Sukses

Laris Manis, Film Thor: Love and Thunder Raup Rp 214 Miliar di Pekan Pertama Debut

Film yang diperankan oleh Chris Hemsworth sebagai Thor dengan The Mighty Thor karya Natalie Portman untuk melawan kekuatan jahat yang membunuh para dewa sejauh ini telah menghasilkan hingga USD 302 juta di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu film terbaru dari Marvel Cinematic Universe (MCU) Thor: Love and Thunder resmi rilis di bioskop mulai 6 Juli 2022 lalu. Menurut Disney (DIS), hingga akhir pekan kemarin, film tersebut telah berhasil meraup pendapatan hingga USD 143 juta atau sekitar Rp 214 miliar dalam debutnya.

Dilansir dari CNN, Selasa (12/7/2022), angka itu setara dengan ekspektasi industri yang membuat film tersebut menghasilkan sekitar USD 150 juta di Amerika Utara.

Meskipun itu bukan debut yang memecahkan rekor atau bahkan pembukaan terbesar untuk Marvel di tahun ini, namun film tersebut menandai pemutaran perdana yang kuat untuk waralaba blockbuster paling andal di Hollywood.

Film yang diperankan oleh Chris Hemsworth sebagai Thor dengan The Mighty Thor karya Natalie Portman untuk melawan kekuatan jahat yang membunuh para dewa sejauh ini telah menghasilkan hingga USD 302 juta di seluruh dunia.

Itulah kabar baiknya. Namun, berita yang sedikit dianggap buruk bahwa "Love and Thunder" memiliki penilaian yang beragam baik dari penonton dan kritikus.

Akan tetapi, film ini berhasil meraih rating 68 persen di Rotten Tomatoes. Bahkan mendapat CinemaScore "B+" dari penonton. Sekarang, "B+" dari pembeli tiket biasanya bukan akhir dunia, tetapi ini mengkhawatirkan bagi Marvel karena film-film ini secara khusus dibuat untuk menyenangkan orang banyak.

Misalnya, Multiverse of Madness May menghasilkan USD 187 juta pada akhir pekan pembukaannya dan juga memiliki skor penonton "B+".

Pengembalian box office turun 67 persen di akhir pekan kedua. Kemudian film tersebut akhirnya dikalahkan oleh Top Gun: Maverick Paramount yang telah menghasilkan sekitar USD 600 juta di dalam negeri sebagian besar berkat dari mulut ke mulut yang sangat positif.

Sementara itu, reaksi suam-suam kuku juga menjadi sedikit tren untuk merek superhero baru-baru ini dengan tiga dari empat film terakhirnya mendapatkan CinemaScore di bawah "A".

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Apa yang Terjadi dengan Marvel?

Sebagai permulaan, merek mungkin akan sedikit terdilusi karena surplus acara Disney+ Marvel.

"Namun, kesuksesan komersial tidak selalu berkorelasi langsung dengan kualitas," tulis Brian Lowry, kritikus media CNN.

"Pergeseran ke bawah untuk unit milik Disney menimbulkan pertanyaan yang sah tentang apakah upaya Marvel untuk memberi makan layanan streaming studio induk, Disney +, telah berkontribusi untuk melemahkan outputnya," sambungnya.

Juga, film-film yang mengikuti kesuksesan pemecahan rekor seperti Avengers: Endgame 2019 terasa sedikit tanpa tujuan karena kurangnya alur cerita yang menyeluruh.

Namun, ini bukan berarti menjadi masalah bagi Marvel. Sebab, Marvel masih merupakan merek blockbuster terbesar di Hollywood dengan pendapatan box office lebih dari USD 25 miliar di seluruh dunia, menurut Comscore (SCOR).

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Â