarang dalam fase pemulihan, inovasi digital akan memiliki peran kunci dalam mengembalikan ekonomi ke jalur pertumbuhan yang tangguh. Untuk sepenuhnya memanfaatkan ini, kita membutuhkan kolaborasi lintas batas," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022).
"Sama seperti kita tidak bisa menahan pandemi dengan upaya nasional saja, ekonomi kita juga tidak bisa pulih lebih kuat, kecuali kita pulih bersama. Oleh karena itu, tema Presidensi G20 Indonesia tahun ini dengan memasukkan transformasi digital sebagai salah satu dari tiga prioritas Presidensi," terangnya.
Â
Punya Peran Masing-Masing
Menurut dia, setiap pemangku kepentingan, besar atau kecil, publik atau swasta akan memiliki perannya masing-masing. Dengan transformasi digital yang sekarang menjadi keharusan, kolaborasi di tingkat lokal, nasional, regional, dan global sangat dibutuhkan agar dapat mengatasi kesenjangan dan pemisahan digital.
Airlangga menyampaikan, pemerintah ingin Indonesia bisa jadi negara berpenghasilan tinggi saat merayakan ulang tahun ke-100 tahun pada 2045 mendatang.
"Kami hanya dapat mencapai ini jika orang-orang, bisnis, dan pemerintah kami siap untuk berkembang di era digital. Dan jika kami dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi teknologi digital untuk mengatasi tantangan bersama kami dari perubahan iklim, krisis pandemi di masa depan, limpahan dari fragmentasi geopolitik, krisis energi, hingga efek jangka panjang dari pandemi," tuturnya.
Advertisement