Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan Telkom Group dan Telkomsel mampu berubah mengikuti perkembangan zaman. Jika itu tak dilakukan, tak menutup kemungkinan penyesalan akan datang dikemudian hari.
Perubahan yang dimaksud Erick adalah dengan keberpihakan Telkom Group dan Telkomsel terhadap upaya menuju Indonesia menjadi negara pop culture. Disini, perusahaan pelat merah itu perlu menjadi penopangnya.
Baca Juga
“Sejak awal dunia berubah, Telkom Group dan Telkomsel harus berubah. Jangan sampai kita tidak berubah akhirnya kita menyesal di kemudian hari,” katanya dalam Perayaan Ulang Tahun ke-27 Telkomsel, mengutip unggahan Instagram @erickthohir, Rabu (8/6/2022).
Advertisement
Dengan menjadi pop culture, kata Erick, bisa memanfaatkan potensi budaya Indonesia yang dinilai bagus, termasuk dalam sisi inovasi dan kreativitas pengemasannya. Pesan ini yang juga ingin ditonjolkan Erick.
“Karena itu saya menulis di depan ketika diajak Pak Hendri, Pak Dirut, untuk menulis di dinding di depan. Saya menulis ‘Sudah saatnya Indonesia menjadi negara pop culture’ tapi tulisannya penting ‘Powered by Telkomsel’,” tambahnya.
Perlu diketahui, dukungan Menteri Erick terhadap pop culture telah digaungkan jauh-jauh hari. Ia menilai Indonesia memiliki semua modal yang dibutuhkan. Mulai dari market, generasi muda, hingga nilai kreativitas yang ada.
Fokus Konten Lokal
Guna mengejar tujuan itu, Menteri Erick juga menginginkan strategi khusus dilakukan oleh Telkomsel. Caranya dengan berpihak pada konten dan kreator lokal guna bisa mengembangkan potensinya.
Ini menjadi sikapnya dalam berpihak kepada potensi anak muda dalam negeri. Ia tak menginginkan berbagai aspek perkembangan konten dan kreator di dalam negeri malah dikuasai oleh pihak asing.
“Telkomsel harus menjadi agregator konten lokal kreator lokal inovasi lokal game developer, software developer. Jangan sampai kita membiarkan generasi muda kita hanya menjadi penonton dari perubahan yang sangat cepat di dunia ini,” terangnya.
Advertisement
Butuh Kolaborasi
Sementara itu, dalam hal mengejar tujuan besarnya ini, Erick memandang perlu adanya kolaborasi. Kali ini ia mengisahkan kolaborasi yang terjadi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).
Ia mengungkap telah melakukan kolaborasi dengan melahirkan satu solusi dalam mengatasi tantangan pandemi Covid-19. Caranya dengan menelurkan aplikasi PeduliLindungi yang kini diakses semua orang di Indonesia.
“Inilah yang kita namakan sinergi kolaborasi, bukan malah ego sektoral yang akhirnya tak memberikan solusi yang baik buat masyarakat ataupun kita semua,” ungkapnya.
Hidupkan Pop Culture
Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan maraknya film-film nasional, apalagi yang berkisah tentang budaya Indonesia, harus mendapat dukungan masyarakat. Apresiasi dan support pecinta film yang tak hanya menikmati alur cerita film, tapi juga menyukai lagu atau soundtrack film, turunan kisah film, serta merchandise akan makin menghidupkan pop culture di tanah air.
Hal tersebut diungkapkan Erick Thohir usai menonton tayangan perdana film, Satria Dewa "Gatot Kaca" yang diputar di Studio Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Senin (6/6/2022) malam.
Erick menyaksikan film superhero asli Indonesia itu bersama sutradara, Hanung Bramantyo dan sejumlah aktor seperti, Ricky Nazar, Omar Daniel, Yayan Ruhiyan, hingga aktris lawas, Yatti Surachman. Malam itu, Erick juga didampingi Eko Patrio, Pasha Ungu dan Dessy Ratnasari.
"Kita harus dukung industri film nasional yang berpotensi luar biasa. Tak hanya dari cerita film yang bagus, tapi masyarakat bisa pula menikmati lagu, turunan cerita, dan merchandise. Inilah multiplatform story telling yang tidak akan putus. Apresiasi masyarakat harus terus kita rangsang agar melalui industri hiburan, salah satunya film nasional, kita bisa menjadi pop culture country," ujar Erick Thohir.
Advertisement