Sukses

Ini Biang Keladi Inflasi Juni 2022 Tembus 4,35 Persen

Angka inflasi juni 2022 ini mengalami kenaikan dari tingkat inflasi pada bulan Mei yang berada di posisi 3,55 persen (yoy).

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang bulan Juni 2022 sebesar 4,35 persen (yoy).

Adapun penyumbang inflasi juni berasal dari komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan telur ayam ras.

"Tingkat inflasi tahun kalender di bulan Juni 3,19 persen dan inflasi tahunan 4,35 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/7/2022 

Angka inflasi juni ini mengalami kenaikan dari tingkat inflasi pada bulan Mei yang berada di posisi 3,55 persen (yoy).

"Inflasi kita secara tahunan ini 4,35 persen (yoy), tertinggi sejak Juni 2017 yang saat itu inflasi kita 4,37 persen (yoy)," jelas dia.

Margo menjelaskan pada Juni 2022 terjadi kenaikan inflasi sebesar 0,61 persen (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan Mei sebesar 0,40 persen (mtm).

Terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 110,42 pada Mei 2022 menjadi 111,09 persen pada Juni 2022.

Sehingga tingkat inflasi pada bulan Juni tercatat 3,19 persen dan 4,35 persen (yoy). 

Dari 90 kota yang diamati BPS, 85 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 2,72 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Pontianak dengan tingkat inflasi sebesar 0,07 persen.  

"Inflasi tertinggi di Gunungsitoli, berasal dari komoditas cabai merah 1,42 persen, cabai rawit 0,28 persen dan bawang merah 0,27 persen," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Deflasi

Sementara itu, terdapat 5 wilayah mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar -0.61 persen dan deflasi terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar -0,03 persen.

Di sisi lain kenaikan inflasi di bulan Juni 2022 juga dipengaruhi pengaruh cuaca yang terjadi di wilayah Indonesia. Tingginya curah hujan menjadi penyebab kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.

"Data dari BMKG di bulan Juni masih turun hujan dengan intensitas lebat terutama di sentra produksi hortikultura dan ini akan mengganggu produksi," katanya.

Tak hanya itu, kenaikan harga komoditas global juga turut menyumbang andil pada kenaikan harga-harga di tanah air. "Indeks  perdagangan harga global pada komoditas energi mengalami kenaikan dana  pangan kalau dari grafik cenderung stabil (namun tetap tinggi)," katanya. 

 

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

Â