Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina terus mendorong strategi cost optimization sebagai salah satu budaya perusahaan melalui program Optimus (Optimization Upstream). Realisasi dari program ini telah mencatat angka efisiensi sebesar USD 98,3 juta.
Pada 2021, program Optimus berhasil mencatatkan optimasi biaya hingga USD 581 juta yang dilakukan di seluruh regional & AP services di bawah pengelolaan subholding upstream Pertamina.
Baca Juga
Adapun pada 202 ini, upaya untuk optimasi biaya dan pertumbuhan pendapatan terus dilakukan dengan target sebesar USD 160 juta.
Advertisement
Selain terus meningkatkan kinerja Optimus, subholding upstream juga bersinergi dengan SKK Migas untuk mengoptimalkan inovasi optimalisasi biaya.
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina Arya Dwi Paramita menyampaikan, koordinasi ini bertujuan untuk membedah secara menyeluruh cost optimization guna memungkinkan perusahaan mencapai volume produksi yang direncanakan, dengan biaya yang lebih rendah.
"Program Optimus adalah inovasi berupa optimalisasi biaya yang menjadi budaya perusahaan dalam mencapai volume produksi yang direncanakan dengan biaya yang lebih rendah," terang Arya, Jumat (8/7/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Laba Perusahaan
Untuk pencapaian target laba perusahaan, Arya melanjutkan, maka pada tahun ini dilakukan upaya optimisasi biaya dengan target sebesar USD 160 juta.
"Upaya tersebut dilakukan pembentukan gugus tugas dengan mengedepankan sinergi. Hingga Mei 2022, realisasinya mencapai USD 98,3 juta (61 persen) efisiensi yang dicatat oleh Subholding Upstream Pertamina," lanjutnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Divisi Rencana Anggaran SKK Migas, Dyah Anjarwati menyebutkan, program Optimus bertujuan untuk mencari solusi dimana kegiatan pendukung produksi harus tetap berjalan dengan biaya yang tetap efisien tanpa mengorbankan target produksi.
"SKK Migas sangat mendukung program Optimus, dengan sinergi seperti ini maka kendala dalam pelaksanaannya dapat diselesaikan bersama," ungkap Dyah.
Advertisement
Produksi Migas Pertamina Capai 966 MBOEPD hingga Mei 2022
PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan produksi migas untuk menjaga ketahanan energi nasional. Di 2022, Pertamina menargetkan produksi migas mencapai 1.047 MBOEPD atau naik 17 persen dibanding 2021.
“Hingga akhir Mei 2022, produksi migas Pertamina telah mencapai 966 MBOEPD atau 8 persen di atas produksi tahun 2021,” ujar Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Kamis (7/7/2022).
Peningkatan produksi migas Pertamina didorong oleh pengeboran sumur yang agresif, baik sumur baru, sumur pengembangan maupun work over & well service. Pada 2022, Pertamina akan mengebor lebih agresif dengan 813 sumur pengembangan atau naik 232 persen dibanding tahun lalu, 29 sumur eksplorasi (naik 242 persen) dan 26.467 work over & well service (naik 161 persen).
“Kalau kita melihat ketahanan energi, tidak hanya melihat stok di hilir tapi yang harus kita jaga adalah produksi di hulu, karena ini digunakan sebagai feedstok bagi kilang-kilang. Jadi ketahanan energi harus kita jaga dimulai dari hulu,” tutur Nicke.
Upaya optimasi performa hulu di Pertamina pada 2022 lainnya dilakukan Pertamina dengan reaktivasi sumur suspended, potensi eksplorasi discovery Manpatu-01 (Gas Discovery) di Mahakam dan Sungai Gelam Timur-01 (oil discovery) di Jambi serta berbagai program cost optimization.