Sukses

Bukit Asam Pakai Kendaraan Listrik untuk Operasional Tambang

Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan dekarbonisasi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara bertahap beralih ke kendaraan berbasis listrik untuk opersional pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan dekarbonisasi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara bertahap beralih ke kendaraan berbasis listrik untuk opersional pertambangan.

"Upaya ini juga untuk mendukung target Net Zero Emission pada 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah. Sejalan dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail, Senin (18/7/2022).

Saat ini, PTBA telah menggunakan kendaraan listrik diantaranya 7 Shovel Electric dan 40 Haul Dump (HD) Hybrid untuk operasional pertambangan yang rata-rata mengurangi emisi sebesar 17 ribu tCO2e per tahun.

"Dari sisi biaya, kendaraan listrik juga lebih efisien dibanding kendaraan berbahan bakar minyak. Rata-rata Shovel Electric 30 persen lebih hemat. Sedangkan HD Hybrid 70 persen lebih hemat biaya operasional," Arsal menerangkan.

Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Di tahun ini, PTBA berencana mengoperasikan 15 bus listrik. Penggunaan Light Vehicle (LV) electric juga sedang dikaji.

Tak hanya penggunaan kendaraan listrik untuk operasional tambang, PTBA saat ini memiliki berbagai program lain untuk menekan emisi karbon. Antara lain:

- Mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco-Mechanized Mining (e-MM)

- Melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara

- Mengganti bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2 dari 3 halaman

Armada Dinas Kementerian Lembaga akan Pakai Kendaraan Listrik Kecuali Mobil Presiden, Kenapa?

Pemerintah berencana mengganti kendaraan dinas kementerian/lembaga (K/L) dengan kendaraan listrik. Langkah ini demi mendukung transisi energi di Indonesia.

Meski demikian, khusus kendaraan dinas kepala negara tetap menggunakan kendaraan konvensional. Ternyata hal ini karena ada sebabnya.

Enam+04:24Liputan6 Update: Indonesia Jadi Anggota FATF (Organisasi Anti Pencucian Uang Dunia) Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan saat ini belum kendaraan listrik anti peluru yang bisa digunakan untuk kepala negara.

Sehingga dalam uji coba penggunaan kendaraan listrik, Presiden dan Wakil Presiden akan tetap menggunakan kendaraan konvensional.

"Khusus buat mobil presiden dan wapres karena ini berkaitan dengan keselamatan, jadi belum ada mobil listrik yang anti peluru," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7).

Alasannya, untuk membuat mobil kendaraan listrik anti peluru butuh teknologi tingkat tinggi. "Itu butuh teknologi tinggi," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Peta Jalan

Moeldoko mengatakan Kementerian Perhubungan sekarang sedang membuat peta jalan penggunaan kendaraan listrik di lingkungan pemerintahan.

"Pemerintah buat roadmap lewat Kementerian Perhubungan bagaimana penggunaan mobil listrik di pemerintahan," katanya.

Saat ini uji coba tengah dilakukan di Kementerian Perhubungan. Mulai dari kendaraan dinas berupa mobil roda empat untuk pegawai dan pejabat hingga penggunaan bus listrik.

"Ini sudah di Kementerian Perhubungan, sementara ini masih rental, pejabat-pejabatnya pakai mobil listrik," kata dia.

Setelah itu akan dilanjutkan uji coba sejenis di kementerian/lembaga lainnya. "Nanti jadi pilot project di kementerian/lembaga lain," kata Moeldoko mengakhiri.