Liputan6.com, Jakarta Dalam meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan pemerintah daerah Bali dan Nusa Tenggara dan sekitarnya menuju Indonesia #makincakapdigital.
Kominfo berkolaborasi dengan siberkreasi, Maka dari Kementerian Komunikasi dan informasi (Kominfo) mengadakan webinar pada tanggal 18 juli 2022 dengan tema Welcoming Gen-Alpha: Chance and Challenge in Digital Era.
Baca Juga
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang dan profesi, yakni Kepala MTsN 3 Mataram Marzuki, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Lombok Wire Bagye dan Pengurus Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Hartin Nur Khusnia.
Advertisement
Generasi Alpha adalah generasi yang paling diberkahi dan diberdayakan secara materi yang telah dibentuk di era individualisasi dan kustomisasi di mana mereka bisa mencetak nama mereka ke dalam alur cerita buku, disulam ke baju mereka atau ditaruh di toples Nutella.
Sementara Generasi Alpha belum mencapai usia remaja, mereka memiliki pengaruh merek dan daya beli di luar usia mereka, terlibat dengan merek, mainan, dan produk yang berbicara tentang kebutuhan masa depan generasi ini.
“Pandemi Covid 19 juga mendorong budaya perubahan termasuk dalam dunia digital. Dari asalnya offline menjadi online, dan banyak hal lainnya. Media sosial sebagai budaya baru berkomunikasi untuk media komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi, dll. Jadikanlah teknologi sebagai sahabat yang memberikan banyak manfaat," tutur Marzuki.
"Orang tua dapat pula memberi tahu apa yang baik dan yang tidak untuk diakses, jadi tidak harus takut dalam memperkenalkan dunia internet keapada anak," tambahnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Generasi Alpha
Wire Bagye menyatakan, Generasi alpha adalah generasi yang sangat dekat dengan perangkat digital.
"Banyak hal yang bisa membuat kita semakin cakap digital selama kita menggunakan perangkatnya dengan bijak. Kemajuan digital mempengaruhi pola hidup manusia dalam segala aspek, maka dari itu gunakan dan manfaatkan teknologi digital dalam rangka menebar manfaat positif.” Jelas bapak wire bagye
Sementara itu kondisi komunikasi melalui ruang digital memiliki kekhasan tersendiri yang jelas dan berbeda satu sama laim. Budaya yang dibentuk oleh digitalisasi berbeda dari pendahulunya.
“Interaksi di dunia digital didasari dengan kesadaran yaitu adalah bahwa yang kita ajak berinteraksi tersebut dengan sesama manusia. Tentu ada etika yang harus dijaga agar terjadi komunikasi yang baik dan sehat. Netiket atau network etiket adalah etika dalam berkomunikasi dan berjejaring sosial harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal buruk dalam interaksi di ruang digital, antara lain: cyberbullying, doxing, ujaran kebencian, dan harrasment," jelas Hartin Nur Khusnia.
Advertisement
Pelatihan Literasi Digital Akan Diberikan kepada 5,5 Juta Masyarakat di Tahun 2022
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 Program #MakinCakapDigital akan memberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar,” kata Johnny G Plate.
Berdasarkan survei Hootsuit tahun 2021, pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta dengan pengguna aktif sosial media sebesar 170 juta pengguna, di mana data ini mengalami pertumbuhan yang massif sebesar 15,590 dari tahun 2020.
Pertumbuhan massif ini membuka ruang untuk meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi serta internet, misalnya pencurian data, peretasan, penyebaran hoaks, dan sebagainya.
Atas dasar tersebut literasi digital sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam kegiatan edukasi tentang kecakapan literasi digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.
Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
Survey nasional oleh Kemenkominfo bersama Kata Data pada tahun 2021 menunjukkan indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level Sedang dengan skor 3.49. Hal ini merupakan suatu peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi serupa di tahun 2020 yang menunjukkan skor 3,46.
Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level Baik dan memenuhi target sebanyak 5,5 juta orang mendapatkan literasi digital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat melalui program 'Indonesia Makin Cakap Digital 2022'.
Program ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk webinar (seminar dan diskusi secara online), talkshow dalam format hybrid toffline dan online), serta special event penunjang kegiatan literasi digital.
Implementasi kegiatan dari program tersebut dibagi menjadi 2 (dua) segmen, yaitu untuk segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat / komunitas: yang tersebar di 9 (sembilan) wilayah yang ditentukan berdasarkan jumlah proporsional penggunaan internet di Indonesia.
Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk.
Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif.
Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.