Liputan6.com, Jakarta ALAMI, sebuah perusahaan teknologi finansial (fintek) syariah yang sudah memiliki lebih dari 100 ribu pengguna ini menutup semester I/2022 dengan positif. Hal ini didukung dengan capaian akumulasi penyaluran pembiayaan yakni sebesar Rp3 triliun.
“Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ALAMI berhasil mencetak rekor akumulasi penyaluran pembiayaan senilai Rp 3 triliun,” ungkap CEO ALAMI Group Dima Djani.
Kinerja cemerlang tersebut tidak terlepas dari dukungan para funder dan beneficiary, serta pemangku kepentingan lainnya termasuk OJK, KNEKS, berbagai asosiasi, seperti AFPI, Aftech, AFSI, dan HIPMI, serta berbagai komunitas Islami, dan pemuka agama.
Advertisement
“Dengan pembiayaan tersebut, bukan hanya kami dapat membantu ribuan UMKM untuk terus memajukan usahanya, tetapi juga membantu masyarakat mendapatkan imbal hasil yang atraktif dari pendanaan jangka pendek yang berkualitas,” kata Dima.
Tumbuh Signifikan
Rekam jejak ALAMI dalam menyalurkan pembiayaan terbilang mengalami pertumbuhan yang signifikan.
“ALAMI memperoleh akumulasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp1 triliun pertama setelah hampir dua tahun didirikan. Kemudian, penyaluran pembiayaan Rp1 triliun berikutnya diperoleh dalam jangka waktu 6 bulan, dan Rp1 triliun berikutnya diperoleh hanya dalam waktu 3 bulan hingga akhirnya mencapai akumulasi Rp3 triliun pada Juni 2022,” tutur Dima.
Capaian tersebut tak lepas dari meningkatnya awareness dan kepercayaan masyarakat akan solusi permodalan UMKM berbasis syariah yang ditawarkan oleh ALAMI, sehingga turut membawa ALAMI semakin dikenal dan dipercaya oleh para pendana maupun para UMKM sebagai penerima pendanaan.
Fokus Pembiayaan
ALAMI berfokus pada pembiayaan produktif kepada industri halal, juga usaha-usaha yang memiliki keseriusan mendukung keberlanjutan (sustainability). Hal ini sebagai perwujudan visi ALAMI untuk menciptakan dampak positif baik sosial, ekosistem lingkungan hidup, dan ekonomi seluas-luasnya bagi masyarakat melalui layanan keuangan digital secara syariah.
“Penerapan prinsip syariah yang menjunjung nilai etika, tata kelola yang baik, dan keadilan di ALAMI mampu memberikan dampak positif dan membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata,” lanjut Dima.
Sebagai informasi, komposisi pembiayaan yang disalurkan oleh ALAMI mayoritas disokong oleh sektor industri telekomunikasi (15,75%), perikanan, pertanian dan peternakan (14,98%), kuliner halal (14,02%), energi (14%), konstruksi dan teknik (8,63%), dan kesehatan (7,76%).
Dampak Positif Pembiayaan
Dampak langsung dari penyaluran pembiayaan ALAMI salah satunya dapat dilihat dari fakta bahwa sektor-sektor utama seperti perikanan, peternakan, dan pertanian menikmati langsung fasilitas pembiayaan yang disediakan.
“Kami mencermati adanya peningkatan porsi penyaluran pembiayaan pada pilar sektor pangan khususnya perikanan, peternakan dan pertanian yaitu mencapai Rp442,84 miliar atau 14,98% dari total penyaluran keseluruhan. Bila dikonversi ke dalam angka penciptaan lapangan kerja, diperkirakan pembiayaan tersebut berhasil membuka hampir 15.000 lapangan kerja informal,” jelasnya.
Dari sisi industri kesehatan, penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp229,40 miliar atau 7,76% dari total penyaluran keseluruhan turut memberikan manfaat secara tidak langsung kepada lebih dari 12.500 ibu hamil di desa terpencil atau sebanyak 3% dari jumlah ibu hamil di Indonesia per tahun. Penyaluran pembiayaan tersebut bertujuan agar masyarakat memperoleh layanan dari perangkat USG melalui lembaga kesehatan.
“Ke depannya, kami akan terus melakukan perbaikan produk yang berkelanjutan, mendorong berbagai inovasi dengan teknologi yang membuat dobrakan baru untuk meningkatkan kinerja layanan perusahaan kami, termasuk memperkenalkan layanan tabungan Hijra Bank yang mudah diakses dan digunakan,” jelas Dima
ALAMI juga akan terus mendorong prinsip-prinsip sustainability sehingga makin banyak UMKM dan masyarakat luas dapat menerima manfaat dari kehadiran ALAMI di Indonesia.
“Upaya ALAMI ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan perekonomian membaik dan lebih resilient dalam transisi pasca pandemi,” tutup Dima.
(*)
Advertisement