Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir pada perdagangan hari Rabu karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) stabil di tengah ekspektasi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga 100 basis poin pada pekan depan.
Dikutip dari CNBC, Kamis (21/7/2022), harga emas di pasar spot turun 0,96 persen menjadi USD 1.694,59 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS turun 1,06 persen menjadi USD 1.692,5
Baca Juga
"Harga emas diperdagangkan dengan ketat. Pembicara Fed telah mendorong kembali gagasan kenaikan suku bunga acuan 100 bps, tetapi emas masih belum berhasil reli karena masih ada pedagang yang menggunakan kesempatan untuk menjual sebelum harga jatuh lebih lanjut, ”kata ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali.
Advertisement
Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak membayar bunga. Sementara nilai tukar dolar naik tipis, membatasi daya tarik emas di antara pembeli luar negeri.
Harga emas memiliki awal yang sedikit positif pada pekan ini karena ekspektasi pasar dari kenaikan suku bunga The Fed meredup. Namun, akhir-akhir ini logam mulia gagal menarik banyak aliran safe-haven karena investor memilih dolar.
“Konflik di Ukraina mengkatalisasi sejumlah besar arus masuk ke ETF emas di awal tahun, tetapi relevansinya telah memudar. Rezim bank sentral yang hawkish mengurangi selera untuk pembelian emas, ”kata Ghali.
Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa dijadwalkan bertemu pada hari Kamis. Sementara itu, inflasi Inggris pada bulan Juni melonjak ke puncak 40 tahun, memperkuat peluang kenaikan suku bunga Bank of England setengah poin bulan depan.
“Tampaknya pada saat ini posisi yang menarik bagi para pedagang emas adalah memposisikan diri mereka untuk pemulihan karena USD 1.650 hingga USD 1.700 tampaknya menjadi dasar jangka menengah yang baik,” kata David Jones, Kepala Strategi Pasar di Capital.com
Di tempat lain, harga perak turun 0,45 persen menjadi USD 18,65 per ounce, sementara platinum turun 2 persen menjadi USD 856,97. Sedangkan harga Palladium turun 0,68 persen menjadi USD 1.863,2.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Emas Naik Tipis, Menanti Sentimen Jelang Pertemuan The Fed
Kemarin, harga emas lebih mahal pada hari Selasa, dibantu oleh melemahnya dolar AS karena investor bersiap untuk isyarat pada laju kenaikan suku bunga dari bank sentral utama bulan ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (20/7//2022), harge emas di pasar spot naik 0,17 pada USD 1.711,89 per ounce. Emas berjangka AS tidak berubah pada USD 1.710.2.
Indeks dolar turun 0,7 persen, membuat emas batangan lebih murah untuk pembeli luar negeri.
"Kemunduran dolar mengurangi beberapa tekanan yang telah kita lihat di seluruh kompleks komoditas dan emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
“Ketika bank sentral global di seluruh dunia mulai menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi. Kami melihat hambatan untuk emas tanpa bunga karena investor memilih kelas aset lain, dan ini adalah logika yang menekan emas akhir-akhir ini," tambahnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, emas belum mampu memenuhi status safe-haven meskipun ada kekhawatiran resesi. Bullion telah turun lebih dari USD 350 dari level USD 2.000 per ounce pada awal Maret, karena rencana kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve AS dan reli dolar baru-baru ini.
Advertisement
Pertemuan The Fed
The Fed dijadwalkan bertemu pada 26-27 Juli, ketika diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.
Sementara itu, pembuat kebijakan ECB akan membahas apakah akan menaikkan suku bunga sebesar 25 atau 50 poin pada pertemuan mereka pada hari Kamis untuk menjinakkan rekor inflasi yang tinggi, dua sumber yang mengetahui langsung diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters.
“Perak diuntungkan dari terus meningkatnya minat China terhadap logam putih. Namun, laporan bahwa bank-bank besar China akan menangguhkan investor dari mengambil posisi baru dalam emas dan perak pada Agustus mengaburkan prospek sinyal ini,” kata TD Securities dalam sebuah catatan.