Sukses

Harga Keekonomian Pertalite Tembus Rp 30 Ribu per Liter

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, saat ini, harga keekonomian Bahan Bakar Minyak BBM) jenis Pertalite telah menembus Rp 30.000 per liter.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, saat ini, harga keekonomian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite telah menembus Rp 30.000 per liter.

Tingginya harga keekonomian Pertalite ini didorong oleh lonjakan harga minyak dunia imbas perang Rusia dan Ukraina.

"Sekarang ini harga minyak dunia sudah di atas USD100 - USD120 per barel. Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92, rata-rata di atas Rp30.000," ujar Menteri Arifin dalam keterangannya, dikutip Senin (27/6).

Menteri Arifin menyebut, harga Pertalite di Indonesia menjadi salah satu yang termurah dibandingkan negara lainnya. Saat ini, harga bbm dengan kandungan RON 90 tersebut masih dijual di angka Rp7.650 per liter meski minyak dunia mahal.

"Pertalite (RON 90) saja dijual Rp7.650, Pertamax (RON 92) kita jual Rp12.50," tekannya.

Berkaca pada situasi tersebut, Menteri Arifin mengimbau masyarakat untuk lebih hemat dalam menggunakan Pertalite. Hal ini demi menekan anggaran subsidi pemerintah untuk sektor energi yang kian melambung.

"Makanya, kita perlu mengingatkan ke masyarakat agar menggunakan BBM seefisien mungkin. Ini berdampak pada (membengkaknya) alokasi subsidi," bebernya.

Upaya lainnya, Menteri Arifin meminta PT Pertamina (Persero) untuk menjaga level keamanan stok BBM dan memperbaiki operasional logistik. Tujuannya untuk memastikan keterjangkauan akses energi dan memangkas biaya produksi agar lebih murah.

"Ini masih terlalu sederhana, kita minta perbaiki logistiknya supaya bisa lebih hemat dan efisien," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Subsidi Ditambah, Harga BBM Pertalite dan Solar Serta LPG Subsidi Tidak Naik

PT Pertamina (Persero) mengapresiasi dukungan pemerintah dalam penyediaan dan distribusi BBM dan LPG dengan menambah alokasi subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.

Belanja subsidi BBM dan LPG pada tahun 2022 yang semula dianggarkan hanya Rp 77,5 triliun dan Kompensasi BBM Rp 18,5 triliun, Pemerintah menetapkan kebijakan penambahan subsidi Rp 71,8 triliun dan kompensasi BBM Rp 234 triliun, atau menjadi Rp 401,8 triliun pada tahun 2022 (asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD 100/barrel).

Dengan tambahan alokasi subsidi tersebut, Pemerintah bersama Pertamina memastikan sampai hari ini harga Pertalite, Solar Bersubsidi dan LPG 3 Kg tidak naik.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah yang melalui Kementerian Keuangan telah mengajukan penambahan subsidi untuk mendukung upaya Pertamina dalam penyediaan dan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi yang sangat diperlukan oleh masyarakat miskin, menengah, rentan dan UMKM.

“Di tengah tantangan berat lonjakan harga minyak mentah dunia yang sangat tinggi, Pemerintah memilih kebijakan pro rakyat dengan menambah alokasi subsidi BBM dan LPG agar harga lebih stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga. Ini wujud negara hadir untuk melindungi masyarakatnya,” ucap Nicke, Jumat (3/6/2022).

 

3 dari 3 halaman

Dukungan Pemerintah

Lebih lanjut Nicke menjelaskan, dukungan pemerintah kepada Pertamina tidak hanya dengan menambah alokasi subsidi BBM dan LPG, namun juga dibuktikan dengan pembayaran kompensasi BBM yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2022.

“Dukungan pemerintah yang disampaikan Menteri Keuangan merupakan solusi bagi Pertamina. Kebijakan ini sangat membantu perseroan agar Pertamina tetap dapat menjalankan fungsi dalam penyediaan dan distribusi BBM dan LPG bersubsidi,” imbuh Nicke.

Untuk itu, tambah Nicke, Pertamina akan berupaya maksimal agar subsidi yang dialokasikan Pemerintah untuk BBM dan LPG dalam APBN 2022 dapat lebih optimal pemanfaatannya bagi masyarakat yang membutuhkan dan sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan.

“Kami akan memastikan pasokan mencukupi dan pengawasan terus ditingkatkan agar alokasi subsidi BBM dan LPG tepat sasaran,” pungkas Nicke.