Liputan6.com, Jakarta Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menegaskan pandangannya kalau Indonesia saat ini tengah darurat keselamatan. Menyusul kecelakaan truk tangki BBM di Cibubur, kemarin.
Djoko menyebut, maraknya kejadian seperti kecelakaan Cibubur ini perlu dianggap serius oleh pemerintah. Ia pun meminta adanya badan atau unit khusus yang berbicara soal keselamatan di jalanan.
"Negara harus mengambil keputusan, saat ini sudah darurat keselamatan. Kita sudah tertinggal dari negara lain," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (19/7/2022).
Advertisement
Unit yang dimaksudnya adalah Direktorat Keselamatan Transportasi Darat yang diakuinya dahulu pernah adai di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
"Melihat angka kecelakaan yang makin tinggi, perlu dibentuk lagi Direktorat ini, meskipun ada batasan jumlah direktorat dalam satu Ditjen," kata dia.
Sementara, menyoal kasus kecelakaan di Cibubur, ia menyebut perlu menunggu hasil dari pendalaman yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Baru, nantinya bisa ditentukan titik kelirunya ada dimana.
Djoko melihat, setidaknya ada 4 poin yang menjadi perhatian dalam investigasi nantinya. Yakni, menyoal sarana, prasarana, lingkungan, dan kesalahan manusia.
Untuk faktor lingkungan, nantinya ada mengacu pada kondisi cuaca. Misalnya terkait pengaruh hujan, panas, atau angin yang terlalu kencang.
Lalu, dari sisi sarananya akan melihat kelayakan truk tersebut untuk digunakan untuk perjalanan. Prasarana berkaitan dengan kondisi jalan dan berbagai hal pendukungnya termasui lampu lalulintas.
"Dan soal faktor manusia, ini juga bukan cuma pengemudinya saja, padahal bisa juga dari sisi manajemennya, bagaimana mengelola angkutan barang," katanya.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Urgensi
Lebih lanjut, Djoko kembali menegaskan saat ini sudah menjadi urgensi untuk hadirnya badan atau instansi yang serius berbicara keselamatan transportasi. Ia meyakini, hal itu bisa efektif menekan angka kecelakaan di Indonesia.
"Kecelakaan kita itu, setiap 1 jam ada 3 orang meninggal (karena kecelakaan), sementara untuk covid-19, setiap 1 hari itu meninggal 3 orang. Tapi tentunya ini jadi perhatian pemerintah, kalau kecelakaan bukan persoalan negara, ini terulang lagi terus menerus," kata dia.
"Negara harus hadir, disini bukan peran kepolisian aja, presiden harus turun tangan, kalau kecelakaan kita mau menurun. Contohnya pandemi, pandemi ini kan negara punya keputusan politik. Sama halnya juga dengan kecelakaan kita yang luar biasa," urainya.
Â
Advertisement
Punya Anggaran
Dengan adanya institusi yang jelas, kata dia, perhatian terhadap keselamatan juga akan meningkat. Tentu didorong dengan kampanye keselamatan.
"Kalau ada institusi kan ada anggaran, kita bisa lakukan setiap hari kampanye keselamatan, sampai setahun aja ada jubir masalah keselamatan, saya yakin akan menurun tingkat kecelakaan," katanya.
Ia berharap, kejadian yang ada di cibubur agar tak terulang kembali. Apalagi jika harus mengorbankan penyebab karena kesalahan sopir. Ia memandang kasus ini perlu dikaji secara menyeluruh.
"Jangan terulang lagi lah, karena akan takut nanti di jalan lain itu ya, yang jelas ini harus tuntas jangan supir lagi jadi tumbal, supirnya disalahkan, nanti malah gak ada yang mau jadi sopir, negara juga yang rugi," tukasnya.
Â
Korban Ditanggung Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menegaskan pihaknya siap bertanggung jawab terhadap seluruh biaya perawatan korban luka, serta pemberian santunan bagi korban jiwa kecelakaan mobil tangki di Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (18/7/2022).
"Kami terus berupaya maksimal dalam mengawal proses penanganan korban. Pertamina Patra Niaga akan bertanggung jawab penuh," kata Alfian dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (19/7/2022).
"Sekali lagi kami sampaikan permohonan maaf atas kejadian ini, serta turut berduka cita yang mendalam kepada korban dan keluarga korban," sambung pernyataan Alfian.
Alfian sendiri hadir secara langsung menemui keluarga korban di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur sekitar pukul 20.00 WIB, serta korban luka yang tengah di rawat di RS Permata Cibubur, sekitar pukul 21.30 WIB.
Sementara itu, Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan dalam keterangannya menjelaskan bahwa terdapat 10 korban jiwa yang tengah diidentifikasi, dan 5 korban luka-luka.
Saat ini, 9 korban jiwa sudah berada di RS Polri Kramat Jati, dan 1 korban jiwa berada di RS Permata Cibubur. Sedangkan, 5 korban luka tengah ditangani untuk pengobatan di RS Permata Cibubur.
Adapun penyebab kecelakaan masih dalam tahap investigasi. Bekerja sama dengan aparat kepolisian, Pertamina Patra Niaga terus berupaya maksimal dalam melakukan prosedur pengamanan dan pemindahan di lokasi kejadian.
"Saat ini untuk mobil tangki BBM di lokasi kejadian tengah dilakukan pendinginan untuk mencegah munculnya percikan api, dan memastikan lokasi dalam kondisi aman," ujar Alfian.
"Alat berat sudah berada di lokasi, dan kami akan segera melakukan prosedur pengamanan dan pemindahan mobil tangki di lokasi kejadian. Kami mohon doanya agar proses penanganan korban maupun penanganan di lokasi kejadian dapat berjalan dengan baik malam ini," Alfian menandaskan.
Advertisement