Liputan6.com, Jakarta PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM), perusahaan distribusi batu bara, berencana untuk melakukan penawaran perdana umum saham untuk dengan Total Penawaran Umum maksimal di Rp 350 miliar.
HATM telah mendapatkan izin prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana masa penawaran awal HATM diadakan pada tanggal 29 Juni 2022 - 1 Juli 2022. Adapun mayoritas rencana penggunaan dari penawaran umum tersebut akan digunakan HATM untuk membeli armada kapal bulk carrier baru.
Baca Juga
"Sejalan dengan Indonesia menjadi tuan rumah G20 pada tahun 2022 yang berfokus pada pemulihan ekonomi global, HATM juga turut berkontribusi melayani peran layanan logistik dan meningkatkan kualitas rantai pasok beragam pelanggan dan pemangku kepentingan," ujar Dillon Cosmas selaku Direktur HATM, Selasa (28/6/2022).
Advertisement
Sebagai salah satu contoh, HATM bersama dengan PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) bekerja sama dalam pengangkutan pasokan batubara kebeberapa PLTU di Indonesia guna mendukung ketersediaan listrik diberagam daerah.
HATM juga telah melayani transportasi untuk smelter nikel milik Tsingshan Group yang beroperasi di Indonesia. Sam Song - Head of Energy Procurement Tsingshan Group mengaku senang bekerja sama dengan Habco Trans Maritima karena respon yang cepat, mudah berdiskusi.
"Mengerti dalam komunikasi apa yang kami butuhkan, dan itu membuat kami ingin menjalin kemitraan jangka panjang dengan Habco Trans Maritima untuk mendukung bisnis kami di Indonesia," tambahnya.
Atas hasil rencana penggunaan dana dari Penawaran Umum, HATM memproyeksikan peningkatan Pendapatan Usaha sebesar 45,64 persen untuk tahun 2022 yang mayoritas dikontribusikan dari operasional kapal bulk carrier baru.
HATM dan Habco Group sering dikenal sebagai solusi logistik maritim terintegrasi dimana HATM dapat menawarkan one-stop solution untuk pengangkutan kargo laut.
Koordinasi yang teratur dari hulu ke hilir dari kapal tongkang, stevedoring, floating crane, docking menyebabkan peningkatan kualitas layanan secara signifikan, meminimalisir resiko operasional, serta menekan biaya operasional secara menyeluruh.
Jerman Butuh 150 Juta Pasokan Batu Bara dari Indonesia, Bagaimana Kondisi Pasokan Domestik?
Uni Eropa harus bekerja keras mencari pemasok batu bara menjelang musim dingin tahun ini. Situasi kian kritis setelah Rusia memutuskan untuk mengurangi pasokan gas ke kawasan tersebut.
Benua Biru diketahui mulai menyasar sejumlah negara untuk mendapatkan pasokan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Meski sempat berkomitmen menghentikan operasi PLTU, kali ini pembangkit fosil itu kembali diaktifkan.
 Hal ini merupakan imbas dari kebijakan blok Barat untuk mengembargo batu bara dari Rusia. Tekanan makin dirasa setelah Presiden Vladimir Putin memotong pasokan gas ke Eropa melalui pipa North Stream I hingga 60 persen dari waktu normal. Hal ini membuat pasokan minyak dan gas bumi di Eropa makin menipis.
Selain itu, Eropa juga bakal menghadapi musim dingin. Sebagai informasi, konsumsi energi selama musim dingin lebih tinggi dibandingkan biasanya. Sebab, warga Eropa terbiasa menggunakan penghangat ruangan selama musim tersebut.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa sejumlah negara UE sudah mendekati pengusaha dalam negeri demi mendapat pasokan emas hitam tersebut.
Jerman salah satu yang telah menginformasi potensi krisis telah secara resmi meminta 150 juta batu bara dari Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada revisi rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2022.
"Gambaran permintaan sudah 150 juta (ton). Itu yang bicara angka Jerman yang saya tahu," katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebut asosiasi batu bara Jerman telah membuat pertemuan dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif beberapa waktu lalu
"Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50 persen dari suplai batu bara Jerman berasal dari Rusia dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batu bara dadi Indonesia," terangnya.
Data perdagangan batu bara terkini mencatat bahwa komoditas emas hitam tersebut diperdagangkan pada level US$395,50 per metrik ton pada Selasa (21/6/2022). Harga tersebut naik tinggi mencapai 3,47 persen atau 13,25 poin dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Sementara itu di dalam negeri, produksi batu bara Indonesia hingga kini telah mencapai 284,41 juta ton atau 42,90 persen dari target yang ditetapkan di awal tahun yakni 663 juta ton.
Di tengah tingginya permintaan ini, pemerintah memastikan bahwa pasokan untuk domestik tidak terganggu dengan kondisi yang ada saat ini.
Menjawab kebutuhan tersebut, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan berpendapat peran perbankan masih sangat diperlukan untuk menyalurkan kredit ke sektor energi fosil termasuk batu bara.
Menurutnya, hal ini menjadi dasar yang sangat kuat bagi perbankan untuk tetap mendukung energi fosil lantaran masih sangat krusial baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sekalipun penjawab lonjakan kebutuhan energi dari luar negeri.
"Sejauh ini tidak ada larangan bagi dunia perbankan dalam negeri terhadap pembiayaan batu bara di dalam negeri termasuk yang saat ini ramai dibicarakan ketika perbankan memberikan fasilitas pinjaman terhadap perusahaan di sektor batubara," katanya.
Â
Advertisement
Peran Perbankan
Menurutnya, perbankan di Indonesia selama ini telah menggunakan skema bisnis yang benar dalam mendukung kinerja perusahaan batu bara.
Bahkan, perbankan di Indonesia khususnya Himbara termasuk salah satu bank yang memiliki Standar Prosedur Operasional (SOP) yang ketat sebelum menyalurkan dukungan pembiayaan kepada sektor energi fosil.
Di samping itu, batu bara kata Mamit masih menjadi sumber kekayaan alam yang dibutuhkan oleh Indonesia termasuk dunia. Penggunaan batu bara kian masif dilakukan di tahun ini seiring dengan adanya ketidakpastian pasokan energi fosil lainnya akibat perang Rusia - Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga diketahui terus mengoptimalkan kekayaan alam yang dimiliki termasuk batu bara. Upaya ini dilakukan dengan mempersiapkan langkah Net Zero Emission atau netral karbon pada 2060.
"Ini kesempatan bagi kita sebagai negara eksportir batu bara terbesar. Harusnya dioptimalkan sebesar-besarnya potensi batu bara yang kita miliki sampai pada titik tidak boleh digunakan," ujarnya.
Di sisi lain, perbankan Tanah Air sedang menggencarkan green financing untuk mendukung upaya percepatan penggunaan energi terbarukan di dalam negeri.
"Green financing saat ini sedang berjalan dan saya mendukung hal tersebut. Hanya saja, jangan sampai kekayaan alam yang kita miliki tidak bisa dioptimalkan karena kendala pendanaan," terangnya.