Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hutan Indonesia berpotensi dimanfaatkan untuk menurunkan emisi karbon. Hutan tropis di Indonesia seluas 434.208.811 hektar ini nilainya sekitar RP 2,6 triliun jika diperjualbelikan dalam mekanisme pasar karbon.
"Sampai saat ini, ada potensi nilai ekspor kredit karbon sekitar Rp 2,6 triliun dengan luas hutan 434.208.811 hektar," kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Acara Sustainable Finance For Climate Transition di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7).
Baca Juga
Sri Mulyani menuturkan Indonesia memiliki salah satu hutan tropis terbesar yang bisa membantu mencapai target penurunan emisi karbon.
Advertisement
Bahkan jika dimanfaatkan secara optimal, capaiannya bisa mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 23 persen di tahun 2030.
"Bahkan lebih berpeluang untuk mencapai net zero emission yang terpenuhi sejak 2017," katanya.
Selain itu, pemanfaatan sektor kehutanan Indonesia masih memiliki peluang untuk menghasilkan pengurangan emisi lebih lanjut.
"Indonesia dengan hutan yang luas tentunya dapat menghasilkan kredit karbon yang secara global mampu mencapai target penurunan emisinya," kata dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penurunan Emisi Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kata Sri Mulyani saat ini sedang memperbaiki peta jalan penurunan emisi karbon. Perubahan tersebut nantinya akan menjadi rujukan informasi untuk mengoptimalkan potensi sektor kehutanan di luar target NDC.
Mengacu pada dokumen pembaruan NDC, pemerintah Indonesia juga akan melakukan strategi di luar NDC lainnya.
"Misalnya dengan memanfaatkan biru pantai terbesar," kata dia.
Dia menambahkan ekosistem karbon juga meliputi mangrove dan padang lamun dan terumbu karang. Ketiganya menyimpan sekitar 75 persen sampai 80 persen energi biru dunia.
"Sebagian besar jumlah karbon yang berarti bahwa kita Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dari ekosistem pesisir proyek ini juga akan menghasilkan potensi kredit karbon sejalan dengan penerapan pohon karbon," tuturnya.
Advertisement
Menko Luhut Minta Dunia Tak Ragukan Komitmen Indonesia Tekan Emisi Karbon
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) mengajak semua pihak, termasuk negara anggota G20 untuk bisa berkolaborasi dalam penurunan emisi karbon demi mencapai target Carbon Neutral pada 2060.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan dunia tidak perlu ragu atas komitmen Indonesia dalam penurunan emisi global. Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia sudah menjalankan roadmap penurunan emisi karbon.
Namun, kata Luhut, Indonesia upaya tersebut perlu dukungan negara lain untuk bisa mencapai hal ini. Belajar dari pemulihan ekonomi global dari Pandemi Covid-19, kolaborasi yang sama mestinya juga diterapkan dalam target pengurangan emisi.
"Kami membutuhkan kolaborasi yang konkret, tidak hanya kerja sama dari sisi pendanaan, tetapi juga sharing teknologi dan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang semuanya sejalan dengan cita-cita global dalam penurunan emisi," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022).
Luhut pun menyampaikan dukungan terhadap PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air. Ia juga mendorong negara-negara G20 ikut terlibat dalam suksesnya program transisi energi.