Liputan6.com, Jakarta Zulkifli Hasan kini secara resmi telah menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Luthfi. Hal ini setelah dirinya dilantik Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Banyak tugas yang sudha menanti Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan. Perombakan tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya menjaga stabilitas harga pangan dan komoditas yang terus naik.
Baca Juga
Direktur Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, sejumlah tugas menanti Zulkifli Hasan untuk diselesaikan. Pertama, menyelesaikan masalah rantai distribusi pangan khususnya minyak goreng.
Advertisement
"Kedua melakukan pembersihan di internal mendag khususnya pejabat yang menangani izin ekspor impor pangan," katanya kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Tugas ketiga adalah melakukan sinkronisasi data dengan lembaga lain sehingga kebijakan lebih terintegrasi. Keempat, memperluas pasar ekspor ke negara alternatif melalui intelijen pasar dan koordinasi dengan atase perdagangan maupun kedutaan besar di negara potensial.
Bhima juga menilai, Zulkifli Hasan perlu melakukan evaluasi perjanjian perdagangan bebas yang merugikan daya saing Indonesia. "Kemudian keenam, mengatur porsi barang impor di e-commerce," katanya.
Profil Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan Baru Pengganti Muhammad Lutfi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Zulkifli Hasan untuk menduduki jabatan Menteri Perdagangan pada reshuffle kabinet yang dilakukan pada Rabu 15 Juni 2022. Posisi Zulkifli Hasan menggantikan Muhammad Lutfi.
Zulkifli Hasan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN). Ia juga pernah menduduki posisi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) untuk periode 2014–2019.
Dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/6/2022), pria lulusan SMA 53 Jakarta ini juga pernah menduduki posisi Menteri Kehutanan pada periode 2009 - 2014. Saat itu ia ditunjuk oleh Presiden Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia dilantik bersama dengan 33 orang menteri lainnya dan 2 orang pejabat setingkat menteri di Ruang Credential, Istana Merdeka pada hari Kamis, 22 Oktober 2009.
Pada masa jabatannya sebagai Menteri kehutanan telah dua kali menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa), yaitu yang pertama untuk bidang Administrasi Publik dari Sejong University Seoul dan yang kedua untuk bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dari Universitas Negeri Semarang.
Zulkifli Hasan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 53 Jakarta pada tahun 1982. Selanjutnya, ia mengambil program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996.Ia kemudian mengambil program pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan mendapat gelar Magister Manajemen pada tahun 2003.Â
Advertisement
Karir Politik
Zulkifli Hasan mencalonkan diri sebagai ketua umum PAN pada 19 Januari 2015 di Surabaya. Menanggapi pencalonan tersebut Ketua Majelis Pertimbangan Barisan Muda PAN Hanafi Rais mengatakan bahwa ada beberapa gagasan dari Zulkifli Hasan sebagai calon ketua umum PAN saat deklarasi di Surabaya yang patut diapresiasi.
Gagasan tersebut di antaranya adalah ingin lebih fokus pada kerja politik untuk membela kepentingan masyarakat yang diwakilinya, selain itu juga mengenai mengenai pengaderan partai yang harus kesinambungan bagi semua kader PAN.
Gagsan lain adalah perubahan sistem dalam penentuan pimpinan pengurus daerah dan calon kepala daerah, di mana jika sebelumnya Dewan Pimpinan Pusat PAN berperan penuh dalam menentukan pimpinan dewan daerah dan calon kepala daerah, Zukifli berniat untuk memberikan wewenang penuh kepada pengurus daerah untuk memutuskan.
Gagasan terakhir, yaitu mengenai peningkatan kinerja pelayanan kepala daerah yang ia harapkan dapat menjadi lebih mudah ditemui dan diajak berkomunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung oleh kader-kader dari daerah.
Pada 1 Maret 2015, Zulkifli Hasan terpilih sebagai Ketua Umum PAN periode 2015–2020, menggantikan Hatta Rajasa. Ia terpilih di Kongres PAN yang diadakan di Bali, melalui pemungutan suara dan memperoleh 292 suara, sedangkan lawannya, Hatta Rajasa hanya mendapat 286 suara.