Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengembangkan minyak makan merah. Minyak ini diklaim lebih sehat dan lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng biasa.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menjelaskan, pemerintah akan mengembangkan minyak makan merah sebagai alternatif minyak goreng.
Teten menjelaskan, minyak makan merah memiliki kandungan protein dan vitamin A tinggi. Minyak makan merah sudah diproduksi di Malaysia dan diekspor negara tersebut ke China untuk mengatasi kekurangan vitamin A.
Advertisement
Meskipun sama-sama dari CPO atau kelapa sawit, proses pembuatan minyak makan merah berbeda dengan minyak goreng pada umumnya yang harus melalui proses bleaching. Minyak makan merah tanpa melalui proses bleaching sehingga kandungan protein dan vitamin A sangat tinggi.
Teten mengatakan, harga jual minyak makan merah akan lebih murah dibandingkan minyak goreng yang biasa dikonsumsi masyarakat, serta dengan kandungan protein dan vitamin A yang lebih tinggi.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebelumnya telah memperkenalkan teknologi sederhana untuk produksi minyak makan merah yang masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi meliputi karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.
Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, menurut PPKS, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional salah satunya sebagai bahan pangan untuk antistunting karena selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar) juga mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya.
Teknologi produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan pada skala UMKM sebagai potensi peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun dari pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit melalui pemberdayaan koperasi.
Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia. Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah perlu dilakukan agar minyak makan merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belum Banyak Konsumen
Sedangkan dikutip dari laman astra-agro.co.id, minyak makan merah memiliki warna yang terang mencolok dan aromanya kuat. Minyak makan merah dibuat dari buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis). Berasal dari Afrika Barat, pohon ini tumbuh di banyak negara tropis termasuk Indonesia dan Malaysia.
Dalam keadaan belum diolah, minyak sawit berwarna merah tua karena mengandung beta karoten, pigmen oranye-merah yang memberi warna khas pada wortel.
minyak makan merah memiliki rasa dan bau yang menyengat sehingga perlu waktu untuk membiasakan diri. Warna, rasa, dan baunya menjadi alasan mengapa minyak ini tidak disukai banyak orang. Versi yang lebih populer adalah minyak sawit refined, bleached, and deodorized (RBD), banyak dijual di supermarket, karena hambar, tidak berbau, dan berwarna kuning muda.
Minyak makan merah adalah salah satu produk makanan paling serbaguna di dunia. Minyak ini digunakan untuk menyiapkan makanan serta bahan margarin, es krim dan banyak makanan lainnya.
Â
Advertisement
Proses Penyulingan
Minyak sawit, khususnya minyak makan merah, dibuat dari buah kelapa sawit Afrika, baik bijinya maupun dagingnya. Minyak sawit merah kurang dimurnikan dibandingkan minyak sawit yang diputihkan.
Proses penyulingan yang terlibat dalam produksi minyak makan merah menghilangkan lebih sedikit nutrisi, yang menjadikan minyak ini sebagai alternatif yang berpotensi lebih sehat daripada minyak sawit standar.
Penting untuk mempertimbangkan pengaruh minyak ini terhadap kesehatan. Ilmu pengetahuan telah meneliti minyak makan merah untuk mengidentifikasi manfaat kesehatan yang diberikannya serta potensi risikonya.