Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) telah menerapkan uji coba penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi melalui program MyPertamina. Upaya tersebut diyakini dapat membuat penyaluran Pertalite dan biosolar tepat sasaran.
Pengamat Energi yang juga Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, penyaluran BBM subsidi melalui program program MyPertamina ini maka akan membuat penyaluran BBM Subsidi menjadi lebih terukur, terkendali dan hanya diberikan kepada masyarakat yang memang berhak saja.
Baca Juga
“Tanpa ada pengendalian dan pembatasan BBM Bersubsidi maka akan membuat beban keuangan negara akan semakin berat karena kouta yang sudah ditetapkan akan melebihi dari yang ditetapkan. Jika ini terjadi maka akan menambah beban keuangan negara dan juga pastinya Pertamina selaku badan usaha yang berikan penugasan oleh pemerinta,” kata Mamit, di Jakarta, Rabu (6/7/2022)
Advertisement
Mamit memandang, antusiasme masyarakat mengikuti program tersebut menunjukan telah terbangunnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai penyaluran BBM Subsidi yang tepat sasaran.
Hingga 6 Juli 2022 atau empat hari sejak program digulirkan sudah ada 50 ribu kendaraan yang meregisterasikan kendaraannya di website subsiditepat.mypertamina.id.
“Mari sama-sama kita kawal dan pastikan bahwa BBM Subsidi di konsumsi oleh masyarakat yang berhak dan tepat sasaran. Dukungan dari masyarakat akan keberhasilan program ini adalah yang utama,” imbuh Mamit.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sigap
Menurut Mamit, dalam pelaksanaan program tersebut Pertamina telah sigap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar program ini bisa berhasil. Selain mendaftar melalui situs dan juga aplikasi MyPertamina, masyarakat yang tidak mempunyai gawai atau smart phone bisa mendaftar di booth pendaftaran di SPBU Pertamina.
"Akan ada petugas yang membantu masyarakat untuk mendaftar. Jadi luar biasa effort yang diberikan teman-teman Pertamina agar program ini berhasil dan tidak membuat susah masyarakat,” ujar Mamit.
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Pertamina sudah sangat tepat dan patut di dukung. Program ini harus terus dilanjutkan tidak hanya di 11 kota Kabupaten yang tersebar di 5 Provinsi saja tapi ke seluruh wilayah di Indonesia.
“Dengan melihat perkembangan seperti saat ini, saya kira program ini harus dilanjutkan ke seluruh wilayah Indonesia secepatnya. Pertamina begitu siap dalam menyiapkan sistem digital baik melalui website dan aplikasi MyPertamina maupun pendaftaran secara manual dengan adanya booth di SPBU-SPBU milik Pertamina. Upaya yang begitu keras ini patut mendapatkan dukungan dan apresiasi dari semua pihak,” tutur Mamit.
Advertisement
Lewat MyPertamina, Stok BBM Subsidi Pertalite dan Solar Terpantau Cukup 18 sampai 20 Hari
PT Pertamina (Persero) terus berupaya menjaga ketersediaan stok dan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar lewat proses digitalisasi SPBU. Salah satunya dengan memantau penjualan melalui portal MyPertamina yang kini tengah diujicobakan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, proses digitalisasi sangat membantu ketersediaan stok BBM di sisi hilir agar tetap terjaga.
"Jadi baik LPG maupun produk-produk BBM kita jaga dalam stok yang aman. Apalagi sekarang kita sudah me-running stok dan penjualan melalui digitalisasi SPBU," ujar Nicke saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (6/7/2022).
Menurut update data per 5 Juli 2022, stok Pertalite secara nasional berada di kisaran 81.738 KL per hari, atau cukup untuk 18 hari. Sementara stok Solar berada di posisi 78.661 KL per hari, atau cukup untuk 20 hari.
Nicke menyatakan, proses digitalisasi sangat membantunya untuk memantau ketersediaan stok BBM subsidi maupun non-subsidi hingga ke wilayah terkecil.
"Sehingga bukan hanya stok nasional saja yang kita jaga, tapi stok per SPBU, per wilayah, per regional ini bisa kita jaga," ungkapnya.
Dia pun tak ingin menyamaratakan level kecukupan stok untuk setiap regional. Tapi lebih dilakukan penyesuaian tergantung banyaknya kebutuhan dari masing-masing daerah.
"Dengan digitalisasi SPBU itu sangat dimungkinkan, jadi efektif. Daripada kita menimbun semua stok produk, akhirnya itu adalah idle money yang bisa bebani Pertamina secara korporasi," jelas Nicke.
Pendaftar MyPertamina Tembus 50 Ribu Kendaraan dalam 4 Hari
Tepat empat hari sejak pendaftaran MyPertamina dibuka bagi konsumen yang ingin mendaftarkan kendaraannya sebagai pengguna BBM Subsidi (Biosolar dan Pertalite), PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat terdapat 50 ribu kendaraan yang sudah terdaftar.
"Sejak 1 Juli sampai hari ini, kami mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat yang telah mendaftarkan kendaraannya di website subsiditepat.mypertamina.id," jelas Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Selasa (5/7/2022).
Saat ini, pendaftaran masih dibuka bagi konsumen yang ingin mendaftarkan kendaraannya sebagai penerima BBM subsidi. Selain melalui website subsiditepat.mypertamina.id secara langsung, pendaftaran juga dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina.
Saat ini pengguna (user) aplikasi MyPertamina juga bertambah sebanyak 4 juta dalam waktu 4 hari dari berbagai daerah di Indonesia.
Untuk mempermudah pendaftaran, bagi masyarakat yang tidak memiliki handphone, Irto mengarahkan untuk dapat datang ke booth pendaftaran yang telah disediakan di SPBU Pertamina. Terdapat petugas yang akan membantu masyarakat mendaftar secara langsung.
"Kami melihat bahwa telah terbangun pemahaman dan kesadaran di masyarakat mengenai penyaluran BBM Subsidi untuk tepat sasaran. Saluran pendaftaran yang beragam (website, aplikasi dan di SPBU) juga telah berjalan baik," ungkapnya.
"Karenanya, pendaftaran akan diteruskan sampai seluruh masyarakat Indonesia yang berhak mendapatkan BBM Subsidi, mendaftar. Mari kita sama-sama pastikan BBM Subsidi dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan berhak," tutur Irto.
Advertisement