Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh menteri agar menyiapkan strategi sebagai langkah antisipasi kenaikan harga pangan. Sejak awal tahun ini telah terjadi lonjakan harga komoditas pangan seperti jagung, gandum, dan kedelai.
Menurut Jokowi, kenaikan harga jagung, gandum, dan kedelai ini memiliki dampak besar karena tidak akan berhenti di situ saja. Kenaikan harga ini bisa berdampak ke seluruh produk turunan dan juga ke komoditas lain.
Baca Juga
Jokowi mencontohkan, lonjakan harga jagung dunia telah mengerek harga pangan ternak. Alhasil, turut mendongkrak harga daging ayam sampai telur di pasaran.
Advertisement
"Urusan jagung ini, hati-hati," ucap Jokowi dalam acara perayaan 50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Jokowi bilang, hal yang sama juga berlaku akibat kenaikan harga gandum dunia yang mencapai 30 persen sampai 40 persen. Di mana telah menyebabkan harga terigu melonjak, terigu sendiri merupakan komposisi penting dalam pembuatan mie instan.
"Hati-hati, kita di sini ada mie, ada roti. Semuanya berasal dari gandum," tekannya.
Kemudian, kenaikkan harga kedelai impor sebesar 33 persen juga turut berimbas ke Indonesia. Mengingat, harga tempe dan tahu sebagai makanan favorit masyarakat ikut melonjak.
"Inilah yang perlu saya ingatkan, yang berkaitan pangan harus hati-hati ke depan," tutup Jokowi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Komoditas Global Meroket, BI Jamin Inflasi Aman Terkendali
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut inflasi masih tetap terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Ia mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 mencatat inflasi sebesar 0,95 persen month to month.
Sementara, secara inflasi tahunan, Perry mengungkap IHK pada April 2022 tercatat 3,47 persen year on year. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,64 persen yoy.
“Seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat dan pola musiman hari besar keagamaan nasional,” kata dia dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI – Mei 2022, Selasa (24/5/2022).
“Inflasi tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” imbuhnya.
Perry menambahkan, inflasi kelompok harga pangan yang bergejolak mengalami peningkatan. Terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian harga eceran tertinggi.
“Inflasi kelompok harga-harga yang diatur pemerintah dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, bensin, dan bahan bakar rumah tangga,” katanya.
Advertisement
Tekanan Inflasi Masih Berlanjut
Kedepannya, Perry memprediksi tekanan inflasi masih terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global. Ia memastikan BI telah mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah stabilitas yang diperlukan. Tujuannya untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi kedepan.
“Dalam hal ini Bank Indonesia mengapresiasi langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam kebijakan fiskal yang menaikkan subsidi, sehingga harga komoditas global tak berdampak pada harga-harga di dalam negeri,” terangnya.
Ia meyakinkan BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah melalui koordinasi moneter fiskal. Maupun penguatan tim pengendali inflasi di pusat maupun di daerah.
“Dengan langkah-langkah Bank Indonesia dan koordinasi erat dengan pemerintah, inflasi IHK tahun ini dan tahun depan diperkirakan bisa terkendali dengan kisaran sasaran 3 plus-minus 1 persen,” tegasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com