Liputan6.com, Jakarta Kinerja audited PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tahun 2021 pasca merger meningkat, Perseroan berhasil catatkan laba sebesar Rp 3,2 Triliun, naik dibandingkan perolehan tahun 2020, yang mencapai Rp3 Triliun.
Nilai laba bersih tersebut turut menyumbang peningkatan laba BUMN tahun 2021 yang mencapai total Rp126 Triliun, atau meningkat sebesar 869 persen dari laba tahun 2020 sebagaimana telah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR pada awal Juni lalu.
Baca Juga
Capaian positif Pelindo pada 2021 ini sejalan dengan program merger yang telah dijalankan pada Oktober 2021 lalu, dimana Perseroan telah bukukan pendapatan usaha senilai Rp28,8 Triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp26,6 Triliun.
Advertisement
Selain itu, Pelindo juga memberikan kontribusi pada Negara melalui setoran Dividen, PNBP, Konsesi, PPH, PPN dan PBB dengan nilai total Rp4,7 Triliun pada tahun buku 2021.
“Salah satu fokus utama Pelindo pasca merger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” lanjut Ali.
Hasilnya, selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bongkar Muat
Di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.
Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. Peningkatan kinerja yang sama terjadi di TPK Makassar.
Kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari. Sejalan dengan TPK Makassar, Terminal Makassar New Port juga mengalami peningkatan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 39 BSH dengan standar waktu sandar yang berkurang dari 2 menjadi 1 hari.
Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon. Peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks.
"Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas dari tiga hari menjadi satu hari," ujar Ali.
Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien yang tergambar dalam kinerja kuartal I 2022, dengan nilai laba bersih mencapai Rp 670 miliar, meningkat 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Advertisement
Bongkar Muat Makin Cepat, Kinerja Pelindo Melesat
Sebelumnya, standardisasi operasional dan komersial menjadi salah satu fokus inisiatif strategis PT Pelindo (Persero) paska merger pada Oktober 2021 lalu.
"Standardisasi operasional dan komersial itu merupakan implementasi dari transformasi pelabuhan kelas dunia yang dimulai sejak 2021-2022 paska merger pada tahun lalu" kata Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono dikutip Sabtu (11/6/2022).
Hal itu merupakan komitmen manajemen PT Pelindo untuk bisa berperan mengurangi biaya logistik di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Bank, biaya logistik di Indonesia tercatat sebesar 23 persen dari Produk Domestik Buro (PDB). Biaya tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Ongkos logistik di Malaysia, misalnya, sudah di angka 13 persen, lebih baik dari Cina (15 persen). Pencapaian terbaik diraih Singapura yang hanya 8 persen, setara dengan Amerika Serikat.
Menurut Arif, pelabuhan memiliki peran untuk mengefisienkan biaya logistik melalui peningkatan produktivitas bongkar muat dan penurunan Port Stay atau Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan.
“Kita harus melakukannya bersama-sama karena biaya logistik menyangkut aspek lain seperti transportasi darat dan administrasi,” lanjut Arif.
Karena itu, Pelindo paska merger mencanangkan standarisasi seluruh pelabuhan yang ada di bawah kendalinya secara bertahap. Empat langkah dilakukan PT Pelindo untuk mencapai standarisasi operasional dan komersial, yakni pengembangan kapabilitas organisasi dan manusia, pola bisnis operasi berbasis perencanaan dan control, optimalisasi infrastruktur dan peralatan - termasuk penataan lay out pelabuhan, dan membangun budaya keselamatan melalui peningkatan kesadaran akan keselamatan dan standarisasi protokol keselamatan
Hasilnya, selama hampir delapan bulan paska merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
Jumlah Bongkar Muat
Di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam. Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.
Peningkatan kinerja yang sama terjadi di TPK Makassar. Kecepatan bongkar muat dari dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari.
Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon. Peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks. Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas tajam dari tiga hari menjadi satu hari.
Perusahaan pelayaran Meratus Line sudah merasakan perbaikan kinerja tersebut. Kepala Cabang Meratus Line Ambon, Samuel Jonathan mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan kecepatan bongkar muat.
“Dengan waktu sandar kisaran 30-35 jam, produktivitas bongkar muatnya sekarang bisa sampai 800 boks sekali sandar. Sebelumnya hanya 400-500 boks,” kata Samuel.
Meratus memiliki dua kapal yang melayani Ambon setiap dua minggu. “Rata-rata membawa barang konsumsi," lanjut dia.
Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan trafik kapal jadi meningkat. Paling tidak, hal itu sudah tergambar dalam kinerja Triwulan I 2022. Arus kapal, misalnya, mencapai 283 juta GT, satu persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement