Liputan6.com, Jakarta Jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, PT PLN (Persero) mempercepat berbagai pekerjaan dan menjamin persiapan rampung 100 persen sebelum acara. Hal ini demi memastikan keandalan pasokan listrik selama gelaran internasional tersebut.
Executive Vice President Distribusi PT PLN (Persero) Regional Jawa Madura dan Bali, Ida Bagus Ari Wardana menjelaskan persiapan PLN menyambut KTT G20 sudah di atas 50 persen.
Baca Juga
"Semuanya on progress khususnya di sisi keandalan. Kami perkuat pembangkit, transmisi, distribusi juga operasi sistem dan retail yang saat ini sudah mencapai 72,28 persen," terang Ari lewat keterangan tertulis, Jumat (24/6/2022).
Advertisement
Ari menyebutkan, penguatan di sisi distribusi meliputi penyempurnaan konstruksi pasokan suplai energi listrik dan merapikan jaringan listrik pada jalur-jalur di sekitar tempat kegiatan berlangsung.
Selain itu, pengadaan suplai cadangan, hingga peremajaan peralatan-peralatan pendukung lainnya pun turut dilakukan.
Tak hanya itu, Ari menambahkan, ketersediaan pasokan listrik nantinya turut didukung oleh pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang saat ini masih dalam tahap relokasi dari Grati, Jawa Timur. PLTG ini nantinya akan memasok listrik sebesar 2 x 100 megawatt (MW) ke dalam sub sistem Bali.
"Sejak Februari 2022 lalu hingga kini relokasi PLTG sudah mencapai 51,70 persen, target kami akan rampung 100 persen di September mendatang," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sistem Transmisi
Untuk sistem transmisi, PLN juga melakukan penguatan serta meningkatkan keandalan transmisi dengan melakukan pemeriksaan kabel laut dan kelengkapannya. Pemeliharaan saluran kabel laut tegangan tinggi serta 30 action program lainnya diperkirakan selesai Oktober 2022.
"Tim juga melakukan beberapa pekerjaan pendukung lainnya seperti mengecek instalasi listrik lokasi yang akan digunakan untuk kegiatan antara lain hotel dan lokasi wisata yang menjadi pusat kegiatan nantinya," imbuh Ari.
Ari juga memaparkan kesiapan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang saat ini pembangunannya telah mencapai 56,32 persen.
"SPKLU Fast Charging sebanyak 21 unit sudah rampung pengerjaannya dan saat ini kami sedang berupaya mempercepat penyelesaian pembangunan 60 unit SPKLU Ultra Fast Charging dan 200 unit Home Charging yang ditargetkan selesai bulan Agustus,” imbuhnya.
Seluruh SPKLU yang dibangun nantinya, menurut Ari, akan melayani 492 kendaraan listrik delegasi dan 464 kendaraan patwal dan operasional lainnya.
Advertisement
PLN Usul PMN Rp 10 Triliun, Targetkan Listriki 4.700 Desa
PT PLN (Persero) menargetkan seluruh desa di Indonesia dapat menikmati listrik PLN pada 2024. Untuk bisa mencapai target tersebut, perseroan memanfaatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Target ini sesuai dengan cita-cita pemerintah dalam akses energi yang merata dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi menjelaskan hingga 2021 rasio desa berlistrik di Indonesia telah mencapai 99,7 persen, atau tersisa 293 desa belum menikmati listrik.
Namun dari angka tersebut, masih ada lebih dari 4.700 desa yang dilistriki secara mandiri dan belum menikmati listrik PLN. Desa-desa ini mayoritas berada di wilayah di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang sulit dijangkau.
"Ini sesuai dengan prinsip sila ke-5 Pancasila kita. Di mana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini kami harus memberikan akses listrik yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujar Evy, Selasa (21/6/2022).
Namun, melistriki desa ini bukan tanpa tantangan. Evy menjelaskan karena sasaran desa berlistrik ini mayoritas berada di wilayah 3T dengan akses yang sulit maka secara kacamata bisnis ini tidak feasible.
Evy menjelaskan untuk bisa melistriki satu kepala keluarga (KK) di desa terpencil membutuhkan paling tidak Rp 25 juta hingga Rp 45 juta per KK.
"Untuk itu, di sinilah peran PMN hadir agar seluruh masyarakat meski di desa tetap bisa mendapatkan akses listrik," tambah Evy.
PMN 2024
Pada tahun 2024, PT PLN akan kembali mengajukan dana PMN sebesar Rp 8 triliun untuk sisa mengejar target rasio desa berlistrik 100 persen.
Harapannya, dengan upaya ini rasio elektrifikasi nasional dan rasio desa berlistrik bisa mencapai target sebelum 2025.
"Kami optimistis tentu saja target ini bisa tercapai dengan dukungan semua pihak. Stakeholder dan juga dukungan semua pihak. Ini perlu upaya bersama untuk bisa menciptakan akses listrik yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutur Evy.
Advertisement