Liputan6.com, Jakarta Ekspor produk perikanan Indonesia pada 2021 mencapai USD5,72 miliar. Jumlah ini naik 10 persen dibandingkan ekspor pada 2020. Salah satu pendorong kenaikan ekspor produk perikanan ini karena pengendalian Covid-19 semakin baik.
"Nilai ekspor ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2020," ujar Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sri Yanti mencatat, di Gedung Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).
Baca Juga
Peningkatan kinerja ekspor sektor perikanan di 2021 ini tak lepas dari membaiknya pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia. Sehingga, tingkat mobilitas masyarakat kembali meningkat seiring kian longgarnya kebijakan pembatasan sosial.
Advertisement
"Ini menyebabkan permintaan (perikanan) mengalami peningkatan," imbuhnya.
Dia merinci, Komoditas ekspor utama andalan sektor perikanan Indonesia secara nilai adalah udang, tuna cakalang, cumi sotong-gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.
Untuk menjaga kinerja positif ini, Pemerintah terus berupaya untuk memanfaatkan penggunaan teknologi dalam mendukung usaha perikanan. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong penggunaan alat ikan ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian alam.
"Karena sektor perikanan berkontribusi menyumbang devisa melalui ekspor," tutupnya.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekspor Indonesia Tembus USD 26 Miliar di Juni 2022, Meroket 40,6 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mencatat nilai ekspor sebesar USD 26,09 miliar per juni 2022. Jumlah itu naik 21,30 persen secara bulanan (month to month/MtM) dan 40,68 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, ekspor non migas menyumbang 94,13 persen dari total ekspor Juni 2022.
"Kalau dilihat yang non migas, ekspor kita ditunjang lemak dan minyak hewan/nabati, dimana secara month to month meningkatnya sangat ekspresif sebesar 300,66 persen," ujar Margo, Jumat (15/7/2022).
Juga yang peningkatannya cukup tinggi, yakni kendaraan dan bagiannya sebesar 40,11 persen. Sedangkan untuk ekspor migas disebabkan meningkatnya ekspor minyak mentah, dimana secara month to month naik 69,8 persen.
"Perkembangan ekspor menurut sektor, masing-masing migas meningkat 2,45 persen, pertanian 23,30 persen, industri pengolahan 29,21 persen, dan pertambangan lainnya meningkat 6,22 persen," terang Margo.
Â
Advertisement
Industri Pengolahan
Dilihat per sektor, peningkatan tertinggi ada pada sektor industri pengolahan, yakni sebesar USD 18,27 miliar atau meningkat 29,21 persen. Pendorong peningkatan ekspor untuk industri pengolahan berasal dari komoditas minyak kelapa sawit, pakaian jadi dari tekstil.
Terbesar kedua disumbang sektor pertambangan dan lainnya sebesar USD 5,93 miliar, yang meningkat 6,22 persen secara bulanan dan 103,60 persen secara tahunan.
Kemudian sektor migas yang menyumbang hingga USD 1,53 miliar, naik 2,45 persen secara bulanan dan 23,68 persen secara tahunan.
Disusul sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar USD 0,36 miliar. Jumlah itu naik 23,30 persen secara bulanan dan 11,69 persen secara tahunan.
 Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com