Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Raharja (Persero) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2021. Jasa Raharja mencatatkan laba sebesar Rp 1,6 triliun di 2021.
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A Purwantono mengatakan, angka ini meningkat 7,97 persen dari 2020. Ia juga menyebut ini ditopang oleh kinerja yang baik selama pandemi Covid-19.
Baca Juga
“Laba merupakan bagian dari kinerja positif yang dicetak Jasa Raharja, yang ikut mendongkrak sektor perasuransian Indonesia, dan memberi dampak positif bagi sektor transportasi,” kata Rivan mengutip keterangan resmi, Selasa (28/6/2022).
Advertisement
Penopang utama pencetakan laba Jasa Raharja berasal dari pencapaian pendapatan. Pada 2021 perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,92 triliun, tumbuh 4,58 persen dibandingkan periode tahun 2020.
Akselerasi utama pertumbuhan laba Jasa Raharja terletak pada strategi bisnis yang disebut AGILE (Accelerate; Gain; Integrate; Leverage dan Enhance). Ini merupakan bagian dari Peningkatan Brand Awareness dan Inovasi Pelayanan yang Optimal.
"Pendapatan yang tercapai dan tumbuh bisa menciptakan efisiensi hingga Gain bisa diraih, yaitu inovasi pelayanan pada fungsi front liner sehingga bisa mencapai pendapatan yang optimal," katanya.
Sementara, dari sisi operasional, PT Jasa Raharja (Persero) yang bekerja sama dengan 2.368 rumah sakit atau 95,91 persen dari rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan. Jasa Raharja sepanjang 2021 telah menyerahkan santunan sebesar Rp 2,41 triliun, atau naik 3,2 persen dibandingkan tahun 2020.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Kurangi Kualitas Layanan
Rivan menyebut peningkatan jumlah penyerahan santunan tidak mengurangi kualitas layanan terhadap publik. Misalnya melalui transformasi digital proses layanan sasaran pelayanan seperti kecepatan penyelesaian santunan Meninggal Dunia (MD) menjadi 4 jam lebih cepat dari tahun 2020.
Yakni hanya 1 hari 10 jam setelah tanggal kecelakaan rata-rata kecepatan berkasnya 14 menit 58 detik, lebih cepat 4 menit ketimbang tahun lalu.
Untuk meningkatkan kinerja dilakukan optimalisasi sistem internal Jasa Raharja untuk memaksimalkan kegiatan investasi melalui Implementasi Direct Acces Market. Berupa penguatan/penambahan modal kepada anak perusahaan dalam rangka meningkatkan bargaining power di pasar.
Advertisement
Permodalan
Dari sisi permodalan, Jasa Raharja tercatat memiliki permodalan yang kuat. Rinciannya dengan rasio risk based capital (RBC) sebesar 669,80 persen, meningkat 9.72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 610,47 persen. Capaian ini seiring kenaikan ekuitas sebesar 2 persen menjadi Rp11,7 triliun.
“Dengan fundamental kinerja yang makin sehat dan kuat, Jasa Raharja akan terus melakukan optimalisasi pendapatan seiring dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat," katanya.
"Khususnya melalui pemanfaatan database kendaraan bermotor di Kantor Bersama Samsat dan melalui aplikasi JRku yang bisa langsung membayar pajak kendaraan bermotor maupun sistem host to host dengan seluruh operator angkutan baik darat, laut dan udara,” tutup Rivan.