Sukses

Produsen Makanan Sehat Asal Malaysia Lebarkan Sayap ke Indonesia

Saat ini AFYAA sudah berekspansi ke 4 negara diantaranya Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - AFYAA, perusahaan makanan fungsional yang memiliki tujuan menanamkan hidup sehat melebarkan sayap ke Indonesia. Founder AFYAA Sheikh Muszaphar Shukor Al Masrie menjelaskan, hadirnya produk AFYAA di Indonesia adalah sebagai permulaan terbaik bagi AFYAA untuk mengembangkan merek di peringkat global.

"Fokus AFYAA saat ini, selain membantu pengguna mencapai tahap kesehatan optimum. Kami juga ingin membuka peluang dan meramaikan lagi E-usahawan AFYAA di wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah," tutur Sheikh Muszaphar Shukor Al Masrie dalam keterangan tertulis, Jumat (24/6/2022).

Di Indonesia AFYAA pertama kali hadir pada bulan April 2021. Produk pertama yang diluncurkan di Indonesia yaitu AFYAA Blacktide. Adaptasi dari produk sebelumnya yaitu AFYAA Hayyiba, AFYAA Blacktide memiliki kandungan yang terdiri dari jintan hitam, pare dan peptida kedelai.

Dimana sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jintan hitam merupakan makanan sunnah yang bermanfaat untuk kesehatan terutama mengontrol gula darah, menjaga daya tahan tubuh, menjaga kadar kolesterol, menjaga tubuh dari penyakit kronis dan tidak mudah terserang oleh virus.

"Saat ini AFYAA sudah berekspansi ke 4 negara diantaranya Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Singapura.  Selain itu, AFYAA telah memiliki lebih dari 200.000 konsumen sejak pertama kali diluncurkan dan telah mendapatkan penghargaan sebagai ASIA," kata Director AFYAA Abdul Azim Adnan.

AFYAA memiliki lebih dari 5.000 dealer yang ada di kawasan Asia tenggara dan berkembang secara global.  AFYAA bukan hanya produsen produk. AFYAA juga membuka peluang dan solusi bagi masyarakat yang menginginkan kesehatan dan kehidupan terbaik.

"Lebih dari 1 tahun berada di pasar global bukanlah tugas yang mudah, namun kami sangat bangga dapat membantu lebih dari 200.000 pelanggan di seluruh tanah air bersama AFYAA dan akan terus bertambah selanjutnya," imbuhnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Menjaga Hidup Sehat

Pada kesempatan yang sama, Henry Yota, Country Manager AFYAA mengungkapkan dengan hadirnya AFYAA ke Indonesia, pihaknya berharap AFYAA dapat berkembang dan menjadi bagian dari cara masyarakat untuk tetap menjaga hidup sehat dan menjunjung arti nilai sunnah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

"Melalui kesempatan ini, kami juga ingin memberikan kesempatan bagi siapapun yang ingin menjadi bagian dari AFYAA untuk ikut dalam E-usahawan untuk menjalin hubungan lebih erat dan dekat bersama AFYAA," ungkapnya.

Hadirnya produk AFYAA Blacktide ini sangat bernanfaat. Selain itu, AFYAA memiliki target segmentasi dari usia 30 tahun sampai 65 tahun, khususnya masyarakat muslim maupun masyarakat pada umumnya dan produk ini sudah memiliki sertifikasi halal dari MUI.

"Untuk itu, kami optimis kalau produk ini bisa memberi manfaat bagi semua orang, karena produk ini terbuat dari hati," pungkas Henry Yota.

3 dari 3 halaman

Studi Ungkap Pelaku Hidup Sehat Justru Konsumsi Banyak Makanan Berlemak

Sebelumnya, kebanyakan orang tidak dapat menilai secara akurat seberapa sehat diet yang dijalaninya. Bahkan orang yang berpikir sudah menjalani pola makan sehat malah makan terlalu banyak lemak jenuh dan natrium, namun tidak cukup sayuran.

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition seperti dilansir Business Insider.

Para peneliti dari USDA dan University of Central Arkansas melihat data dari 9.757 orang dewasa Amerika yang diminta untuk menyelesaikan survei makanan dan menilai diet dalam skala dari "buruk" hingga "sangat baik".

Para peneliti kemudian mengevaluasi kebiasaan makan peserta dan menilai dari A sampai F berdasarkan pedoman makan sehat yang menetapkan poin untuk makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein, dan untuk menghindari makanan olahan, biji-bijian olahan dan gula, dan lemak jenuh.

Peneliti menemukan bahwa 85% peserta secara tidak akurat menilai dietnya sendiri, hampir semuanya memperingkatkan makanannya lebih sehat daripada yang sebenarnya.

"Kebanyakan orang dewasa melebih-lebihkan kualitas makanan mereka, terkadang sampai tingkat yang substansial," kata Jessica Thomson, penulis utama studi dan penelitian epidemiologi dengan USDA, mengatakan dalam siaran pers.

Sekitar 71% peserta menilai diet yang dijalaninya baik, lebih baik, atau sangat baik - tetapi hanya sekitar 12% dari diet peserta yang peringkatnya tinggi dalam hal kesehatan.

Dan 70% dari diet peserta diberi skor serendah mungkin, F, meskipun hanya 6% orang yang menilai diet mereka sebagai kualitas terendah.

"Tetapi jika Anda berpikir diet Anda tidak sehat, Anda mungkin benar. Orang-orang lebih cenderung benar jika mereka menilai kebiasaan makan mereka berkualitas rendah," catat para peneliti.