Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, sejumlah negara tengah mengalami ledakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya berasal dari negara tetangga Indonesia.
"Dari hasil rapat terbatas tentang evaluasi PPKM, tadi dilaporkan kepada bapak Presiden (Jokowi) bahwa Covid-19 masih berlangsung di berbagai negara," ungkap Menko Airlangga dalam konferensi pers virtual Evaluasi PPKM di Jakarta, Senin (18/7).
Baca Juga
Airlangga merinci, kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai 134.000. Kemudian, Perancis melaporkan sebanyak 90 ribuan kasus Covid-19.
Advertisement
Disusul, India dengan mencatatkan 18 ribuan kasus Covid-19. Dan negara tetangga Singapura dengan 9.000 an kasus.
"Sementara Indonesia 3.240 kasus," imbuhnya.
Airlangga melanjutkan, penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia sendiri masih di dominasi oleh pulau Jawa dan Bali dengan merepresentasikan hampir 95 persen secara nasional.
"Sementara di luar Jawa-Bali itu kasus (Covid-19) relatif masih rendah dan landai, yang aktif masih di Sumatera Utara, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sumsel, dan Kalteng," imbuhnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Khususnya varian baru yang menurut sejumlah penelitian bersifat lebih mudah menular.
"Pemerintah terus mengantisipasi penyebaran sub varian baik varian Omicron BA.4 maupun BA.5," tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Airlangga: PPKM di Luar Jawa Bali Masih Level 1, Kecuali di Sorong Papua
Kordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali Airlangga Hartarto menyampaikan perkembangan wabah pandemi Covid-19 hasil evaluasi wilayah luar Jawa-Bali. Menurut paparannya, dipastikan Covid-19 masih berkembang dan ada peningkatan kasus yang tinggi di sejumlah negara.
Dari hasil ratas evaluasi PPKM pada siang hari ini, dilaporkan kepada bapak presiden bahwa Covid-19 masih berlangsugn di berbagai negara. beberapa negara mengalami peningkatan kasus cukup tinggi,” kata Airlangga di Istana Negara Jakarta, Senin (18/7/2022).
Airlangga merinci, angka peningkatan kasus di sejumlah negara dengan hitungan 7 days moving average, seperti di Amerika dengan jumlah 134 ribu kasus, Australia 40 ribu kasus, India 18 ribuan kasus, Prancis 90 ribuan kasus, Singapura 9 ribuan kasus.
"Indonesia 3.240 kasus dengan,” urai Airlangga.
Airlangga memastikan, pemerintah terus mengantisipasi penyebaran subvarian BA4 dan BA5. Menurut catatan Airlangga, penyebaran di tingkat transmisi komunitas mencapai angka 8/25 orang per 100 ribu orang. Artinya, sesuai dengan level WHO, Indonesia masih ada di level 1.
"Karena standarnya 20/100 ribu,” jelas Airlangga.
Oleh karena itu, Airlangga mengatakan, dari hasil evaluasi, seluruhnya di luar Jawa-Bali, maka PPKM masih tetap berada di level 1.
"Seperti yang telah kita putuskan sampai akhir bulan ini (level 1) dan di level 2 hanya di Sorong, Papua Barat,” Airlangga menutup.
Advertisement
Peningkatan Kasus Dalam Negeri
Sebelumnya, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Erna Mulati mengingatkan terkait peningkatan kasus Covid-19 yang sedang terjadi di beberapa daerah, terutama di Jawa dan Bali.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per 14 Juli 2022, kasus positif nasional meningkat 6 kali lipat jika dibandingkan Juni 2022. Angka positivity rate mingguan turut naik sebesar 5,12 persen, yang mana angka ini sudah melewati standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 5 persen.
Meskipun tidak tidak terjadi lonjakan, kondisi peningkatan kasus COVID-19 tetap harus diwaspadai, terutama jika menyerang kelompok lansia, anak dan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta.
”Walau sudah divaksin, tetap jaga-jaga untuk mencegah komplikasi. Protokol kesehatan tetap nomor satu dijalankan,” tegas Erna saat acara Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Pulihkan Pendidikan dengan Pembelajaran Tatap Muka, ditulis Senin (14/7/2022).
Di sekolah sendiri, penularan Corona perlu diantisipasi karena belum semua tenaga kependidikan divaksin dosis lengkap. Oleh sebab itu, pemberian vaksinasi kepada tenaga kependidikan sangat penting untuk mencegah terpaparnya COVID-19.
”Masih ada tenaga kependidikan belum memeroleh vaksinasi. Hal ini sangat memprihatinkan. Tentu orang tua akan lebih nyaman kalau cakupan vaksinasi di tempat anaknya bersekolah tinggi,” tutur Erna.