Sukses

Intip Kinerja Agung Podomoro Land Sepanjang 2021

Pada 2021 APLN berhasil mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp4,26 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menyetujui seluruh usulan keputusan yang disampaikan kepada pemegang saham termasuk laporan keuangan tahun buku 2021 sekaligus pengunaan dana atas laba (rugi) tahun berjalan tahun buku 2021.

Pemegang saham juga memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai inisiatif dan langkah strategis yang dilakukan oleh manajemen APLN dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sepanjang tahun 2021.

Komisaris Utama/Komisaris Independen APLN Letjen TNI (Purn) Sofian Effendi selaku pimpinan rapat menyatakan, bahwa tantangan dan tekanan bisnis yang luar biasa yang terjadi sepanjang tahun 2021 mampu dilalui dengan berbagai inisiatif dan inovasi oleh APLN.

Hal ini membuktikan bahwa Perseroan, dengan sejarahnya yang panjang di industri properti nasional, memiliki banyak cara agar tetap produktif, sehingga dapat menjadi bagian penting dari upaya percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi.

“Keberhasilan APLN membangun proyek properti baru dan mengembangkan proyek-proyek properti eksisting di berbagai kota selama pandemi telah ikut menggerakkan perekonomian secara nasional, termasuk di daerah. Dengan fundamental yang lebih baik dan pandemi yang semakin terkontrol, Perseroan menatap masa depan dengan penuh optimisme,” jelas Letjen TNI (Purn) Sofian Effendi dikutip Rabu (29/6/2022).

Pada 2021 APLN berhasil mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp4,26 triliun. Perseroan juga mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp1,43 triliun dengan margin laba kotor 33,6 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penjualan Properti

Penjualan properti yang tumbuh positif menjadi sumber utama pendapatan Perseroan di tahun lalu. Sementara bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan mulai bangkit ditengah tantangan pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang tahun.

RUPST APLN juga menyetujui tiga agenda lainnya, yaitu penunjukan akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak untuk tahun buku 2022, penetapan paket remunerasi anggota dewan komisaris dan direksi perseroan untuk tahun buku 2022 serta menyetujui penyesuaian pasal 3 anggaran dasar Perseroan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020.

“Terima kasih kepada seluruh manajemen APLN yang tetap solid dan berani melakukan berbagai terobosan dalam situasi yang sangat menantang dan dinamis ini. Tren pemulihan ekonomi yang positif pada tahun 2022 menjadi kesempatan bagi APLN untuk meraih kinerja yang lebih baik,” tambah Sofyan.

Sejumlah proyek properti yang kini terus dikembangkan dan dipercepat proses pembangunan oleh APLN diantaranya adalah Podomoro City Deli Medan, Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View Cimanggis dan Kota Podomoro Tenjo Bogor.

3 dari 4 halaman

Generasi Milenial Kini Jadi Target Bisnis Properti

Bisnis properti sudah kembali meningkat di Indonesia usai sempat lesu terhantam dampak pandemi Covid-19, bersama sektor industri lain.

Properti merupakan sektor yang tahan akan terpaan dampak pandemi Covid-19 maupun disrupsi digital. Kendati tingkat penjualannya menurun, harganya terus naik.

Pertumbuhan penjualan rumah tipe menengah pada kuartal IV 2021 tumbuh 11,26 perse year on year (YoY).

Capaian angka penjualan Agung Podomoro Land pada 2021 yang melebihi target menjadi gambaran lain ketahanan sektor properti atas dampak pandemi Covid-19.

Hal itu mengemuka dalam Bincang Properti Pascapandemi bertajuk Investasi Cerdas Generasi Muda secara virtual melalui Zoom, Rabu (20/4/2022).

"Semua sektor industri kaget akibat pandemi, bukan hanya properti," ucap Dewan Kehormatan Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jawa Barat Asep Ahmad Rosidin.

Hadir sejumlah narasumber dalam gelar wicara tersebut, yakni Head of Regional Marketing Jawa Barat Tedi Guswana, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Boy Iman Nugraha, Ketua Prodi Manajemen FPEB UPI Heny Hendrayati, dan Financial Planner Arindra Mentari Putri. Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Hazmirullah bertindak sebagai moderator.

Asep mengungkapkan, bisnis properti sudah kembali meningkat. Dia tak memungkiri, dampak pandemi Covid-19 sempat menyebabkan bisnis properti lesu. "Semua sektor industri kaget akibat pandemi, bukan hanya properti," ucap Asep.

Perihal faktor yang menyebabkan bisnis properti lesu saat itu, menurut Asep, bukan daya beli masyarakat.

Dia berpandangan, saat jumlah kasus Covid-19 tinggi, masyarakat khawatir beraktivitas di luar rumah. Pada saat bersamaan, kebanyakan pegawai perusahaan properti bekerja dari rumah (work from home).

4 dari 4 halaman

Properti Mendominasi

Sementara itu, berlaku kebiasaan masyarakat ingin lebih dulu melihat lokasi berikut rupa unit saat hendak membeli.

"Faktornya, karena tidak ada titik temu saja, di antara kebiasaan masyarakat itu dengan kekhawatiran di tengah situasi kasus Covid-19 yang tinggi. Istilah saya, saat itu daya beli tertunda, bukan (daya beli) menurun," tutur Asep.

Asep turut menyampaikan data dari World Market Research (WMR), permintaan properti rumah mendominasi dengan 55 persen.

Tanah menempati peringkat kedua dengan 12 persen. Berdasarkan rentang harga, Rp 500 juta-Rp 2 miliar mendominasi, mencapai 57 persen.

Untuk klasifikasi peruntukan, 90 persen pembeli merupakan pengguna langsung (end user), 10 persen lainnya investor. Dari segi rentang usia, kebanyakan pembeli merupakan kelompok 35-45 tahun.

Rentang usia tersebut termasuk dalam kelompok milenial (1981-1996) dan angkatan paling muda gen X (1965-1980).

Merujuk data BPS dari Sensus Penduduk 2020, persentase kelompok mineal di Indonesia mencapai 25,87 persen, atau 69,38 juta jiwa. Mencocokan dengan penyampaian data dari Asep, angka penduduk milenial itu potensial sebagai target pasar properti.

Heny Hendrayati menyebutkan, secara umum sektor properti tahan banting, termasuk terpaan dampak pandemi Covid-19.

Dari berbagai jenis properti, rumah tipe menengah tampak paling tahan akan terpaan dampak pandemi Covid-19.

Dia menunjukkan data pertumbuhan tahunan penjualan rumah 2021 daripada 2020. Per kuartal empat 2021, rumah tipe menengah tumbuh 11,26 persen. Sementara itu, rumah tipe kecil dan yang besar terkoreksi.

"Kalau pun dari segi penjualan lesu, harganya terus naik. Rata-rata peningkatan nilai 10%-15% per tahun. Sektor properti akan terus menjadi primadona, mengingat fungsinya sebagai kebutuhan dasar," ucap dia.