Sukses

Harga Emas Pegadaian Hari Ini 23 Juni 2022 Kompak Loyo, Cek Rinciannya

Berikut rangkuman harga emas Pegadaian hari ini, 23 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas hari ini yang dijual oleh PT pegadaian (Persero) kompak turun dibandingkan hari sebelumnya.

BUMN Pegadaian selama ini menjual berbagai jenis emas. Mulai dari emas Antam, Batik Antam, emas Retro dan emas UBS. Juga disediakan berbagai ukuran dari terkecil di 0,05 gram hingga terbsar 1.000 gram.

Melansir laman Pegadaian, Kamis (23/6/2022), harga emas Pegadaian jenis Antam masih dibanderol Rp 1.034.000 segram. Sedangkan emas jenis retro satu gram dibanderol Rp 979.000. Kemudian emas UBS ukuran 1 gram dijual Rp 979.000.

Masyarakat bisa mengetahui perubahan harga emas Pegadaian melalui laman resminya di www.pegadaian.co.id. Harga emas Pegadaian setiap hari berubah dan menyesuaikan dengan harga pasar emas dunia dan lokal.

Berikut rangkuman harga emas Pegadaian hari ini:

Harga Emas Antam

- 0,5 gram = Rp 566.000

- 1 gram = Rp 1.028.000

- 2 gram = Rp 1.994.000

- 3 gram = Rp 2.963.000

- 5 gram = Rp 4.904.000

- 10 gram = Rp 9.749.000

- 25 gram = Rp 24.242.000

- 50 gram = Rp 48.402.000

- 100 gram = Rp 96.722.000

- 250 gram = Rp 241.529.000

- 500 gram = Rp 482.841.000

- 1000 gram = Rp 965.640.000

 

Harga Emas Antam Batik

- 0,5 gram = Rp 638.000

- 1 gram = Rp 1.183.000

- 8 gram = Rp 8.963.000

 

Harga Emas Retro

- 0,5 gram = Rp 520.000

- 1 gram = Rp 973.000

- 2 gram = Rp 1.925.000

- 3 gram = Rp 2.860.000

- 5 gram = Rp 4.752.000

- 10 gram = Rp 9.444.000

- 25 gram = Rp 23.475.000

- 50 gram = Rp 46.864.000

- 100 gram = Rp 93.645.000

- 250 gram = Rp 233.827.000

- 500 gram = Rp 467.429.000

- 1000 gram = Rp 934.814.000

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram = Rp 521.000

- 1 gram = Rp 975.000

- 2 gram = Rp 1.934.000

- 5 gram = Rp 4.780.000

- 10 gram = Rp 9.508.000

- 25 gram = Rp 23.723.000

- 50 gram = Rp 47.347.000

- 100 gram = Rp 94.656.000

- 250 gram = Rp 236.569.000

- 500 gram = Rp 472.580.000.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Harga Emas Hari Ini Melonjak Dipicu Kekhawatiran Resesi

Sebelumnya, harga emas naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dipicu kekhawatiran baru akan resesi yang mendukung daya tarik emas batangan sebagai investasi yang aman dan melawan tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat.

Sementara investor menunggu isyarat kebijakan moneter dari Bank Sentra Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/6/2022), harga emas di pasar spot membalikkan penurunan awal untuk naik 0,4 persen menjadi USD 1.839,86 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD 1.841,70.

Saham dunia jatuh karena kekhawatiran kenaikan suku bunga dan resesi berlanjut. Selain itu, melonjaknya harga pangan mendorong inflasi harga konsumen Inggris ke level tertinggi 40 tahun sebesar 9,1 persen bulan lalu.

“Anda memiliki semua ketakutan akan meningkatnya risiko resesi dan inflasi yang memberikan latar belakang yang cukup baik dalam hal permintaan tempat berlindung yang aman; bukan berarti semua orang terburu-buru mencari emas, tetapi orang-orang jelas-jelas berpegang teguh pada posisi emas saat ini," kata Kepala Riset Generasi Berikutnya di Julius Baer, Carsten Menke.

“Tetapi di sisi negatifnya, Anda memiliki pengetatan moneter yang sangat agresif, terutama oleh Fed AS,” tambah Menke,

Membatasi kenaikan harga emas, indeks dolar naik 0,1 persen, membuat emas batangan mahal bagi pembeli luar negeri.

3 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Powell dijadwalkan untuk bersaksi di depan Kongres pada hari Rabu dan Kamis setelah bank sentral menaikkan suku bunga acuannya pekan lalu sebesar 75 basis poin (bps) untuk mencoba menjinakkan inflasi.

Jika Powell membuka jalan untuk kenaikan suku bunga 75 bps lagi pada Juli, kemungkinan akan memicu penguatan dolar lebih lanjut dan kenaikan imbal hasil, yang mengakibatkan penurunan emas, kata Ricardo Evangelista, analis senior ActivTrades.

“Jika tidak, dan ini adalah skenario yang paling mungkin, jika ketua menghindari serangan hawkish seperti itu, harga emas kemungkinan akan tetap relatif stabil,” tambah Evangelista.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Di tempat lain, harga perak turun 0,9 persen menjadi USD 21,47 per ounce, dan harga platinum turun 0,2 persen menjadi USD 935,75. Sedangkan harga palladium naik tipis 0,4 persen menjadi USD 1,884,34.

4 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Tembus USD 1.900 per Ounce?

Harga emas diprediksi akan berada di level USD 1.800-USD 1.900 per ounce. Hal ini salah satunya ditopang oleh lonjakan inflasi yang akan menjad pendorong utama untuk kenaikan harga emas.

Selain inflasi, meningkatnya risiko resesi ekonomi juga dapat mendorong pembelian emas jika investor terus takut kehilangan aset lainnya.

"Emas telah melakukan 'pekerjaan yang spektakuler'. Tapi itu tidak berarti logam mulia tidak terkoreksi di sini dan kembali ke USD 1.800. "Itu tidak akan menjadi kekalahan tetapi koreksi sederhana," kata kepala strategi komoditas global TD Securities Bart Melek, dikutip dari KItco, Senin (20/6/2022).

Pemikiran di balik proyeksi Melek adalah sikap Bank Senral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang gigih dan tidak akan menyerah pada kenaikan suku bunga agresif sebagai tanda pertama masalah ekonomi.

 "Kecurigaan saya adalah bahwa The Fed tidak akan berubah pikiran dalam waktu dekat," katanya. 

"Sangat mungkin akan ada banyak kenaikan yang lebih agresif dalam menghadapi kekuatan inflasi yang kuat, yang kemungkinan akan membawa harga emas kembali ke posisi terendah pada Mei lalu," tutur dia,

Ini berarti harga emas akan kembali ke kisaran USD 1.824-USD 1.808 dalam waktu dekat. 

"Masih berpikir kita bisa turun di bawah USD 1.800 pada akhir tahun. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Fed akan terkelupas pada tanda pertama masalah. Bisa jadi dalam situasi di mana pertumbuhan mulai melambat, tetapi kita tidak akan melihatnya. Pergerakan inflasi  yang signifikan akan terjadi hingga September atau Oktober," jelas dia.