Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelang akhir pekan melemah mendekati level psikologis 15.000 per dolar AS.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 43 poin atau 0,29 persen ke posisi 14.946 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.903 per dolar AS.
Baca Juga
"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini karena isu The Fed dan resesi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Jumat (1/7/2022).
Advertisement
Menurut Ariston, anjloknya pasar saham global menunjukkan peningkatan kekhawatiran pelaku pasar terhadap isu resesi.
Selain itu, lanjut Ariston, rilis data inflasi AS semalam masih mendukung kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif.
Data Core PCE Index AS pada Mei menunjukkan angka inflasi yang tinggi yaitu 4,7 persen, mendekati level tertinggi dalam 40 tahun.
Â
Pemerintah rencananya akan menaikkan tarif dasar listrik untuk golongan 3500 Volt Ampere ke atas. Kenaikan berlaku mulai 1 Juli mendatang. Kenaikan tarif dasar listrik mengacu pada nilai tukar rupiah, harga minyak dunia, harga batu bara, dan inflasi.
Data Inflasi
Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia yang terus meninggi bisa menambah sentimen negatif untuk rupiah.
"Inflasi bulan Juni diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya karena kenaikan harga pangan. Kenaikan inflasi bisa menekan daya beli dan pertumbuhan ekonomi," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke arah 14.950 per dolar AS dengan potensi support di level 14.880 per dolar AS.
Pada Kamis (30/6) lalu, rupiah ditutup melemah 50 poin atau 0,34 persen ke posisi 14.903 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.853 per dolar AS.
Advertisement