Liputan6.com, Jakarta Rencana investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) ternyata sudah sesuai aturan.
Hal itu terungkap dalam Rapat Panja Investasi BUMN pada Perusahaan Digital Komisi VI DPR RI yang dihadiri manajemen Telkom dan Telkomsel pekan lalu, di Gedung DPR.
Baca Juga
Direktur Utama Telkom Ririek Ardiansyah menekankan bahwa investasi Telkomsel sudah melalui berbagai proses dan inisiasi yang dilakukan oleh tim.
Advertisement
"Disrupsi digital di industri telekomunikasi itu sangat nyata. Menghadapi situasi menantang seperti itu, kita tidak boleh sekadar bertahan. Kita harus cepat beradaptasi, berkolaborasi dan berinvestasi. Sebagai perusahaan teknologi nasional, dan pemain utama ekonomi digital, Gojek masuk dalam radar investasi kami," kata Ririek dikutip Selasa (21/6/2022).
Singtel sebagai pemegang 35 persen saham Telkomsel turut merestui keputusan investasi di GoTo. Pertimbangan investasi di jajaran direksi Telkomsel dipimpin oleh Direktur Planning & Transformation yang merupakan perwakilan Singtel di Telkomsel.
Direktur Planning dan Transformation memimpin berbagai inisiatif di bisnis digital Telkomsel termasuk investasi di GoTo. Usulan investasi kemudian disetujui oleh seluruh dewan direksi berdasarkan keputusan kolektif kolegial
Selebihnya, hierarki pengambilan keputusan investasi berhenti di level dewan direksi Telkomsel. Proses konsultasi ke perusahaan induk (pemegang saham), yakni Telkom dan Singtel, hanya terjadi di level direksi kedua perusahaan. Sesuai ketentuan, jajaran komisaris Telkom ataupun Singtel tidak perlu dilibatkan dalam proses ini.
Menurut paparan, saat berinvestasi Telkom telah merujuk pada peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berlaku, yaitu: Kitab UU Hukum Perdata, UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Permen No 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, Dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, dan Anggaran Dasar Telkomsel No. 69 Tahun 2008 yang mengatur ketentuan mengenai persetujuan organ.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengembangan Bisnis
Selebihnya, manajemen Telkom dan Telkomsel mengatakan, investasi di GoTo ditujukan untuk pengembangan bisnis perusahaan. Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom, dalam forum tersebut mengatakan, sebagai perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, Telkom harus mampu beradaptasi dengan perkembangan industri telekomunikasi.
Telkom tidak bisa lagi mengandalkan dari bisnis konvensional seperti jualan SMS, paket data internet atau sambungan telepon rumah. Oleh karena itu, agar tetap relevan dan mampu memberikan nilai tambah kepada pelanggan, industri telekomunikasi harus bisa masuk ke arah digitalisasi.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi global pada saat itu. Sebut saja raksasa telekomunikasi dunia seperti AT&T dan Verizon yang sudah berinvestasi di bisnis digital sejak 5 tahun lebih awal.
Ririek menambahkan, pada saat itu perusahaan sudah mengkaji agar dapat berkolaborasi dan berinvestasi dengan Gojek yang merupakan perusahaan teknologi nasional.
Tapi, rencana tersebut belum dapat dilakukan di tahun 2018 karena saat itu, regulasi terkait transportasi online belum jelas. Bisnis transportasi online baru memiliki payung hukum setelah terbit Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub Nomor KP 348 Tahun 2019.
Advertisement
Valuasi Gojek
Di tahun 2019, valuasi Gojek menembus angka USD 10 miliar dan menjadi decacorn dan superapp dari sebelumnya di tahun 2018 yang baru sebatas unicorn (valuasi USD 1 miliar).
Pada titik ini, Telkomsel kembali mengkaji untuk melanjutkan rencana investasi di Gojek. Telkomsel melihat banyak peluang kerjasama bisnis yang bisa disinergikan dengan ekosistem Gojek, dan tidak lagi sebatas capital gain, melainkan kolaborasi secara riil yang dapat mendorong bisnis Telkomsel. Adapun alasan investasi Telkomsel di GoTo, menurut manajemen Telkom, adalah untuk menciptakan nilai tambah dari sinergi bisnis.
Beberapa sinergi yang telah terbentuk meliputi peningkatan jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel secara tahunan, peningkatan penetrasi jumlah penggunaan paket swadaya Telkomsel oleh pengemudi Gojek, jumlah pengemudi Gojek yang menjadi pengecer (reseller) yang tumbuh secara tahunan, serta pertumbuhan transaksi pembelian paket data di aplikasi Gojek, dan paket data di aplikasi MyTelkomsel yang dibayar dengan GoPay.