Sukses

Jelang Lebaran Idul Adha 2022, Penumpang Kereta Api Naik 23 Persen

Sebanyak 12.300 akan menaiki kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung keberangkatan 8 Juli 2022, pada masa libur sekolah dan mudik hari raya Idul Adha.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 12.300 akan menaiki kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung keberangkatan 8 Juli 2022, pada masa libur sekolah dan mudik hari raya Idul Adha.

Jumlah penumpang itu naik sekitar 23 persen dibandingkan weekend sebelum libur sekolah dan Idul Adha.

Pada weekend sebelum libur sekolah (24/6/2022) 9.985 penumpang diberangkatkan dari PT KAI Daop 2 Bandung.

"Selama masa liburan sekolah dan hari raya Idul Adha okupansi tempat duduk rata-rata terisi 70 persen," ujar Kuswardoyo, juru bicara PT KAI Daop 2 Bandung, Jumat, 8 Juli 2022.

Kuswardoyo mengatakan memasuki masa liburan sekolah sekaligus momen hari raya Idul Adha 1443 H yang jatuh pada Minggu 10 Juli 2022, jumlah penumpang kereta api jarak jauh (KAJJ) di wilayah Daop 2 Bandung mengalami peningkatan.

Jumlah total penumpang kereta api yang melakukan perjalanan kereta api jarak jauh dari wilayah PT KAI Daop 2 Bandung sebelum libur sekolah yang berkisar antara 8000 - 10.000 per hari.

Sementara pada masa libur sekolah terjadi peningkatan menjadi antara 10.000-11.000 penumpang setiap harinya.

"Jika dibandingkan dengan volume penumpang di hari yang sama pada Juni 2022 atau sebelum masa liburan sekolah terjadi peningkatan volume penumpang KA sekitar 30 persen," sebut Kuswardoyo.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kenaikan Volume Penumpang

Meski terjadi kenaikan volume penumpang, Kuswardoyo megeaskan PT KAI Daop 2 Bandung konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan bagi penumpang.

Penerapan protokol kesehatan ini berlaku di area stasiun maupun di atas kereta api, serta telah memenuhi persyaratan perjalanan kereta api sesuai peraturan yang berlaku.

Saat ini PT KAI masih mengacu pada SE Kementerian Perhubungan Nomor 57 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Perkeretaapian pada Masa Pandemi Covid-19 tanggal 18 Mei 2022.

"Selain menerapkan protokol kesehatan yang baik, pelanggan kereta juga harus dalam kondisi sehat. Tidak menderita flu, pilek, batuk, hilang daya penciuman, diare, dan demam, dan suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius," jelas Kuswardoyo.

Sebagai bentuk peningkatan pelayanan PT KAI, seluruh penumpang kereta api jarak jauh secara cuma-cuma yang berisikan masker dan tisu basah. (Arie Nugraha)

3 dari 4 halaman

Indonesia Target Punya 10.524 Km Jaringan Kereta Api hingga 2030

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan jaringan kereta api di Tanah Air sepanjang 10.524 km pada 2030.

"Telah ditetapkan visi perkeretaapian nasional sampai dengan tahun 2030 sepanjang 10.524 km, yang termasuk KA perkotaan 3.755 km," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu.

 Zulfikri mengatakan, panjang lintasan kereta api saat ini berada pada kisaran 7.032 km, seiring dengan pembangunan yang terus dilakukan hingga tahun 2024 ditargetkan dapat terbangun 7.451 km.

Kata dia, target tersebut ada pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 296 Tahun 2020 di mana terdapat sejumlah upaya untuk mengembangkan kereta api sesuai Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS).

Ia menjelaskan, beberapa upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi RIPNAS antara lain membangun jaringan KA di Pulau Sumatera dan Sulawesi, pembangunan jalur ganda kereta dan elektrifikasi lintas utama Jawa, dan pengoperasian KA kecepatan tinggi di Pulau Jawa.

Kemudian, tersedianya sarana KA penumpang sebanyak 2.839 lokomotif dan 34.178 kereta. Selanjutnya, sarana KA barang sebanyak 2.475 lokomotif dan 48.364 gerbong.

 

4 dari 4 halaman

Pembiayaan

Adapun pembiayaan yang dibutuhkan dalam mencapai target tersebut mencapai Rp853 triliun, di mana skema pembiayaan alternatif sebesar 68 persen dan penggunaan APBN sebesar 32 persen.

"Hal tersebut diupayakan untuk mewujudkan perkeretaapian kompetitif, terintegrasi, dan responsif terhadap perkembangan. Target lainnya agar KA sebagai tulang punggung angkutan massal antar kota, perkotaan, dan barang," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk proyek utama hingga tahun 2024, Ditjen Perkeretaapian menargetkan pembangunan KA Makassar-Parepare, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung dan peningkatan kecepatan KA Jakarta-Surabaya Tahap I yaitu lintas Jakarta-Semarang.

Selain itu juga peningkatan sistem angkutan umum massal perkotaan di 6 wilayah Metropolitan antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Makassar.