Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ekonomi 60 negara di dunia diperkirakan bakal ambruk. Bahkan ekonomi dari 40 negara diantaranya telah dipastikan merosot. Pernyataan dari Jokowi tersebut mengutip data dari International Monetary Fund (IMF).
Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera menilai, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak potensi. Artinya, Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain apalagi 60 negara yang diperkirakan ekonominya terancam ambruk.
Baca Juga
“Indonesia negeri besar dan banyak potensi. Tidak bisa disamakan dengan negara lain,” kata Mardani kepada Liputan6.com, Jumat (17/6/2022).
Advertisement
Kendati begitu, kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, bukan berarti Indonesia baik-baik saja, melainkan selalu ada tantangan. Apalagi di era pasca pandemi. Sejarah dunia selalu menunjukkan pasang surut peradaban satu negeri.
Tapi, menurutnya bukan sikap bijak seorang pemimpin jika menyampaikan prediksi tidak diikuti dengan solusi yang membuat rakyat khawatir dan sedih.
“Kira-kira sebesar apapun krisis dan ancaman, rakyat akan tenang kerja dan tidur karena tahu pemimpinnya punya solusi, punya kemampuan dan cinta rakyat,”ujarnya.
Namun, Presiden Jokowi akhirnya meminta jajaran pembantunya di kementerian untuk bisa peka terhadap kondisi ini. Tujuannya, guna bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dari ketidakpastian global.
Guna mendukung hal itu, ia meminta Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh untuk melakukan pengawasan. Utamanya menyoroti detail.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekonomi 60 Negara Bakal Ambruk, Jokowi Minta Para Menteri Peka
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut ekonomi 60 negara di dunia diperkirakan bakal ambruk. Bahkan ekonomi dari 40 negara diantaranya telah dipastikan merosot.
Dengan demikian, Jokowi meminta jajaran pembantunya di kementerian untuk bisa peka terhadap kondisi ini. Tujuannya, guna bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dari ketidakpastian global.
"IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi, dalam pembukaan Rakornaswasin BPKP, Selasa (14/6/2022).
Ia menyampaikan, dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian utamanya di sektor pangan dan energi. Sehingga, akan berdampak pada kondisi ekonomi di dalam negeri.
Buktinya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan. Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor energi pun mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding prediksi.
"Inilah ketidakpastian yang saya sampaikan dan kita semua harus punya kepekaan, harus punya sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tak bisa hanya makronya, tidak, bisa mikronya, detailnya harus tahu," paparnya.
Guna mendukung hal itu, ia meminta Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh untuk melakukan pengawasan. Utamanya menyoroti detail.
"Inilah yang sering saya sampaikan ke Pak Ateh, pak Kepala BPKP, pak detail ini di cek pak. Untuk apa? Policy-nya (aturan kebijakan) jangan sampai keliru," tegasnya.
Advertisement
Bersiap
Atas dasar itu, ia meminta para pembantunya di kabinet untuk menyiapkan berbagai kemungkinannya. Khususnya mengenai antisipasi terhadap krisis pangan dan krisis energi.
"Oleh sebab itu, kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini, pangan harus betul-betul disiapkan, energi dikalkulasi betul, katena separuh energi kita impor," kata dia.
Alasannya, dengan kondisi negara Indonesia yang cukup besar, maka kebutuhan atas pangan dan energi di dalam negeri sangat besar. Di sisi energi, kebutuhan itu melingkupi kebutuhan untuk kendaraan, industri hingga rumah tangga.