Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menyatakan pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya tren perubahan perilaku konsumen.
Ungkapnya, banyak konsumen saat ini lebih memperhatikan tentang asal produk, kemasan, keamanan makanan, lebih menyukai home delivery, dan makanan yang meningkatkan imunitas.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
Hal tersebut dikatakan Adhi saat menjadi pembicara di ajang International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE), pekan lalu.
Advertisement
“Mereka mengurangi jajanan pinggir jalan,” ucap Adhi, dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (7/6/2022).
Ia juga memaparkan berkembangnya tren baru, yakni plant-based food atau makanan yang berasal dari sumber-sumber nabati.
“Itulah tren terbaru di industri makanan dan minuman. Masyarakat kelas menengah ke atas cenderung memilih makanan yang lebih sehat dan kebanyakan untuk diet. Ini menjadi kesempatan bagi pelaku bisnis makanan dan minuman untuk melakukan inovasi agar dapat menyajikan makanan yang lebih sehat," tuturnya.
Untuk mengantisipasi perubahan tren tersebut, lanjut Adhi, para pelaku bisnis membutuhkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan peraturan, termasuk inovasi dan teknologi, human capital yang kompeten, memiliki kemampuan yang mumpuni, dan dapat diandalkan.
“Kami juga memerlukan dukungan pemerintah dalam hal infrastruktur dan logistik,” tegasnya.
Isu lain yang dibahas dalam konferensi internasional kali ini adalah dampak pandemi terhadap wanita dan entrepreneurship. Andrea North-Samardzic memaparkan hasil risetnya. Kata North-Samardzic, pandemi lebih berdampak kepada wanita ketimbang pria.
“Namun, ini justru membuat wanita memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan melatih ketahanan asalkan mereka mampu melihat hal itu sebagai tantangan dan peluang,” tegas dia.
Sekretaris Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) Jony Oktavian Haryanto mengungkapkan bahwa saat ini pandemi Covid-19 di Indonesia dan berbagai negara hampir berakhir.
“Musim dingin segera berlalu, dan musim semi akan segera tiba. Semua orang akan kembali berbisnis, kembali bekerja, sehingga kami berharap dunia dapat segera kembali normal,” katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tips jadi Pengusaha Sukses
Sementara terkait isu entrepreneurship, Direktur Center for Entrepreneurship and Economic Education di Hawaii Pacific University, Amerika Serikat (AS), Gerard H. Dericks memberikan beberapa tips untuk menjadi pengusaha yang sukses.
“Cobalah untuk menemukan hal yang dapat kita nikmati saat kita melakukannya. Lalu, lakukan usaha lebih yang lebih keras.”
Bagi para profesional yang ingin merintis karier sebagai pengusaha, Dericks menyarankan, fokuslah pada satu bisnis lebih dahulu dalam suatu waktu.
“Berhentilah bekerja sebagai profesional jika pendapatan dari wirausahanya sudah tiga kali lipat dari gajinya sebagai karyawan,” tegas Dericks.
Sedangkan Editor International Journal of Retail & Distribution Management yang juga profesor di University of Gloucestershire, United Kingdom, Neil Towers memaparkan perlunya mendorong lebih banyak lagi pebisnis baru yang lahir dari lingkungan kampus. Towers juga menjelaskan tentang program Growing Indonesia – a Triangular Approach (GITA) yang sedang dikerjakannya.
GITA, papar Towers, adalah sebuah konsorsium yang melibatkan tujuh perguruan tinggi dari Indonesia dan empat dari Eropa.
Pendekatan triangular yang diterapkan GITA mencakup pengembangan hubungan kerja sama yang efektif antara perguruan tinggi dan perusahaan, menanamkan jiwa kewirausahaan pada seluruh pemangku kepentingan di universitas, serta membangun perusahaan baru dari ide-ide dan inovasi yang berkontribusi pada ekonomi lokal maupun daerah.
“Ini dilakukan melalui growth hub yang didirikan kampus,” ungkap Towers.
Salah satu bentuk growth hub tersebut adalah SetSail BizAcell, sebuah inkubator bisnis yang didirikan pada tahun 2018 oleh PresUniv.
Advertisement
Sri Mulyani Sebut Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Masih Rapuh
Sebelumnya, di tengah pelemahan ekonomi dunia, pemerintah masih ingin mengejar pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini sebesar 5 persen. Meskipun perekonomian pada kuartal I-2022 telah mencapai 5,01 persen (yoy), namun diharapkan pada kuartal selanjutnya tumbuh di atas 5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rapuh. Sebab kontribusi terbesar dalam perekonomian nasional yakni konsumsi rumah tangga masih rendah. Pada kuartal I-2022 konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,3 persen.
"Komposisi agregat demand kita terutama konsumsi rumah tangga masih sangat dini dan rapuh," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (19/5).
Dia menjelaskan konsumsi rumah tangga sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi -2,6 persen. Kemudian pada kuartal I-2021 masih terkontraksi -2,2 persen dan sepanjang tahun 2021 hanya bisa tumbuh 2,0 persen saja.
"Tahun 2021 pemulihannya hanya 2,0 persen dan di kuartal I-2022 ini 4,3 persen," kata dia.
Sehingga, jika target pemerintah pertumbuhan ekonomi tahun 2022 di atas 5 persen, maka pertumbuhan konsumsi rumah tangga harus lebih kuat lagi. Terlebih saat ini daya beli masyarakat belum juga stabil karena dihadapkan dengan tekanan inflasi.
Maka, upaya yang dilakukan pemerintah saat ini harus bisa menjaga daya beli masyarakat. "Makanya policy fiskal kita ini menjaga momentum pertumbuhan daya beli masyarakat, ini harus dijaga," kata dia.
Pertumbuhan Investasi
Di sisi lain yang harus menjadi perhatian pemerintah yakni pertumbuhan investasi. Per kuartal I-2022 investasi tumbuh 4,1 persen. Lebih baik dari tahun 2021 dalam periode yang sama mengalami kontraksi -0,2 persen namun secara tahunannya mampu tumbuh 3,8 persen.
"Kita harap investasi ini dengan reformasi struktural bisa meningkatkan perekonomian terutama dari sisi pasar keuangan dan pasar modal. Ini bisa mendukung agar pertumbuhan ekonomi tidak tergantung pada konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah," kata dia.
Sementara itu, kinerja ekspor terus mengalami tren peningkatan. Pada kuartal I-2022 kinerja ekspor tumbuh 16,2 persen, meningkat signifikan dibandingkan kuartal I-2021 yang tumbuhnya 6,9 persen.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement