Liputan6.com, Jakarta - Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, ada dua dampak positif hadirnya kendaraan listrik di Indonesia. Pertama, dampak terhadap lingkungan.
"Tercatat periode 2020 sampai 2021 kendaraan listrik telah berkontribusi untuk penghematan atau penurunan CO2, yaitu sebesar 5 ribu ton CO2 jika dikonversi terhadap BBM penurunan 2 juta liter BBM selama ini," kata Ridzki dalam peluncuran tampilan baru armada Kendaraan Listrik Grab, yang bernama GrabElectric, yang dilaksanakan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Baca Juga
Dampak kedua, dengan adanya GrabElectric Grab Indonesia membantu ketenagakerjaan di tanah air. Karena kendaraan listrik yang Grab Indonesia operasikan menggunakan pola sewa sehingga bagi mitra pengemudi yang tidak punya motor tetap bisa mengendarai kendaraan grab bike elektrik karena mereka sewa.
Advertisement
Ridzki mengatakan, pihaknya telah mengoperasikan 8.500 armada kendaraan listrik hingga saat ini. Hal ini merupakan bentuk Grab Indonesia mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2019 tentang kendaraan berbasis listrik (KBL).
"Kami laporkan grab sudah mengoperasikan 8.500 kendaraan listrik di 8 provinsi di Indonesia. Termasuk beberapa waktu lalu di kawasan candi Borobudur kita juga melibatkan kendaraan listrik," kata Ridzki.
Menurutnya, pengembangan kendaraan listrik ini merupakan langkah awal dari Grab Indonesia untuk terus mendukung lingkungan yang lebih baik melalui kendaraan listrik.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hemat Biaya Operasional
Selain itu, grab Indonesia juga berperan dalam penghematan dalam biaya operasi para mitra pengemudi secara rata-rata sebesar 25 persen. Sehingga mereka tidak khawatir jika tidak memiliki kendaraan listrik, selain itu grab Indonesia juga menyediakan service center yang dikelola grab Indonesia apabila terjadi kendala terkait kendaraan listrik elektrik yang disewa mitra pengemudi.
Lebih lanjut, Ridzki juga mengatakan kendaraan listrik atau GrabElectric ini juga mendukung program pemerintah dalam mendukung transisi energi pada pelaksanaan presidensi G20 mendatang di Bali.
Hal ini sejalan dengan akselerasi program Presiden Joko Widodo sejak tahun 2019. Indonesia menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030, kemudian mencapai target net zero emission paling lambat 2060.
"Ini tidak bisa terjadi tanpa kolaborasi karena tidak bisa berdiri sendiri," pungkasnya.
Advertisement
Menko Luhut Minta Grab Pindahkan Kantor Pusat ke Indonesia
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan atau Menko Luhut meminta kantor pusat (head quarter) Grab bisa dipindahkan ke Indonesia. Diharapkan tidak ada lagi dual-headquarter yang saat ini juga ada di Singapura.
"Kami akan dukung terus grab in. Hanya satu permintaan, head quarter-nya itu supaya pindah kemari lagi. Ini jangan ada head quarter di Singapura bikin duitnya paling banyak di Indonesia, tinggalnya di Singapura," kata Luhut saat menghadiri peluncuran GrabElectric di Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Diketahui, Grab merupakan salah satu platform layanan on demand asal Malaysia yang bermarkas di Singapura. Berawal dari layanan transportasi, perusahaan tersebut kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan, pengantaran barang, dan pembayaran yang bisa diakses lewat aplikasi mobile.
Luhut menegaskan, pihaknya dan seluruh Kementerian yang terkait akan terus mendukung Grab, selama Grab menghasilkan layanan-layanan yang memajukan Indonesia.
"Kami akan dukung terus Grab ini sepanjang itu untuk Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, Luhut juga menyinggung Grab yang ternyata konsumennya banyak sehingga mereka mampu mencetak pendapatan yang besar di Indonesia, tapi dia menyayangkan kantor pusatnya berada di Singapura.
"Bikin duitnya paling banyak di Indonesia, tinggalnya di Singapura. Itu kelapa sawit juga disuruh pindah semua, jadi biar Indonesia hebat, yang membikin Indonesia hebat itu kita," ujarnya.