Sukses

Pentingnya Sistem Pembayaran Terintegrasi bagi Bisnis Lokal Go Global

Pembayaran terintegrasi merupakan salah satu pilihan solusi yang tidak hanya membantu memperkuat posisi bisnis di pasar, tapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan dan membuka sumber pendapatan baru.

Liputan6.com, Jakarta Semakin hari bisnis menghadapi tantangan yang semakin besar dalam menarik dan mempertahankan pelanggan. Hal ini menuntut mereka untuk terus mencari cara baru dalam menawarkan solusi yang berbeda dan lebih bermanfaat kepada pelanggan.

Pembayaran terintegrasi merupakan salah satu pilihan solusi yang tidak hanya membantu memperkuat posisi bisnis di pasar, tapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan dan membuka sumber pendapatan baru.

Menurut hasil riset yang melibatkan perusahaan peranti lunak terkemuka di Asia Pasifik, sebanyak 28 persen menawarkan jasa pembayaran, dan sebanyak 73 persen dari bisnis berskala kecil memiliki metode penerimaan pembayaran yang terintegrasi dengan satu atau lebih peranti lunakmereka.

Kebutuhan perusahaan berskala kecil dan menengah (UKM) terhadap platform peranti lunak B2B (business to business) yang menyediakan pembayaran terintegrasi terus meningkat. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan peranti lunak yang memahami dan menawarkan jasa tersebut di Asia Pasifik.

Menurut riset internal Stripe tentang fintech dan masa depan peranti lunak di Asia Pasifik, bisnis kecil di Asia Pasifik memprioritaskan efisiensi dalam mengembangkan dan menjalankan usaha mereka.

"Sebanyak 60 persen bisnis kecil di wilayah tersebut menyatakan bahwa prioritas utama mereka adalah menumbuhkan jumlah pelanggan," dikutip dari keterangan tertulis Stripe, Senin (18/7/2022).

Hal lainnya yang menjadi fokus mereka adalah menurunkan biaya (50 persen) dan merampingkan usaha (41 persen). Sebagian besar bisnis kecil di Asia Pasifik menjalankan operasional mereka menggunakan beberapa solusi SaaS.

Mereka lebih condong memilih memakai solusi peranti lunak sesedikit mungkin, bahkan meski harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.

Menurut riset yang sama, mayoritas bisnis di Asia Pasifik (64 persen) memanfaatkan lebih dari empat peranti lunak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 persen memilih untuk bekerja sama dengan satu vendor saja, atau menggabungkan beberapa vendor terpercaya.

Menariknya, 55 persen bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan solusi menyeluruh dari vendor tunggal yang dapat memenuhi semua kebutuhan bisnis mereka.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Lanskap Pembayaran di Indonesia dan Asia Pasifik

Ekonomi digital di Asia Pasifik diestimasi akan mencapai lebih dari 5 triliun dollar AS pada 2025. Nilai ini lebih besar dari gabungan ekonomi digital seluruh dunia di luar wilayah tersebut.

Disebagian besar negara Asia Pasifik, metode pembayaran terpopuler adalah transfer bank–bukankartu kredit atau debit, ataupun dompet digital. Transfer bank masih sangat diandalkan di berbagai wilayah Asia Pasifik.

Salah satu sesi yangmembahas tentang kekuatan global dari pembayaran lokal, yang digelar secara virtual sebagairangkaian dari konferensi Stripe Sessions 2022 pada Mei lalu, mengungkap bahwa pembayaran melalui transfer bank menyumbang sebanyak 66 persen dari seluruh pembayaran B2B di Jepang.

Bahkan di Indonesia, yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, banyak pembelian B2C (business to consumer) masih menggunakan transfer bank, atau sekitar 50 persen dari total volume pembayaran.

Di Indonesia, tren penggunaan dompet digital terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir, khususnya selama pandemi COVID-19.

Per Februari 2020, lebih dari 40 platform dompet digital telah memperoleh lisensi resmi dari regulator pemerintah Indonesia. Antara 2017 dan 2018,jumlah konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta menjadi 102 juta, atau hampir setengahdari total populasi penduduk.

Didukung tumbuhnya konsumen digital, nilai transaksi belanjaonline diestimasi akan meningkat hingga 3,7 kali, dari USD 13,1 miliar menjadi USD 48,3 miliar pada 2025.

Berbagai data ini merefleksikan meningkatnya tren pemanfaatan pembayaran digital dan beragamnya lanskap pembayaran di pasar Asia Pasifik.

Terlihat pula besarnya peran infrastrukturpembayaran digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan Asia Pasifik.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Pengalaman Pembayaran Secara Lokal

Bagi bisnis yang bercita-cita menembus pasar global, baik itu perusahaan peranti lunak,marketplace, ataupun platform bisnis lainnya, implementasi solusi pembayaran yang andal danterintegrasi merupakan salah satu kunci memperluas pasar dan menciptakan sumberpendapatan baru, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sayangnya, lanskap pembayaran yang kompleks menyulitkan bisnis yang terus dituntut untukmenyediakan pengalaman pembayaran yang cepat, mulus dan aman bagi pelanggan mereka.

Proses menambahkan satu saja pilihan pembayaran bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan,yang diantaranya meliputi proses integrasi sistem, entitas, rekening bank dan mata uang.

“Cepatnya perubahan situasi operasional bisnis menjadi alasan utama pengguna beralih ke Stripe. Di tengah semakin rumitnya pembayaran online, Stripe membantu bisnis beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi,” kata Patrick Collison, CEO dan Co-founder Stripe.

 

 

4 dari 4 halaman

Permudah Pengguna

Sementara itu, Technical Program Manager untuk Global Payment Methods di Stripe, Sabra Meretab menyatakan pihaknya terus berusaha memudahkan pengguna dalam menghadirkan pengalaman pembayaran secara lokal di Stripe, termasuk membantu bisnis mengidentifikasi metode pembayaran yangrelevan.

"Menggunakan fitur-fitur Stripe seperti checkouts, payment elements, payment links, daninvoicing, bisnis dapat menawarkan pengalaman pembayaran secara lokal bagi pembeli dibelahan dunia manapun dalam hitungan menit,” tutur dia.

Stripe merekomendasikan metode pembayaran yang relevan berdasarkan jenis bisnis dan aktivitas transaksi pengguna, dan mereka dapat mengaksesnya secara langsung di dashboard.

Bagi sebagian besar merchant dan bisnis, tidak ada proses onboarding tambahan di luar itu. Dan untuk setiap bisnis, tidak ada integrasi terpisah, troubleshooting teknis tambahan, ataupunpersyaratan kode ad hoc untuk mengelola dan mengoptimalkan metode pembayaran baru.

“Tujuan kami adalah menumbuhkan Produk Domestik Bruto (PDB) internet untuk mendukungperkembangan ekonomi kita. Kami bekerja dalam menyusun roadmap kami denganmendengarkan masukan dari semua mitra dan pengguna kami. Seiring dengan terusberkembangnya fungsionalitas kami, kami melihat peningkatan yang signifikan dari volume bisnisyang mengadopsi Stripe. Tahun lalu, rata-rata 1.400 perusahaan baru, termasuk 100 perusahaannirlaba, bergabung dengan Stripe setiap harinya,” tutup Patrick.