Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah menyelesaikan tahapan pemungutan suara atau voting dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Jumat (17/6/2022).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, proses ini menjadi penentu kesepakatan perdamaian (homologasi) antara Garuda dengan kreditur.
Baca Juga
"Hari ini adalah momen penting bagi kami, karena salah satu BUMN yang menjadi entitas kebanggan bangsa, Garuda Indonesia, telah menyelesaikan pemungutan suara dalam proses PKPU," ujar Erick di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Advertisement
Erick bersyukur voting ini mendapatkan respons positif dari mayoritas kreditur yang ikut serta dalam proses PKPU. Berdasarkan hasil rekapitulasi voting, lanjut Erick, insya Allah Garuda dapat mencapai threshold suara yang menjadi syarat homologasi. Erick menyebut hasil ini tak lepas dari kerja keras dan dukungan banyak pihak, baik internal maupun eksternal.
"Proyeksi positif yang kami terima hari ini tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh jajaran manajemen, karyawan, serta tim konsultan pendamping yang lebih dari tujuh bulan menjalin komunikasi intensif dengan para kreditur. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para kreditur yang telah mendukung Garuda hingga ke titik ini," ucap Erick.
Erick berharap dukungan ini akan terus mengalir hingga tahap di mana Garuda mulai melaksanakan langkah-langkah strategis yang telah dirancang dalam rencana bisnis ke depan. Hal ini akan menjadikan Garuda sebagai entitas bisnis yang lebih agile, adaptif dan berdaya saing.
"Kami tidak lupa menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang terus percaya pada Garuda Indonesia, khususnya di masa yang penuh tantangan ini untuk memberikan pelayanan penerbangan terbaik," lanjut Erick.
Erick mengatakan, Garuda Indonesia berkomitmen menjalankan misi menjadi platform penggerak ekonomi bangsa dan melalui peran esensialnya sebagai penyedia akses konektivitas bagi aktivitas ekonomi, pariwisata hingga sosial dan budaya bagi masyarakat Indonesia.
"Perkembangan positif ini datang di momentum yang tepat, saat dunia telah mulai bangkit dan beradaptasi dengan pandemi, ekonomi hidup kembali dan orang-orang mulai bepergian. Dengan terus bekerja sama dan saling mendukung, ke depannya kita dapat menantikan Garuda terbang lebih tinggi," kata Erick menambahkan.
Voting PKPU Hari Ini 17 Juni 2022, Analis Sebut Garuda Indonesia Ada Harapan
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mulai masuk voting kreditur yang merupakan bagian proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Jumat, 17 Juni 2022. Analis menilai, kreditur akan setujui voting PKPU tersebut karena dukungan dari pemerintah.
Pengamat pasar modal Edwin Sebayang menilai, voting kreditur dalam proses PKPU Garuda Indonesia tersebut akan disetujui. Hal ini karena pemerintah akan bailout sehingga Garuda Indonesia dapat diselamatkan.
“Pasti disetujui ketimbang (pailit-red). (Kreditur-red) akan setuju. Pemerintah akan bailout sekitar Rp 7 triliun, PMN, ada harapan pasti diselamatkan,” ujar Edwin saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (17/6/2022).
Edwin menuturkan, voting kreditur itu juga ada harapan terkait gengsi. Garuda Indonesia merupakan maskapai nasional yang dinilai perlu dipertahankan. “Masalah gengsi jadi dipertahankan,” ujar dia.
Jika voting kreditur PKPU Garuda Indonesia itu disetujui, Edwin menuturkan, PT Garuda Indonesia Tbk memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). Hal itu mulai dari mengurangi utang yang besar.
Mengutip laman PKPU Garuda Indonesia, jumlah total utang yang terdaftar dalam DPT mencapai Rp 142 triliun. Daftar ini dibagi menjadi tiga kategori, yakni lessor, kategori preferen dan non preferen.
Advertisement
Rinciannya
Rinciannya, untuk piutang kategori lessor sebesar Rp 104,37 triliun, DPT Preferen sebanyak Rp 3,95 triliun, dan DPT Non Preferen sebesar Rp 34,09 triliun. Angka yang tercantum ini telah melalui proses konversi bagi nilai utang dengan mata uang asing.
Mengutip daftar tersebut, tim pengurus PKPU Garuda Indonesia baru mencatat sebanyak 501 entitas. Terdiri dari 123 lessor, 23 preferen, dan 355 non preferen.
Selain itu, menambah armada dan tujuan seiring aktivitas masyarakat mulai pulih. Namun, di sisi lain, perseroan juga harus menekan biaya. “(Garuda Indonesia-red) bagaimana bisa mendapatkan avtur murah,” kata dia.
Edwin menambahkan, langkah Garuda Indonesia selanjutnya juga menjadi pertanyaan jika voting kreditur disetujui. Hal ini seiring persaingan maskapai ketat dan peremajaan armada. “Bagaimana dapatkan kepercayaan leasing itu harus dibangun. Biaya-biaya yang tidak perlu harus dikurangi. Kalau tidak dilakukan akan terpuruk kembali. Harus benar-benar reformasi total dan bersih,” kata dia.