Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, mengatakan konsumsi listrik Indonesia terus meningkat. Tercatat pada kuartal I-2022 konsumsi listrik Indonesia sudah mencapai Rp1.140 kWh per kapita.
"Alhamdulillah sampai saat ini kita telah mencapai konsumsi pada tingkat Rp1.140 kWh per kapita atau naik 1,5 persen dibandingkan 2021," kata Rida dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin, (6/6/2022).
Baca Juga
Menurutnya, naiknya konsumsi listrik nasional menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Pihaknya pun menargetkan konsumsi listrik per kapita Indonesia bisa mencapai angka Rp1.268 per kapita pada 2022.
Advertisement
Tentunya, kenaikan tingkat konsumsi listrik itu didukung oleh pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Berdasarkan paparannya, terdapat penambahan pembangkit listrik sampai kuartal I-2022 sebesar 1.457,08 megawatt (MW).
Artinya, capaian itu sudah mencapai 49,4 persen dari target yang ditargetkan di tahun 2022 yang sebesar 2.949,58 MW.
Kemudian, juga ada penambahan gardu induk tercatat baru sebanyak 540 MVA atau 7,2 persen dari target tahun 2022 sebanyak 3.615 MVA. Penambahan gardu distribusi terdapat 141,6 MVA atau 3,9 persen dari target 2022 yakni 3.615 MVA.
Penambahan Jaringan
Lebih lanjut, Kementerian ESDM juga melakukan penambahan jaringan transmisi. Pihaknya mencatat pada kuartal I-2022 sudah mencapai 748,14 kms atau 16,2 persen dari target yaitu sepanjang 4.6320,1 kms. Tak berhenti disitu saja, juga ada penambahan jaringan distribusi yang mencapai 2.279,33 kms atau 4,5 persen dari target 2022 yakni sepanjang 50.657 kms.
Disamping itu, Rida menyebutkan rasio elektrifikasi Indonesia kini telah diangka 99,5 persen. Oleh karena itu, Pemerintah akan terus mendorong agar rasio target elektrifikasi 100 persen di 2022 bisa tercapai.
"Sampai saat ini triwulan satu Kita sudah mencapai 99,5 persen (rasio elektrifikasi) dari target 100 persen memang sedikit lagi yang kita belum capai tetapi karena mengingat lokasinya makin terpencil ini menjadi tantangan tersendiri sehingga mencapainya agak sedikit tertunda-tunda," pungkasnya.
Advertisement
Konsumsi Listrik Nasional Naik 8,4 Persen di Kuartal I 2022
PT PLN (Persero) mencatat kenaikan penjualan listrik sebesar 8,42 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 65,42 Terra Watt hour (TWh) pada kuartal I 2022. Kenaikan konsumsi listrik ini dinilai jadi sinyal positif pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, memastikan PLN akan terus memberikan layanan listrik terbaik untuk mendukung kegiatan masyarakat dan memulihkan perekonomian.
“Kenaikan penjualan listrik menjadi sinyal bahwa perekonomian kembali pulih. Aktivitas masyarakat kembali pulih sehingga mendorong konsumsi listrik. Terutama di sektor industri dan retail, konsumsi listrik semakin meningkat,” ujar Agung, Selasa (12/4/2022).
Menurut dia, konsumsi listrik di sektor industri pada triwulan pertama tahun ini mencapai 21.953 Giga Watt hour (GWh). Angka itu 33,56 persen dari total konsumsi nasional.
“Jika dibandingkan Maret tahun lalu pertumbuhan konsumsi sektor industri masih 4 persen. Namun tahun ini naik 16 persen,” terang Agung.
Di antara semua sektor, industri tekstil berkontribusi paling besar, yaitu 2,8 GWh atau tumbuh 14 persen pada Maret tahun ini. Sedangkan sektor besi dan baja sebesar 2,01 GWh atau naik 10 persen.
Sementara industri kimia tumbuh 8 persen dengan konsumsi sebesar 1,6 GWh dan industri semen tumbuh 7 persen dengan konsumsi sebesar 1,4 GWh.
Kenaikan penjualan listrik diikuti dengan peningkatan daya tersambung pelanggan. Pada Maret 2022, jumlahnya mencapai 153.744 Mega Volt Ampere (MVA) atau tumbuh 11,28 persen dibandingkan tahun lalu.
Sektor Industri
Agung melanjutkan, sejumlah upaya dilakukan PLN demi meningkatkan pemanfaatan listrik sektor industri. Salah satunya melalui captive power acquisition yang merupakan bentuk dukungan layanan PLN dalam pemenuhan pasokan listrik untuk pelanggan industri yang masih mengoperasikan pembangkit listrik sendiri.
Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power dapat menghentikan operasi pembangkit listriknya dan mempercayakan suplai listriknya secara penuh kepada PLN. Dengan begitu, pelanggan dapat lebih fokus pada urusan pengembangan bisnisnya dan tidak lagi disibukkan dalam pengoperasian pembangkit listriknya sendiri.
Agung menegaskan, PLN terus berupaya mencari celah pasar baru. Sejumlah sektor pun kini disasar PLN, seperti pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan, serta kelautan. “Kami mengembangkan electrifying agriculture dan electrifying marine,” imbuhnya.
Advertisement