Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menginginkan Telkom Group dan Telkomsel bisa menjadi pemain utama dalam memanfaatkan potensi ekonomi digital indonesia RP 4.500 triliun di 2030 mendatang. Caranya, dengan berpihak pada pengembangan kreator dan konten lokal.
Hal itu, ia sampaikan dalam ulang tahun ke-27 Telkomsel, Selasa (7/6/2022) kemarin. Erick optimistis Telkomsel bisa mengambil peran lebih dengan potensi ekonomi digital yang disebut terbesar di Asia Tenggara beberapa tahun kedepan ini.
Baca Juga
“Saya mau telkom group, telkomsel menjadi pemain dominan di market (ekonomi digital) Indonesia, jangan jadi penonton,” katanya mengutip unggahan @erickthohir, Rabu (8/6/2022).
Advertisement
Ia mengisahkan, ekonomi Indonesia secara umum akan terus tumbuh sebesar 5 persen hingga 2045. Dengan begitu, Indonesia akan berada di posisi ke 4 dengan ekonomi terbesar di dunia.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi digital, menurut data yang dimilikinya, mampu lebih tinggi melesat ketimbang ekonomi secara umum. Pada sisi ini, Erick ingin Telkom Group dan Telkomsel mengambil peran.
“Kalau bicara ekonomi digital, kalau pertumbuhan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita nanti hanya satu setengah kali, kalau tidak salah, ekonomi digital 8 kali lebih cepat, sehingga di 2030, Rp 4.500 triliun ekonomi digital Indonesia yang merupakan terbesar di Asia Tenggara,” tuturnya.
“Pertanyaannya, sama Telkom Group Telkomsel apa hanya mau jadi penonton?,” tanyanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Usaha Lebih
Erick menjabarkan perkembangan pendapatan yang diperoleh oleh Telkom Group dan Telkomsel. Kendati sudah cukup besar, namun ia menyadari untuk mengejar target angka potensi di 2030 itu masih perlu usaha lebih.
Di sisi lain, Erick berusaha optimis peran penting dalam pengembangan ekonomi digital bisa diambil oleh Telkom dan Telkomsel.
Dari data yang dimilikinya, revenue Telkom Group sebesar Rp 146 triliun dengan sekitar 24 bottom line. Sementara Telkomsel sebesar Rp 90 triliun dengan 21 bottom line yang pertumbuhannya sekitar 4 persen.
“Tapi dengan Rp 4.500 (potensi ekonomi digital) yang dibandingkan dengan angka itu (revenue), masih terlalu kecil,” katanya.
Advertisement
Fokus Konten Lokal
Pada kesempatan itu, Menteri Erick juga menginginkan strategi khusus dilakukan oleh Telkomsel. Caranya dengan berpihak pada konten dan kreator lokal guna bisa mengembangkan potensinya.
Ini menjadi sikapnya dalam berpihak kepada potensi anak muda dalam negeri. Ia tak menginginkan berbagai aspek perkembangan konten dan kreator di dalam negeri malah dikuasai oleh pihak asing.
“Telkomsel harus menjadi agregator konten lokal kreator lokal inovasi lokal game developer, software developer. Jangan sampai kita membiarkan generasi muda kita hanya menjadi penonton dari perubahan yang sangat cepat di dunia ini,” terangnya.
Bidik Bisnis Metaverse
Di Indonesia mulai marak terkait Non-Fungible Token (NFT) dan Metaverse. Sektor ini yang diinginkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk dimanfaatkan.
Ia meminta Telkom dan Telkomsel untuk melirik hal itu. Alasannya, itu jadi satu milestone perkembangan dunia digital.
"Maka bagaimana Telkom fokus ke B2B, salah satunya tadi bangun tower, kedua fokus kepada data center, cloud dan lain-lainnya. Nah ini yang akan kita dorong juga bagaimana telkom untuk juga mulai juga melihat kesempatan untuk mengkonsolidasi data centernya supaya bisa seperti Mitratel untuk bisa bergerak lebih masif lebih besar," kata dia saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/1/2022).
Sementara untuk Telkomsel, diminta untuk fokus ke B2C yang menyambung Metaverse, Game Finance (GameFi) dan sektor yang lebih dekat dengan customer.
"karena kita harus seimbangi pertumbuhan daripada tadi kreator yang sekarang ada di anak muda di indonesia tapi jenis hasilnya berbeda lagi," katanya.
Melihat perkembangan digital dunia dengan segala tantangannya, kata dia, maka perlu juga diantisipasi. Dari sisi konsumer, yang saat ini sedang tren yakni NFT.
"Kalau kita NFT sendiri apa? Kalau dulu dari segi lukisan misalnya, di indoneisa itu kalau dijual pertama dia dapat (keuntungan) tapi kedua ketiga dan lain-lain itu gak dapat, NFT masuk dimana kreator dapat hasil dari karyanya," katanya.
Advertisement