Sukses

140 Ribu Konsumen Sudah Daftar Mypertamina

Pada tahap 1, ada 11 kota dan kabupaten di 5 provinsi yang akan diterapkan uji coba pembelian Pertalite dan Solar melalui sistem MyPertamina.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mulai membuka pendaftaran MyPertamina melalui situs subsiditepat.mypertamina.id untuk pembelian Pertalite dan Solar sejak 1 Juli 2022.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, mencatat hingga kemarin Minggu (17/7) sudah ada 140 ribu konsumen yang mendaftar melalui subsiditepat.mypertamina.id.

“Sampai kemarin sudah diatas 140 ribu,” kata Irto kepada Liputan6.com, Senin (18/7/2022).

Irto mengatakan, pendaftaran tersebut telah dibuka secara menyeluruh di berbagai daerah. Namun, pendaftar yang paling banyak berasal dari kabupaten atau kota yang dibuka lebih dulu.

“Seluruh Indonesia sudah ada yang daftar, tapi paling banyak ada di kota/kab yang dibuka lebih awal,” ujarnya.

Pada tahap 1, ada 11 kota dan kabupaten di 5 provinsi yang akan diterapkan uji coba pembelian Pertalite dan solar melalui sistem MyPertamina ini.

Berikut ke-11 wilayah itu yakni:

1. Kota Bukit Tinggi

2. Kabupaten Agam

3. Kota Padang Panjang

4. Kabupaten Tanah Datar

5. Kota Banjarmasin

6. Kota Bandung

7. Kota Tasikmalaya

8. Kabupaten Ciamis

9. Kota Manado

10. Kota Yogyakarta

11. Kota Sukabumi

Adapun konsumen yang berhak mendapatkan solar bersubsidi diatur sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Untuk transportasi darat, berikut kendaraan yang boleh membeli solar subsidi di MyPertamina :

- Kendaraan pribadi

- Kendaraan umum plat kuning

- Kendaraan angkutan barang (kecuali untuk pengangkut hasil pertambangan dan perkebunan dengan roda > 6)

- Mobil layanan umum : ambulance, mobil jenazah, sambah dan pemadam kebakaran.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pendataan Calon Penerima Subsidi Jadi Masalah Krusial MyPertamina

Uji coba penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yaitu jenis pertalite dan solar melalui aplikasi MyPertamina sudah berjalan sejak Jumat (1/7/2022). Pelaksanaan tersebut baru berlaku di sejumlah kota dan kabupaten.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyatakan hal yang dilakukan Pertamina merupakan masih langkah awal untuk penyaluran tepat sasaran. Kata dia, fokus saat ini yaitu pendataan calon penerima subsidi atau penerima QR code untuk pengisian BBM di SPBU.

Komaidi menyatakan berdasarkan APBN 2022, kuota untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) telah ditetapkan sebesar 24,3 juta kilo liter. Atau angka tersebut harus mencukupi selama setahun. Sedangkan data dari pemerintah dan Pertamina menetapkan kebutuhan mencapai 28-30 juta kilo liter.

"Konteksnya, kemudian Pertamina kan harus menjaga yang ada sekitar 23 juta tadi cukup sampai dengan akhir tahun. Kalau dibuka mekanismenya sampai sekarang, itu mungkin hanya akan sampai Oktober karena habis," kata Komadi kepada Liputan6.com.

Dia menambahkan, "Jadi, konteks mengaturnya itu adalah kalau dari sisi Pertamina yaitu mengupayakan bagaimana 23 juta kilo liter yang diamanatkan pemerintah kepada mereka untuk didistribusikan kemudian cukup sampai dengan akhir tahun."

Dia menjelaskan, ketika data yang dibutuhkan untuk penerima subsidi telah terkumpul pelaksanaan penyaluran BBM subsidi dapat terealisasi. Sedangkan saat ini semua pihak bisa mendaftarkan diri dan nantinya akan dilakukan verifikasi.

"Kalau yang sekarang ini yang menjadi masalah ada pada faktor penguncinya ini, terdapat pada siapa-siapa yang berhak, yang basisnya apa, kalau mobil yang jenis apa, masyarakatnya dengan pendapatan berapa. Saya kira itu adalah pendataan yang paling krusial untuk dilalui di dalam proses ini," ucap dia.

 

3 dari 3 halaman

Ada yang Terlewat

Lanjut Komaidi, saat ini ketentuan tersebut belum diputuskan oleh pemerintah, Pertamina dan sejumlah instansi lainnya. Dia juga menyarankan jika aplikasi MyPertamina merupakan salah satu instrumen dalam pelaksanaan penyaluran BBM subsidi.

"Saya melihatnya ada sesuatu yang terlewat untuk dikomunikasikan oleh teman-teman di Pertamina. Jadi, seolah-olah hal ini untuk mengkomunikasikan programnya Pertamina, yaitu MyPertamina. Padahal, MyPertamina sebelum ada program ini kan sudah ada. Aplikasi tersebut sebagai loyalty program," ujar dia.

"Perusahaan-perusahaan lain sebenarnya juga punya, seperti Shell dan lain lain. Mereka memiliki program tersendiri dan hanya berbeda instrumen. Akhirnya, fasilitas adanya aplikasi tersebut digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mendata subsidi tepat sasaran," dia menandaskan.

Pertamina melalui anak usaha Pertamina Patra Niaga akan mewajibkan konsumen BBM jenis Pertalite dan Solar melakukan pendaftaran di situs MyPertamina lebih dulu untuk bisa membeli BBM subsidi tersebut. Pendaftaran sendiri dimulai pada 1 Juli 2022.

Lewat pendaftaran tersebut, masyarakat nantinya akan mendapatkan kode QR khusus yang bisa dicetak atau diakses melalui aplikasi MyPertamina. Menjelang penerapan aturan tersebut, animo masyarakat untuk mengunduh aplikasi MyPertamina pun terlihat mulai meningkat.

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (30/6/2022), aplikasi tersebut kini sudah diunduh lebih dari 1 juta kali. Namun, ulasan aplikasi besutan Pertamina tersebut ternyata tidak bagus.

Hingga berita ini ditayangkan, ada sekitar 127 ribu ulasan mengenai aplikasi ini dan kebanyakan dari pengguna memberikan rating bintang 1. Akibatnya, rating aplikasi MyPertamina secara keseluruhan kini hanya 1,5.

Dari beberapa ulasan bintang 1, banyak dari mereka mengeluhkan aplikasi ini ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu yang kerap dikeluhkan masyarakat adalah aplikasi ini kerap mengalami crash.