Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DR RI Harris Turino mengatakan aksi korporasi Telkom dan Telkomsel dengan membeli saham Gojek-Tokopedia (GoTo) tidak melanggar hukum karena ada pergeseran model bisnis yang sejalan dengan perkembangan teknologi.
"Kalau dilihat sebagai aksi korporasinya itu bagus, tidak ada yang salah, tidak ada yang melanggar hukum," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (14/6/2022).
Baca Juga
Haris menjelaskan bahwa industri Telkom terus menurun, sehingga perseroan harus menggeser model bisnis dari Telkom murni yang mengandalkan data dan voice ke arah pusat data melalui pembangunan fasilitas data center berkapasitas 75 megawatt untuk masuk bisnis digital.
Advertisement
Hari ini, DPR menggelar rapat Panitia Kerja atau Panja terkait investasi BUMN. Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Panja Investasi BUMN yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji.
Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.
Lebih lanjut Harris menuturkan bahwa investasi Telkom dan Telkomsel ke GoTo adalah salah satu strategi yang bisa dipahami secara teknis.
Berdasarkan paparan Telkom dan Telkomsel dalam rapat Panja tersebut, parlemen mengetahui tujuan investasi, termasuk adanya laporan keuangan meski laporan itu bukan laporan resmi.
"Dari paparan secara teknis investasinya kita bisa mengerti bahwa investasi itu tujuannya apa serta kerugian yang terjadi pada 31 Maret, meskipun itu bukan laporan keuangan yang resmi, itu hanya triwulanan. Kalau lihat sekarang malah untung Rp2,8 triliun. Jadi nanti kalau mau lihat rugi atau untung ada di 31 Desember 2022," terang Harris.
"Fokus dari investasi ini bukan pada capital gain semata, tapi timbulnya satu sinergi dari Telkom melalui Telkomsel dengan GoTo. Hal yang menjadi fokus kami adalah bagaimana sinergi ini benar-benar bisa tercipta," imbuh Anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tunggu Perkembangan Lanjutan
Panja Investasi BUMN, lanjut Harris, dibentuk Komisi VI DPR RI untuk mengkonfirmasi berbagai kemungkinan yang belakangan mendapatkan sorotan publik. Pihaknya juga menunggu perkembangan lanjutan sekaligus jawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan Panja kepada Telkom dan Telkomsel.
Dalam rapat tersebut, Dirut Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengungkapkan bahwa Sektor Telekomunikasi saat ini menghadapi beberapa tantangan.
Tantangan itu berdasarkan indikasi pertumbuhan pendapatan, peningkatan biaya investasi, margin keuntungan, pengembalian modal investasi dan kapitalisasi pasar.
Saat ini, Grup Telkom dan Telkomsel dituntut untuk terus meningkatkan nilai dan keuntungan perusahaan untuk meningkatkan kontribusi kepada negara.
Adapun strategi yang dicanangkan oleh Grup Telkom adalah dengan membangun portfolio pada tiga area bisnis digital utama berupa konektivitas, platform, dan layanan digital.
Ririek menjelaskan pengembangan bisnis digital dapat dilakukan dengan berinvestasi di perusahaan digital. Menurutnya, Gojek adalah partner yang tepat karena investasi Telkom terhadap GoTo didorong atas peluang sinergi dan kolaborasi yang kuat antara kedua belah pihak.
Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan proses investasi Telkomsel di GoTo telah mengikuti tata kelola perusahaan yang baik, serta sesuai dengan peraturan perusahaan dan regulasi yang berlaku, termasuk melibatkan penasihat independen di bidang legal dan finansial.
"Investasi Telkomsel di GoTo menghasilkan kenaikan nilai investasi, adopsi talenta digital serta inisiatif kolaborasi dan sinergi yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2020 hingga hari ini juga menghasilkan nilai tambah bagi kedua perusahaan dalam melayani masyarakat Indonesia," jelas Hendri.
Â
Advertisement
Investasi Telkomsel di GOTO Disebut Murni Misi Bisnis, Tak Ada Kepentingan Politik
Sebelumnya, Investasi Telkomsel di GOTO belakangan menuai polemik. Meski demikian, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai aksi korporasi tersebut murni karena aspek bisnis.
Nurul memaparkan, hingga saat ini dirinya belum menemukan bukti yang jelas kaitan benturan kepentingan investasi Telkomsel di GOTO. Benturan kepentingan dinilai Nailul memiliki spektrum yang sangat luas. Tidak hanya sekadar dari keterikatan hubungan keluarga atau dekat dengan siapa.
Jika ingin dikaitkan dengan konflik kepentingan, menurut nurul semua investasi perusahaan BUMN dikaitkan dengan konflik kepentingan. Namun saat ini konflik kepentingan tersebut hanya dikaitkan Telkomsel dengan GOTO. Padahal perusahaan plat merah yang berinvestasi di GOTO tak hanya GOTO semata. Bahkan yang berinvestasi di GOTO juga bukan perusahaan BUMN saja. Tetapi ada perusahaan swasta Nasional dan ventur capital multi Nasional.
"Sejatinya kegaduhan dalam investasi Telkomsel di GOTO lebih banyak memiliki tujuan untuk menggoyang management Telkom. seperti perusahaan telekomunikasi lainnya, Telkom dan Telkomsel memiliki kepentingan berinvestasi di perusahaan digital. Karena bisnis perusahaan telekomunikasi saat ini berkaitan erat dengan ekonomi digital. Mereka saling melengkapi," ungkap Nailul kepada wartawan, Selasa (14/6/2022).
Saat ini menurut Nailul, potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar potensinya. Ini dapat dilihat dari tingginya minta investor untuk masuk ke sektor digital Nasional. Bahkan SingTel Group juga tengah masuk ke bank digital di Indonesia.
"Karena hanya melihat dari sisi ekonominya saja maka saya masih melihat keputusan investasi yang dilakukan Telkomsel di GOTO murni bisnis. Bahkan sinergi bisnis bisa dioptimalkan dengan masuknya Telkomsel di GOTO. Dan tentu investasi Telkomsel di GOTO juga melalui pengawasan SingTel. Sehingga semua proses GCG dan risk management sudah dijalankan dengan baik. Apalagi Telkom sebagai BUMN dan perusahaan publik sangat menjunjung tinggi GCG dan risk management," terang Nailul.
Dinilai Kurang Paham
Mengenai laporan keuangan yang dinilai beberapa pihak merugikan Telkom sebagai BUMN, dinilai Nailul sebagai bentuk kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal dan metode akutansi pencatatan.
Yang dicatatkan Telkom dilaporan keuangan dinilai Nailul masih berupa potensial. Selama saham GoTo yang dipegang oleh Telkomsel masih belum dijual, belum bisa kita mengatakan untung atau rugi.
"Karena metode pencatatan laporan keuangan harus menggunakan marked to market harga terakhir di bursa. Jika menggunakan acuan harga saham saat ini, pasti potensial gain buat Telkom Group. Pada laporan keuangan Desember 2021 ada potensial gain tidak ada yang mempermasalahkan. Investasi Telkomsel di GoTo di harga Rp 270. Jadi menggunakan harga sekarang Telkom berpotensi untung. Sehingga potensi naik atau turunnya investasi Telkomsel di GoTo tergantung periode pencatatannya dan harga saham saat dicatatkan,"kata Nailul.
Agar kegaduhan investasi perusahaan BUMN di perusahaan digital tidak terjadi lagi, Nailul berharap perlu adanya peningkatan lisrasi masyarakat terhadap pasar modal dan pencatatan laporan keuangan.
Saat ini edukasi masyarakat terhadap pasar modal dan pencatatan laporan keuangan masih kurang. Diakui Nailul memang ada beberapa pihak yang sudah menjelaskan mengenai pasar modal dan PSAK. Namun penjelasannya belum mendalam dan masih tendensius ke arah politik dengan mengarahkan ke faktor benturan kepentingan.
Advertisement