Sukses

Produsen Alumina China Merugi Karena Susah Dapat Bauksit dari RI

Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco), produsen alumina ketiga terbesar di China, mengaku rugi akibat aturan pengetatan ekspor bauksit yang diterapkan pemerintah Indonesia.

Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco), produsen alumina ketiga terbesar di China mencatat penurunan produksi sebesar 1,7 juta ton menyusul aturan pengetatan ekspor bauksit yang diterapkan pemerintah Indonesia.

"Keterbatasan pasokan bauksit tersebut telah menurunkan produksi alumina perseroan sektiar 1,7 juta ton," jelas Sekretaris Perusahaan Chalco, Liu Qiang dalam keterbukaannya di Bursa Hong Kong, Rabu (30/1/2013).

Terbatasnya pasokan dan turunnya harga alumunium sekitar 7% pada tahun lalu juga telah membuat biaya produksi perseroan meningkat sekitar 4%.

Hal tersebut telah membuat perusahaan ini merugi pada tahun lalu, setelah meraup laba US$ 38,2 juta di tahun sebelumnya. Namun perusahaan  tersebut tidak mau menyebutkan berapa angka kerugian yang ditanggung perseroan.

Pada 2013, perseroan akan mengambil inisiatif untuk mengatasi kerugian yang timbul. Chalco akan terus menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan produksi dari tambang milik perseroan, menggunakan pembangkit milik sendiri, serta peningkatan teknologi.

Sebagai informasi, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral pada 6 Mei 2012. Aturan itu kemudian direvisi dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 tahun 2012.

Pada pasal 21 A (1) aturan itu disebutkan bahwa pemegang  IUP Operasi Produksi dan IPR dapat menjual bijih (raw material) mineral ke luar negeri apabila telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri c.q. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara.

Lalu, pada (2) disebutkan rekomendasi diberikan setelah memenuhi persyaratan antara lain status IUP Operasi Produksi clean and clear, melunasi kewajiban pembayaran keuangan kepada negara, menyampaikan rencana kerja dan atau kerja sama dalam pengolahan dan atau pemurnian mineral di dalam negeri, dan menandatangani pakta integritas.(Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.