Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian barat terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam menghadirkan BBM dan LPG hingga ke pelosok Desa.
Salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.46134 yang terletak di Jl Raya Bandung – Tasikmalaya KM 81 Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya, sangat diminati masyarakat karena menyediakan fasilitas umum pemandian air panas alami.
Baca Juga
Executive General Manager Regional Jawa Bagian Barat Waljiyanto menuturkan bahwa tersedianya pemandian air panas itu karena kawasan Kecamatan Kadipaten dan Ciawi terdapat beberapa titik panas bumi sumber mata air panas alami mengandung belerang dari pegunungan Kawah Karaha Bodas yang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energi (PGE), sehingga sangat mendukung sebagai salah satu objek wisata di daerah tersebut.
Advertisement
“Sebagai upaya memberikan pelayanan yang sempurna kepada seluruh masyarakat dalam mendistribusikan energi untuk seluruh masyarakat di Wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, Pertamina tidak hanya memastikan pasokan dalam kondisi aman, namun juga memberikan pelayanan tambahan kepada konsumennya agar selalu merasa nyaman” jelas Waljiyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan menerangkan bahwa ini merupakan satu-satunya SPBU di Wilayah Regional Jawa Bagian Barat yang memiliki konsep Rest Area dengan pemandian air panas sebagai tempat peristirahatan pengunjung,
"Jadi tidak hanya membeli bahan bakar, disini pengunjung juga bisa merelaksasikan diri di kolam air panas alami” terang Eko.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fasilitas Pemandian Air Panas
Dirinya menyampaikan bahwa fasilitas pemandian air panas tersebut sengaja dibuat oleh pemilik SPBU pada tahun 2010 untuk umum, agar bisa digunakan kapanpun oleh pengguna jalan atau pemudik yang ingin beristirahat.
Semenjak penurunan kasus Covid-19 dan sudah diperbolehkannya Mudik Idul Fitri pada tahun ini, SPBU yang berada di pinggir kiri jalan dari arah Bandung itu, kata dia, sudah mulai ramai dikunjungi oleh pengunjung yang hanya sekedar untuk merendamkan tubuh mereka sejenak kedalam kolam air panas alaminya.
SPBU tersebut menyediakan kolam air panas dengan luas sekitar 7x12 meter, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas kamar rendam, katanya. Selain pemandian, pengunjung dapat menikmati fasilitas lain seperti rumah makan, supermarket, musholla dan sarana istirahat lainnya bagi pemudik.
“Dengan waktu operasional 24 jam, maka diharapkan layanan SPBU dapat memberikan kepuasan kepada konsumen” tambah Eko.
Advertisement
Pertamina Cetak Laba Bersih Rp 29,3 Triliun di 2021
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih konsolidasian (Audited) tahun 2021 sebesar USD 2,046 miliar atau sekitar Rp 29,3 triliun.
Angka laba bersih Pertamina ini naik hampir dua kali lipat dibanding laba bersih tahun 2020 sebesar Rp 15,3 triliun. Capaian ini juga tercatat 154 persen melampaui target RKAP 2021.
Pertamina berhasil melakukan transformasi bisnis, meningkatkan efisiensi dan produksi, menjalanksn transisi energi, sekaligus melakukan pembangunan infrastruktur migas serta proyek kilang Refinery Development Master Plan (RDMP).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, di tahun 2021 Pertamina sukses melakukan transformasi dengan membentuk Holding Migas dengan 6 Subholding, yakni Subholding Upstream, Subholding Refining and Petrochemical, Subholding Commercial and Trading, Subholding Gas, Subholding Integrated Marine Logistics dan Subholding New and Renewable Energy.
“Transformasi ini merupakan langkah strategis untuk beradaptasi dengan perubahan bisnis ke depan, bergerak lebih lincah dan lebih cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif,” ujar Nicke dalam laporan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Kinerja keuangan positif Pertamina juga ditunjukkan dengan EBITDA sebesar USD 9,2 Miliar. Ini menunjukkan keuangan Pertamina dalam kondisi sehat (AA), aman dan mampu bertahan di tengah tantangan disrupsi dan geopolitik yang mempengaruhi industri migas dan energi secara global.
Laba bersih Pertamina ini merupakan laba konsolidasian dari seluruh anak usaha dari hulu, pengolahan hingga hilir.
Sebagian besar laba dikontribusikan dari pendapatan sektor hulu yang ikut melonjak (windfall) karena naiknya harga Indonesia Crude Price (ICP).
Adapun sektor hilir hingga saat ini masih tertekan dengan tingginya biaya produksi BBM yang komponennya terbesarnya adalah minyak mentah.
Produksi
Pada tahun 2021, produksi hulu migas meningkat dari tahun sebelumnya yakni dari 863 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) di tahun 2020 menjadi 897 MBOEPD pada 2021, sehingga Pertamina memberikan kontribusi lebih dari 60 persen pada produksi migas nasional.
Selain itu, dengan pengeboran yang masif di tangan Pertamina, produksi Blok Rokan juga meningkat. Berbagai program efisiensi pun telah berhasil membuahkan penghematan biaya sebesar USD 1,4 miliar.
Produksi BBM juga tercapai sesuai target, sehingga tidak ada tambahan impor. Khusus untuk Solar dan Avtur, sejak April 2019 Pertamina sudah tidak lagi melakukan impor. Pertamina juga menyelesaikan pembangunan 2 tanker migas raksasa yaitu VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime, yang digunakan untuk pasar global.
Sementara itu, untuk meningkatkan keandalan suplai BBM khusus di Indonesia Timur, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan 13 terminal BBM baru.
Pertamina juga terus menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN), di antaranya Kilang RDMP Balikpapan (realisasi progress 47 persen), Kilang RDMP Balongan (realisaai progres 68,5 persen), Green Refinery Cilacap, Kilang GRR Tuban.
Serta proyek prioritas lainnya untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina seperti Polyprohylene Balongan, Revamping Aromatic TPPI, dan Olefin TPPI.
Digitalisasi yang terintegrasi dari Hulu ke Hilir menjadi salah satu kunci keberhasilan Pertamima dalam mengendalikan produksi dan distribusi BBM, serta peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.
Melalui Integrated Commands Centre, seluruh aktifitas operasional dapat dimonitor secara online dan real time. Penggunaan aplikasi MyPERTAMINA untuk cashless payment semakin meningkat, dan saat ini sudah mencapai lebih dari 22 juta pengguna.
Advertisement