Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN memastikan akan melakukak right issue pada semester II 2022. Pasalnya, bank yang fokus pada pembiayaan perumahan itu telah mendapat persrtujuan Komisi VI DPR RI.
Bersama dengan BTN, ada 5 BUMN lainnya yang juga akan menggelar aksi korporasi yang sama pada tahun ini. Right Issue ini bagian dari Penyertaan Modal Negara senilai Rp 2,98 triliun.
Baca Juga
"Komisi VI DPR RI menerima penjelasan dan untuk selanjutnya akan mendalami inisiatif corporate action, antara lain Bank BTN akan menjual saham jenis saham dalam portepel dengan metode privatisasi rights issue sesuai dengan persetujuan PMN TA 2022 senilai Rp2,98 triliun dari cadangan investasi," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima dalam Raker dengan Menteri BUMN di Jakarta, ditulis Rabu (8/6/2022).
Advertisement
Dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BTN membutuhkan tambahan permodalan karena rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini tergolong kecil. Sehingga dipandang sulit untuk mendukung pertumbuhan bisnis BTN.
Dengan rights issue ini, maka Kementerian BUMN ingin mendorong CAR BTN agar bisa mencapai 19 persen.
"BTN membutuhkan tambahan modal. PMN Rp 2,98 triliun sudah disetujui. Tambahan modal ini akan dilakukan melalui rights issue di kuartal III atau kuartal IV," kata Kartika.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tambahan Modal
Sementara, anggota Komisi VI DPR Mufti A. N. Anam menyatakan mendukung tambahan modal yang diberikan kepada BTN. Hal ini ditujukan agar akses masyarakat terhadap perumahan semakin mudah dan murah sehingga backlog perumahan semakin berkurang.
"Rakyat kita banyak yang sudah mengakses perumahan mudah dan murah melalui BTN. Maka saya sangat setuju dengan PMN BTN. Bahkan kalau BTN minta berapa pun, kalau perlu didukung teman-teman DPR," ujar politisi dari PDIP Ini.
Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan penguatan permodalan terhadap BTN sebagai pemain utama dalam kredit properti harus dilakukan. Tanpa penguatan modal pada tahun ini, maka kinerja BTN tak akan optimal dalam menangkap peluang besar di sektor properti maupun mendukung program pemerintah.
"BTN adalah ujung tombak pemerintah dalam program penyediaan rumah rakyat khususnya bagi kelompok masyarakat menengah bawah, khususnya dalam melaksanakan program-program bantuan pembiayaan perumahan dari pemerintah. Untuk itu penguatan permodalan BTN memang dibutuhkan," ujarnya.
Â
Â
Â
Advertisement
Kinerja BTN
Hingga kuartal I-2022, BTN berhasil meraup laba bersih senilai Rp774 miliar, melonjak 23,89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp625 miliar. Berdasarkan publikasi laporan keuangan Kuartal I-2022, bank yang fokus pada pembiayaan properti ini mencatatkan NIM sebesar 4,29 persen.
Dengan capaian tersebut, ini merupakan NIM tertinggi sejak 2019 lalu. Sebagai perbandingan, NIM BTN pada kuartal I-2021 tercatat hanya 3,31 persen.
Sejalan dengan peningkatan NIM, penyaluran kredit juga meningkat 6,04 persen menjadi Rp 277,13 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun. Kombinasi dari peningkatan NIM dan ekspansi kredit menjadi dasar pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BTN melesat 28,81 persen menjadi Rp 3,57 triliun pada Kuartal I-2022, dibandingkan Rp 2,77 triliun
BTN terlihat fokus pada perbaikan kualitas kredit hasilnya, berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross dari 4,25 persen menjadi 3,6 persen. Sedangkan NPL nett sebesar 1,28%, turun dari posisi 1,94 persen.
Â
Â
Peningkatan NIM dan NII
Selain kredit, peningkatan NIM dan NII juga ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana atau cost of fund yang turun 1,28 persen menjadi 2,41 persen dari setahun sebelumnya 3,69 persen.
Hal ini didorong oleh peningkatan porsi dana murah (current account saving account/CASA) dari total DPK meningkat menjadi 44,15 persen dibandingkan setahun sebelumnya 38,2 persen. Sebaliknya, porsi deposito atau dana mahal turun menjadi 55,85 persen dari sebelumnya 61,8 persen.
Untuk memperbaiki biaya dana ini, BTN bahkan rela portofolio deposito turun 10,96 persen, dari Rp 182,25 triliun pada Kuartal I-2021 menjadi Rp 162,27 triliun pada Kuartal I-2022. Namun tabungan dan giro masih tumbuh positif. Tabungan tumbuh 10,49 persen menjadi Rp 45,51 triliun, sementara giro tumbuh 15,78 persen menjadi Rp 82,75 triliun.
Secara keseluruhan DPK yang dikelola BTN turun dari Rp 295,97 triliun per Maret 2021 menjadi Rp 290,53 triliun pada akhir Maret 2022. Kondisi ini membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN naik menjadi 95,39 persen.
Hingga Kuartal I-2022, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I/2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,14 triliun.
Advertisement