Sukses

Sri Mulyani: Inflasi di Banyak Negara Melonjak Tinggi, Ini Ancaman Nyata

Kenaikan harga pangan dan energi memacu inflasi di berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengapresiasi penyelenggaraan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara G20. Diketahui, acara tersebut berlangsung pada Jumat (15/7) di Nusa Dua, Bali.

"Kristalina sangat menghargai bahwa Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah untuk G20 finance track menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ketiga di Bali pada situasi dunia yang sedang tidak mudah, makin menantang," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Bogor saat mendampingi Presiden Joko Widodo, dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (17/7/2022) malam.

Sri menjelaskan, tantangan dimaksud yaitu perang Rusia dan Ukraina yang masih berjalan dan menimbulkan harga komoditas seperti pangan dan energi menjadi naik. Menurut dia, kenaikan harga di dua komoditas tersebut memacu inflasi di berbagai negara.

"Inflasi di banyak negara meningkat secara tinggi, sehingga menjadi ancaman yang sangat nyata bagi banyak-banyak negara yang sekarang menghadapi krisis pangan dan krisis energi," lanjut dia.

Sri meyakini, peranan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral kemarin menjadi sangat penting. Sebab, dalam pertemuan itu dibahas mengenai bagaimana menyinkronkan kebijakan fiskal dan moneter. 

"Dalam menangani seperti krisis pangan, langkah-langkah apa yang bisa dilakukan agar bisa menurunkan risiko dari perekonomian global yang sekarang ini meningkat sangat tinggi," urai Sri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

KTT G20

Sri menambahkan, sejumlah poin  dibahas dalam berbagai pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral akan menjadi bahan untuk disampaikan pada KTT G20 November 2022, seperti pengadaan membentuk dana kesehatan multilateral untuk penanganan pandemi di masa depan.

“Hal itu untuk memperkuat kolaborasi antara keuangan dan kesehatan,” jelas Sri.

Kemudian, Sri mengatakan, tentang crypto currency dan regulasi mengenai digital coin, global taxtation, sustainable finance, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan juga turut menjadi poin pembahasan. Menurut dia, Financial inclusion dan digital technology menjadi salah satu capaian yang sangat baik.

“Hal itu menjadi sangat impresif dalam situasi saat ini, jadi itu yang merupakan hasil-hasil yang dilakukan di G20," Sri menutup.

  

3 dari 3 halaman

IMF Prediksi Indonesia Tahan Krisis, Erick Thohir Tak Bakal Terlena

Dana Moneter Internasional (IMF) memberi keyakinan kepada Pemerintah RI bahwa Indonesia secara mandiri masih bisa bertahan dari ancaman situasi geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina. Sehingga Indonesia cenderung aman dari ancaman krisis ekonomi.

Hal itu dikatakan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di hadapan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, saat mengunjungi Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (17/7/2022).

Georgieva memprediksi, Indonesia bisa menyelesaikan 2022 ini dengan pertumbuhan ekonomi positif. Selama, negara masih bisa bertumpu pada kekuatan domestiknya dan tidak terlalu terpengaruh dari gangguan yang terjadi di tingkat global.

"Untuk Indonesia, kita berharap negara ini bisa menyelesaikan tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Kita berharap pertumbuhan positif tahun depannya," kata dia.

"Risiko bagi Indonesia bukan datang dari dalam negeri, itu datang dari luar," tegas Georgieva.

Mendengar pernyataan pejabat IMF tersebut, Erick Thohir mengaku senang bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih aman dari ancaman krisis hingga menyebabkan resesi.

"Saya sangat senang, Pak Sandi juga sangat senang dengan pernyataan IMF. Dia meyakinkan Indonesia tidak di dalam jurang krisis seperti yang digembar-gemborkan," ungkapnya.

Namun, Erick tak ingin lengah atas pujian tersebut. Terutama akan ancaman perang Rusia-Ukraina yang tetap jadi risiko tersendiri, yang mengakibatkan rantai pasok global terganggu.

"Tetapi bukan berarti kita tidak waspada. Karena tadi disampaikan secara internal kita kuat, tetapi secara eksternal, yang namanya geopolitik, global ekonomi bisa saja berdampak," ujar dia.

Erick pun optimistis Indonesia sudah menuju pada arah yang baik, dimana IMF juga mengapresiasi kekuatan fondasi negara saat ini yang berkembang pesat.

"Bisa dilihat kemajuannya, apakah pembangunan infrastruktur, pemberdayaan kepada UMKM, dan lain lain," pungkas Erick Thohir.