Sukses

Umumkan Pensiun, Melihat Perjalanan Karier Ikon Figur Skating Jepang Yuzuru Hanyu

Intip profil atlet skating pria ternama asal Jepang, Yuzuru Hanyu, yang mengumumkan akan pensiun dari kompetisi.

Liputan6.com, Jakarta - Atlet skating pria ternama asal Jepang, Yuzuru Hanyu, mengumumkan akan pensiun dari kompetisi. Hanyu, yang dikenal sebagai salah satu skater pria terhebat sepanjang masa, mengumumkan pensiun dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, dilansir dari Japan Times, Rabu (20/7/2022).

Skater berusia 27 tahun itu mengungkapkan keputusannya untuk tidak lagi berkompetisi, tetapi terus bermain ice skating di pameran, mengakhiri spekulasi berbulan-bulan tentang apakah ia akan mengikuti musim Grand Prix ISU mendatang dan memulai pencarian potensi. 

"Saya diberkati memiliki begitu banyak orang yang mendukung dan mengenali saya," ujar Hanyu dalam pengumuman itu. 

"Sekarang, daripada hanya di kompetisi, saya berharap akan ada lebih banyak kesempatan untuk memamerkan skating saya, dan saya tak sabar untuk menciptakan peluang itu," ungkapnya.

Setelah pensiun berkompetisi, atlet skating Yuzuru Hanyu yang juga dikenal sebagai "Pangeran Es" itu bertekad untuk melanjutkan usahanya untuk mendaratkan quadruple axel di depan penonton.

"Yang saya inginkan adalah tetap menjadi seseorang yang terus bekerja keras menuju impian dan tujuan," tutur Yuzuru Hanyu, dikutip dari BBC. 

"Pertunjukan es cenderung dianggap sebagai sesuatu yang elegan dan menyenangkan, tetapi saya ingin tetap menjadi seorang atlet... Saya ingin orang-orang melihat saat saya terus berjuang," pungkasnya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Yuzuru Hanyu dirundung masalah ligamen pergelangan kaki, yang membatasi kemampuannya untuk bersaing di panggung terbesar dunia.

Dia sempat jatuh dua kali saat mencoba quadruple axel di Beijing.

"Rasanya kali ini semuanya salah," ungkapnya pada saat itu.

Status Yuzuru Hanyu sebagai ikon nasional di Jepang diperkuat ketika, pada tahun 2018, dia menjadi penerima termuda People's Honor Award yang bergengsi di negara tersebut.

2 dari 3 halaman

Sepak Terjang Yuzuru Hanyu di Dunia Skating

Adapun nama Yuzuru Hanyu yang juga memasuki daftar 30 Under 30 - Asia - Entertainment  Sports versi Forbes tahun 2018.

Melansir Japan Times, Yuzuru Hanyu lahir di Sendai, Jepang pada 7 Desember 1994. Dia mulai bermain skating pada usia 4 tahun dan melakukan debut internasional juniornya pada tahun 2008. 

Di tahun itu juga, Yuzuru Hanyu memenangkan Kejuaraan Junior Jepang pada usia 13 tahun, kemudian lolos ke Kejuaraan Dunia Junior 2009.

Dia memasuki debut internasional senior di musim 2010-11, meraih perunggu pada debut kejuaraan dunianya pada Maret 2012. S

Segera setelah itu, Yuzuru Hanyu bergabung dengan pelatih legendaris asal Kanada Brian Orser, dan memindahkan basis pelatihannya ke Toronto — meskipun tidak pernah lupa akar Prefektur Miyagi-nya, berpartisipasi dalam acara amal dan inisiatif lain untuk mendukung wilayah tersebut setelah Gempa Besar melanda Jepang Timur pada tahun 2011.

Era dominasi kompetitif Yuzuru Hanyu termasuk empat medali emas Grand Prix Final antara tahun 2013 dan 2016, serta dua gelar kejuaraan dunia pada tahun 2014 dan 2017.

Namun penampilan Olimpiadenya, yang pertama berlangsung di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia, mengubahnya menjadi ikon global.

Di sana, Yuzuru Hanyu menjadi skater pria pertama yang menembus batas 100 poin dalam short program dengan skor 101,45, sebelum mengalahkan Patrick Chan dari Kanada di free skating untuk menjadi peraih medali emas pertama Jepang di segmen pria.

3 dari 3 halaman

Komunitas Penggemar Yuzuru Hanyu

Jutaan penggemar Yuzuru Hanyu di seluruh dunia, dikenal sebagai Fanyus.

Nama ini terinspirasi dari dedikasi mereka yang luar biasa terhadap sang atlet skating dan sering terlihat membanjiri platform media sosial seperti Twitter dan Tumblr dengan postingan yang mendukungnya selama musim kompetisi.

Tak hanya olahraga, fanbase Yuzuru Hanyu juga berhasil menarik penggemar dari budaya pop, yang kerap dibandingkan dengan megabintang K-pop BTS.

"Hal yang membedakannya dari skater lain adalah keterampilannya, tetapi (juga) dalam hal  budaya populer — fakta bahwa ia bermain dengan budaya populer dalam penampilannya, dan (bahwa) rutinitasnya cenderung sangat bergaya," kata pakar studi fandom Lori Morimoto kepada The Japan Times pada Januari 2022.

"Dia sangat cantik dalam rutinitasnya, kostumnya sangat cantik … dia memainkan dengan cara cantik, dia tidak memiliki masalah pergi ke mana saja dengan cara yang menurut saya dihindari oleh banyak atlet skating," ungkap Morimoto saat itu.