Sukses

Bank Jago-BFIN Kolaborasi, Digitalisasi Bisnis Multifinance Bakal Berkembang

Dibandingkan perbankan, industri multifinance termasuk yang tertinggal dalam transformasi digital.

Liputan6.com, Jakarta Pada pekan lalu, PT BFI FInance Tbk (BFIN) mengumumkan keterbukaan informasi. Intinya, bankir senior Jerry Ng menjadi salah satu ultimate benefecial owner (UBO) BFIN. Jerry Ng menjadi pemegang saham pengendali multifinance terbesar di Indonesia dari sisi kapitalisasi pasar itu melalui Trinugraha Capital & Co.

Pelaku pasar mengapresiasi perkembangan terbaru ini. Sebagai pemegang saham pengendali Bank Jago (ARTO), Jerry Ng telah melakukan banyak gebrakan di industri perbankan digital. Puncaknya ketika aplikasi Jago mampu terintegrasi dengan Gojek (GOTO), pemilik ekosistem terbesar dan terintegrasi di tanah air. Aplikasi Jago pun sukses menjadi trend setter dan inovasinya banyak ditiru aplikasi lain.

“Di saat bank digital lain mulai mewujudkan integrasi ekosistem seperti yang dilakukan Jago x Gojek, Jerry Ng justru menyiapkan gebrakan baru. Status dia sebagai salah satu pengendali BFIN tentu punya maksud dan tujuan tertentu. Kami melihat langkah kuda ini sangat positif dan bakal berdampak signifikan bagi Jago dan BFIN,” kata Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi, dikutip Senin (18/7/2022).

Tirta melanjutkan, tantangan terbesar bank digital adalah penyaluran kredit. Dari sinilah bank memperoleh pendapatan bunga dan kemudian membentuk bottom line yang tecermin pada neraca laba rugi (profit and loss).

“Pada konteks ini, Jago berpeluang meningkatkan penyaluran kredit ke ekosistem BFIN. Kolaborasi ini signifikan buat Jago, mengingat posisi BFIN sebagai multifinance kedua terbesar dari sisi aset,” katanya.

Dari sisi BFIN, kehadiran Jerry Ng diharapkan melahirkan sejumlah terobosan baru terutama dalam mendigitalisasi bisnis multifinance. Maklum, dibandingkan perbankan, industri multifinance termasuk yang tertinggal dalam transformasi digital. Sementara itu konsumen sudah sangat terbiasa dengan layanan keuangan berbasis aplikasi.

“Inilah yang disebut simbiosis mutualisme. Jago punya akses ke ekosistem multifinance, sedangkan BFIN bakal selangkan lebih maju dalam penerapan teknologi digital. Kami perkirakan Jerry Ng akan transfer knowledge di BFIN dengan kecepatan tinggi sehingga kolaborasi dengan Jago bisa cepat terealisasi,” kata Tirta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kepercayaan Investor

Tirta menambahkan kepercayaan investor terhadap Jerry Ng cukup tinggi karena memiliki track record dalam membuat perusahaan menjadi untung. Bahkan Bank Jago yang merupakan bank digital pertama di Indonesia, dihargai investor dengan valuasi yang cukup premium.

Lebih dalam lagi, Tirta mengungkapkan figur Jerry sangat mengenal bisnis multifinance. Ketika menjabat Wakil Direktur Utama di Danamon, Jerry melakukan strategi untuk mengakuisisi Adira Dinamika Multifinance (ADMF), yang kemudian menjadi multifinance terbesar di Indonesia dari sisi aset. Adira Finance juga menjadi salah satu penyumbang laba terbesar di Danamon selama bertahun-tahun.

“Prosesnya tentu akan beda, karena Bank Jago dibangun dari bank kecil, sementara BFIN sudah menjadi raksasa ketika memulai transformasi digital. Di sinilah sentuhan Jerry ditunggu oleh pasar,” ujarnya.

Dia menyoroti transformasi digital akan membuat BFI Finance beroperasi lebih efisien. Selain itu, BFI juga berpeluang untuk mengembangkan bisnis baru dalam pembiayaan digital.

Sebagai informasi, BFI Finance saat ini telah memiliki anak usaha yang bergerak dalam digital lending, yakni PT Finansial Integrasi Teknologi atau dikenal sebagai Pinjam Modal. Berdasarkan situs Pinjam Modal, tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman selama 90 hari (TKB 90) mencapai 99,62 persen, yang mencerminkan kualitas pembiayaan yang baik.

3 dari 3 halaman

BI Bakal Rilis Central Bank Digital Currency, Bank Jago Siap Promosikan

Bank Indonesia (BI) berencana menerbitkan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh beberapa bank sentral di negara lain.

Saat ini sebagian besar bank sentral tengah mencari regulasi yang cocok dan bisa diterapkan sehingga tidak mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan. Bank sentral beberapa negara pun tengah bekerja sama agar sistem yang dibuat bisa terintegrasi.

 Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar mengatakan, pihaknya akan mendukung regulator dalam merancang CBDC. Bahkan dia akan membantu untuk mempromosikan penggunaan CBD.

"Kami sebagai bank digital berada pada posisi yang sangat baik untuk memainkan peran penting sebagai financial intermediary atau CBDC, karena kami dapat membantu mempromosikan penggunaan CBD," tutur Kharim dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022: Digital Currency, Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7/2022).

Kharim menjelaskan para nasaba Bank Jago merupakan masyarakat yang berada di dalam ekosistem digita. Mereka memiliki pengetahuan tentang teknologi yang sangat tinggi. Literasi digital juga sangat tinggi sehingga tidak akan terlalu sulit untuk menyesuaikan diri dengan regulasi yang dihasilkan nanti.

"Mereka benar-benar sudah terbiasa menggunakan semua instrumen digital ini untuk pembayaran," katanya. 

Saat ini Bank Jago telah bekerja sama dengan banyak ekosistem digital di Indonesia. Dengan begitu dia meyakini penggunaan CBDC bisa meningkat.

"Kami telah bekerja sama dengan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Sehingga kita dapat memperkenalkan CBDC melalui itu," kata dia.