Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) akan menggarap pelebaran dan perbaikan geometrik jalan Soreang-Rancabali-Cidaun. Waktu pengerjaan ditarget rampung dalam 2,5 tahun.
Tugas pengerjaan ini melalui kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya dan PT Brantas Abipraya (Persero). Wilayah proyek masuk pada daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra menyatakan kehadiran proyek bertujuan untuk pelebaran jalan dan memperbaiki jalan yang berlubang di beberapa titik. Untuk diketahui, jalur ini memiliki kontur jalan yang bergelombang dan berkelok.
Advertisement
“Tujuan utama dari pelaksanaan paket preservasi jalan Sireang – Rancabali – Cidaun ini adalah untuk menjaga kondisi jalan nasional agar tetap layak sehingga mobilisasi kendaraan dapat berjalan dengan baik serta meningkatkan perekonomian daerah khususnya di daerah Soreang dan sekitarnya,” ujar Novias, mengutip keterangan resmi, Senin (4/7/2022).
Informasi, penandatanganan kontrak proyek ini dilaksanakan pada Rabu (15/5/2022) lalu di Kantor BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat. Kegiatan penandatanganan ini dilakukan oleh Ari Asmoko selaku Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya sekaligus Kuasa KSO HK-Abipraya bersama dengan Wilan Oktavian selaku Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta – Jawa Barat.
Lebih lanjut Novias menjelaskan ruang lingkup pekerjaan utama proyek ini meliputi perbaikan jalan sepanjang 60.11 km, drainase sepanjang 2.55 km, jembatan sepanjang 26.90 m.
Kemudian pemeliharaan rutin jalan sepanjang 84.05 km serta jembatan sepanjang 376.3 m dengan waktu pengerjaan sekitar 2,5 tahun sejak ditandatanganinya kontrak.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi
Lebih lanjut, Novias mengungkap, KSO HK-Abipraya telah menyiapkan strategi agar proyek ini dapat selesai tepat waktu dan tepat mutu.
“Diperlukan penanganan dengan menggunakan struktur konstruksi perkerasan jalan yang khusus karena penggunaan aspal konvensional tidak direkomendasikan dengan kondisi geografis yang tidak terpapar sinar matahari langsung,” tutur Novias.
Dengan adanya proyek Penanganan Pelebaran dan Perbaikan Geometrik Jalan Soreang – Rancabali –Cidaun ini akan meningkatkan mobilitas barang dan jasa di daerah tersebut. Di sisi lain akan membuka lapangan pekerjaan serta menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Dikarenakan pembangunan proyek ini masih dalam kondisi waspada Covid-19, Hutama Karya memastikan akan selalu melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan proyek.
Advertisement
Hutama Karya Dapat PMN Rp 30,56 Triliun di 2023, untuk Apa Saja?
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan melanjutkan dan mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sesuai dengan amanah Presiden Republik Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mengusulkan untuk mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam RAPBN tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun ke Hutama Karya yang dikemukakan dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI.
Merespon hal tersebut, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro menjelaskan bahwa penambahan PMN kepada Hutama Karya akan menjadi setoran modal pemegang saham ke perusahaan, di mana Hutama Karya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Lebih lanjut Aloy menambahkan bahwa saat ini rencana PMN untuk Hutama Karya pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun masih dalam tahap pengajuan. Perusahaan berharap agar proses pengajuan dapat berjalan lancar serta PMN dapat diterima sesuai dengan jadwal.
“Sehingga Hutama Karya dapat mengoptimalkan dana PMN untuk percepatan pembangunan ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera,” terang Aloy, Rabu (15/6/2022).
Jika merujuk pada pencairan PMN di tahun sebelumnya, Hutama Karya memproyeksikan realisasi PMN tahun anggaran 2023 akan diterima pada triwulan II 2023.
Nantinya, PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 1 seperti, Ruas Binjai – Langsa Rp1,096 miliar, Ruas Indralaya – Muara Enim Rp1,028 miliar, Ruas Kisaran – Indrapura Rp1,176 miliar, Kuala Tanjung – Parapat Rp3,037 miliar, Ruas Bengkulu – Tb. Penanjung Rp266 miliar, Ruas Sigli – Banda Aceh Rp952 miliar, Ruas Padang – Sicincin Rp5,339 miliar, Ruas Pekanbaru – Pangkalan Rp797 miliar.
“Serta dimulai pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 2 yakni Ruas Betung – Tempino – Jambi Rp 8,962 Miliar dan ruas Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru Rp7,909 miliar,” imbuh Aloy.
Dari beberapa ruas tersebut, Hutama Karya akan mendahulukan penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap I dan sebagian JTTS tahap II (Betung-Tempino-Jambi dan Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru).
Demi Pengembangan Wilayah
Pembangunan JTTS sangat penting dilakukan guna meningkatkan akses logistik serta peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Pulau Sumatra sebagai The New Economic Growth Engine of Indonesia, dengan posisi sebagai penghasil Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah Pulau Jawa, perlu adanya peningkatan konektivitas untuk dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada. Salah satunya adalah dengan pembangunan JTTS.
“Pembangunan jalan tol ini diproyeksikan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra secara eksponensial. Hal ini tergambar pada nilai kelayakan ekonomi/Economic Internal Rate of Return (EIRR) dari setiap ruas JTTS yang cukup tinggi,” terang Aloy.
Selain itu, pembangunan JTTS diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia melalui penambahan penerimaan fiskal negara, munculnya pusat perekonomian baru, dan peningkatan pendapatan rumah tangga di sepanjang koridor JTTS.
Advertisement